Mas Gagal

19.6K 1.2K 4
                                    

Dua hari berlalu namun Devan belum bisa menemukan jejak Devanka, begitu pun dengan anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari berlalu namun Devan belum bisa menemukan jejak Devanka, begitu pun dengan anak buahnya. Marsel, pria licik itu seolah ditelan bumi. Tidak ada satu pun jejak yang ditinggalkan Marsel, pantas saja Renata selalu memperingatkannya jika Marsel terkenal licik dan manipulatif sejak dulu.

Ngomong-ngomong soal Renata, sesuai dugaan Devan sebelumnya. Dua hari ini emosi Renata tidak stabil, terkadang dia lepas kontrol hingga dokter harus menyuntikkan obat penenang dosis tinggi pada tubuh istrinya.

Nafsu makan Renata juga berkurang drastis, tapi beruntung Devan masih bisa membujuknya meski hanya 5 suap nasi. Para keluarga juga berbondong-bondong mengecek kondisi Renata, hingga menanyakan perkembangan kasus Devanka.

"Cepat sembuh sayang," bisik Devan, tangannya yang gemetar masih asik mengusap pipi lembut Renata sejak satu jam lalu.

Mata bengkak dengan lingkaran hitam, berbanding terbalik dengan wajah pucat yang tak lepas dari pengamatan Devan. Bahkan Renata yang terkenal rajin, berubah seperti orang yang tidak bisa mengurus diri dengan rambut acak-acakan.

"Kamu sumber kekuatan mas, jadi kamu harus cepat sembuh. Hm?"

Pandangan Devan perlahan mengabur, tertutup kristal hangat yang siap meleleh jika si empunya berkedip.

"Kalo kamu sakit kaya gini, mas harus gimana?"

"Mas nggak tau harus bagaimana, sayang."

"Kamu kan tau mas nggak peka, mas nggak bisa di andalkan, mas..."

Kalimat Devan terjeda, berganti helaan nafas berat diikuti isak tangis. Wajah lelah itu tertunduk, bermaksud menyembunyikan kesedihan yang selama ini disimpannya dengan rapi.

"Maaf, hiks."

"Maaf karena mas gagal menepati janji,"

"Mas nggak bisa melindungi kalian, mas gagal sayang. Hiks,"

"Mas gagal."

Flashback on...

Devan keluar dari ruang make up setelah mendapat sebotol micelar water dari MUA, saat hendak kembali kedalam kamar ia tidak sengaja melihat Rafa tengah berdiri diluar hotel. Jarak mereka terpaut 25 meter saja dan hanya disekat oleh kaca besar.

"Raf..."

Devan bungkam saat indra penciumannya menangkap aroma alkohol yang sangat kuat, bersamaan dengan Rafa yang menoleh dengan tatapan yang sulit dibaca. Tapi satu yang Devan tau.

"Lo mabuk? Diacara pernikahan gue?!" sengit Devan.

Rafa terkikik geli, dia menghampiri Devan dengan langkah sempoyongan. Hari memang tidak terlalu larut, namun suasana disana mulai sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.

"Wah, liat siapa yang datang."

"Jadi gimana rasanya, nikah sama cewek yang lo suka?"

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang