11

118 17 0
                                    

Malam semakin larut, jalanan kota gelap gulita, hanya beberapa lampu jalan menyala, itupun hampir redup. Yeonjun masih betah membuka matanya, menatap jalanan sepi dari balik pintu kaca yang kini sudah terkunci rapat dari dalam. Semua tertidur, para wanita tertidur di ruang dalam, sisanya tidur di berbagai sisi area depan. Hueningkai masih di posisi sama di belakang kasir, soobin beomgyu yang tertidur di samping rak makanan dan taehyun menyenderkan tubuhnya di meja kasir, tertidur di sana.
Malam ini hati yeonjun sangat gelisah, sejujurnya walaupun dirinya terlihat begitu berani, tapi tidak bisa dipungkiri, dia juga ketakutan.

"Kenapa belum tidur?", Tanya seseorang mengagetkan yeonjun. Yeonjun menoleh mendapati ningning yang sekarang menggerai rambutnya, sedikit acak-acakan, sepertinya dia terbangun tiba-tiba dari tidurnya.
"Aku belum mengantuk. Kenapa bangun?", Tanya yeonjun balik.
Ningning mengecek keadaan sekitar mencari sesuatu, pandangannya terhenti, senyumnya merekah ketika menemukan apa yang dia cari. Ningning menjongkokkan badannya, menutup resleting jaket taehyun, merapatkannya sekedar menghangatkan nya lalu mencium keningnya. Setelahnya dia berdiri menghampiri yeonjun, mendudukkan diri di sampingnya.
"Mengecek keadaan putraku", jawabnya. Yeonjun menganggukkan kepala mengerti.

Entah kenapa hal ini membuat yeonjun merasa canggung sendiri. Sesekali dia melirik ningning yang menatap lurus ke depan.

"Eoh ngomong-ngomong, tadi winter sempat bilang, besok dia mengajak kita semua untuk berkunjung sebentar kerumahnya, ada beberapa hal yang mungkin saja kita akan butuhkan selama perjalanan", jelas ningning.
"Lalu apa jawabanmu?", Tanya yeonjun.
"Aku mengatakan, mungkin hal ini bisa didiskusikan denganmu saja besok sebelum berangkat. Mungkin kita bisa mampir sebentar", ujar ningning sembari tersenyum ke arah yeonjun.
Sadarkan yeonjun, dia mulai gugup sekarang.
"Eoh,, yaaa,,, yaaa kita bisa mencobanya", jawabnya sembari terkekeh.
Ningning tertawa, "orang-orang yang ada disini sekarang. Sepertinya bisa dipercaya", ujar ningning.
Yeonjun menghela nafasnya, mulai menetralkan dirinya, "ya aku pikir. Tidak ada yang terlihat jahat",
"Kecuali saat pertama aku bertemu taehyun", jelas yeonjun.
Ningning menatap yeonjun, matanya seakan-akan meminta yeonjun untuk melanjutkan ceritanya.
"Ya saat aku dan giselle bersembunyi di toilet mall lalu menemukan taehyun dengan palu ditangannya yang berlumuran darah, diarahkan kami seperti ingin membunuh kami. Ternyata dia sama-sama sedang bersembunyi", terang yeonjun.

Ningning tertawa, "anak itu. Dia terlalu nekat hingga tidak peduli dengan penampilannya".

"Ngomong-ngomong ningning-a,,, dari ceritamu saat itu. Tentang kau dan taehyun, bagaimana hubungan kalian, maksudku dari pola pertemuan kalian. Pasti sangat sulit, karna tidak banyak orang tahu, kalau kau adalah ibunya", ujar yeonjun.

Ningning menghembuskan nafasnya, meregangkan tubuhnya lalu tersenyum, "yaa,,, benar-benar sulit".

"Membutuhkan waktu yang tepat, untukku bisa bertemu dengannya. Pernah suatu ketika seseorang mengetahui kami bertemu diam-diam  di luar. Saat itu aku baru saja mendapat bonus dari boss, aku melihat baju yang bagus di mall. Lalu mengajak taehyun pergi ke sana. Kami pergi seharian penuh, tidak ada yang curiga toh itu juga kebetulan hari bebas",

"Hingga tiba-tiba, rumor berhembus dengan bukti foto kami berdua bergandengan tangan di mall mulai tersebar antar tim. Mereka menganggap kami adalah pasangan yang sedang berkencan. Sampai akhirnya boss menghajar taehyun habis-habisan, dan aku,,,", ningning menghembuskan nafasnya lalu menutup matanya,

"Lima kenalan boss, menyewaku diwaktu bersamaan. Itu adalah pelecehan terberat dan tersakit yang pernah aku rasakan", ningning tersenyum di akhir.
Yeonjun tersenyum miris, tidak menyangka dengan cerita ningning.

"Sejujurnya, ini juga kesalahanku. Karna aku membawanya hari itu. Kesalahanku karna melahirkannya di usia muda. Jadi usia kami seperti tidak jauh, juga,,"

Run For SafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang