Setelah semuanya disiapkan, mereka makan bersama ditemani lauk pauk yang menggugah selera. Baru beberapa suap, tiba-tiba rasa mual menyerangnya dan menghentikannya memakan nasi.
Um!
“Kamu kenapa? Gak lanjut makan?” Tanya Yusuf.
“Emmmm, gak deh, a-aku ke kamar kecil dulu.” Jawab Hana bergegas pergi.
“Hana kenapa, ya?” gumam Yusuf.
Di ruangan kecil itu, dia termenung menatap cermin yang memantulkan wajahnya. Semakin terdiam semakin terasa rasa mual dan pusing dan hampir membuatnya pingsan.
Hoek!
“Gue sakit apa sih? Masuk angin? Perasaan kemarin-kemarin pusingnya gak gini-gini amat, lah sekarang makin pusing?” Keluhnya yang masih menatap cermin. Sesaat dia mengingat sesuatu dan membuatnya terdiam kaku.
“Bentar, ini pusing plus mual karena gue sakit atau … Jangan-jangan gua–” Ucapannya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu tersebut. Dengan cepat ia merapikan keadaannya dan membuka pintunya.
“Non Hana gak apa-apa? Soalnya Bibi khawatir, Non lama pisan di toilet.” Ucap Bibinya dengan wajah gelisah.
“Gak apa-apa kok, Yusuf mana?”
“Den Yusuf pergi Non, ke masjid.” Jawab Bi Tini.
Malam hari tepatnya di dalam masjid yang tidak begitu megah, terdapat seorang laki-laki yang tengah mengaji. Suaranya yang syahdu membuat orang terkesima dan enggan untuk pulang.
“Yusuf?” Seseorang memanggilnya dari belakang.
Setelah menutup Al-qur'an nya, dia pun menoleh dan melihat Alex temannya.
“Eh Alex? Ke sini juga?”
“Iya, gua ada urusan di sini.” Jawabnya.
Seusai salat, Yusuf pulang ke rumahnya. Langkahnya terhenti di sebuah gerbang besar, Security di sana langsung membukakan gerbang dan mempersilakannya masuk.
“Malam tuan muda.” Ucap Pak Izul Security rumah.
“Panggil saja saya Yusuf, Pak. Saya gak enak dipanggil tuan muda.” Jawab Yusuf tertawa kecil.
“Hehehe ya udah,”
“Pak Izul udah salat?” Tanya laki-laki itu.
“Belum,”
“Sebaiknya Pak Izul salat, Sesibuk-sibuknya seseorang bekerja jangan lupakan kewajibannya untuk menunaikan ibadah. Saya masuk dulu, Assalamualaikum.” Dengan senyuman ia pergi.
“MashaAllah, beruntungnya Non Hana dapat suami seperti Yusuf, udah ganteng, Sholeh, semoga langgeng sampai maut memisahkan.” Batin Pak Izul.
Di ruangan yang sunyi, seorang laki-laki tengah mempersiapkan pekerjaannya. Ada perasaan gelisah muncul di hatinya, karena pertama kalinya ia bekerja di kantor.
Bismillah, semoga aku bisa!
Pintu terbuka, Hana berjalan masuk sembari tangannya memegang sesuatu.
“Ini tehnya, a-aku ke kamar mandi dulu.” Ucap Hana bergegas pergi.
“Tunggu!” langkahnya terhenti.
“Apa yang kau sembunyikan di tanganmu?” Seketika wajah Hana berubah dan hanya bisa tersenyum lalu pergi.
Dia kenapa, ya?
Dia pun kembali ke pekerjaannya, tidak lama kemudian suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi. Takut terjadi hal buruk, ia segera berlari ke depan pintu kamar mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/285538289-288-k927795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YUSHAN [OPEN PRE-ORDER]
Romantiek[Open Pre-Order] Hidup sebagai mahasiswa sekaligus santri tak membuat Yusuf putus asa apalagi dirinya yang hanya seorang anak pungut yang di rawat oleh ibu angkatnya. Impian dan cita-citanya sempat terhambat karena ia harus menuruti permintaan ayah...