21

72 13 5
                                    

Lucas menuju control room dengan senyum merekah, sesekali bersiul riang. Moodnya begitu bagus.

"Ahhh selamat senja orang-orang cerdas", basa basi Lucas menyapa orang-orang dalam control room tersebut.

" Kau sangat jelek ketika sedang bahagia bangsat", ujar chae, salah satu staff di control room.
"Aku tahu. Aku tahu. Kau memang tidak suka melihatku kegirangan. Tapi aku akan teruss kegirangan sekarang, sampai dirimu muak melihatku", tawa Lucas menggelegar membuat chae menatapnya sinis lalu memilih membuang muka.

" Aku tau bajingan, kau kesini ingin melihat you're beautiful bitchis. Jika tidak mana mau kau berada disini", ujarnya sembari menyeruput kopinya.

"Exatly, oh my chae kau semakin pintar untuk hal ini sayang. Sekarang tunjukan, dimana", ujar lukas mengambil kursi di samping chae lalu merebut kopi miliknya.

Chae menatap kesal lucas ketika kopinya direbut.

" Uhmmmmm,, kopi yang lezat dengat bekas lipstik owww, pink kemerahan, wahhhh",

"Diamlah bajingan, bahasamu sangat cabul", chae kesal, memilih segera mencari beberapa Footage yang ingin dilihat Lucas.

" Lihat, dia masih ada di tengah kota, dilihat dari jalan diambil sepertinya dia tidak menuju ke arah timur. Sedikit melenceng dari arah yang seharusnya mereka tuju. Mereka tidak mungkin, tidak melihat berita bukan? Oh dan ini", chae mengganti ke footage lain,

"Mereka menuju ke utara, entah kenapa. Bukahkan jalan ini mengarahkan mereka untuk menuju ke hutan? Apakah mereka menuju ke arah lain untuk sampai ke wilayah timur? Tidak mungkin, mereka pergi ke pusat, itu ada di arah selatan", chae menjelaskan.

Lucas focus pada pergerakan manusia tersebut.

"Aku hanya tau bajingan kecil itu bersama ningning, siapa yang lainnya? Mereka sangat asing", gumam Lucas.

Chae melirik, " Entahlah, mungkin manusia random yang bertemu di jalan bersama mereka".

"Tapi mereka semua ke arah utara?", ujarnya.

Chae ikut berfikir dengan apa yang dijelaskan Lucas. Benar. Tidak mungkin mereka tidak melihat berita, chae sudah memastikan penyebaran berita tersebut.

" Tunggu, bisa kau zoom yang paling depan. Pria itu", Lucas menunjukkan salah satu orang dalam gerombolan tersebut.

"Lucas kau sudah ditunggu", salah satu partner kerja Lucas, john memerintah.

" Kau tidak lihat, aku sedang,,, "

"Sekarang!", perintahnya. Lucas menggeram kesal, tangannya memukul meja, lalu berjalan kesal menuju pintu keluar, " Aku akan menemuimu lagi chae, setelah meeting selesai", ujarnya dengan nada tinggi.
.
.
.
.
.

Giselle terbangun dari tidurnya, mendapati ningning dan winter masih tertidur. Dia mengerjalkan matanya menatap sekeliling.

"Dimana taehyun?", gumamnya.

Giselle menuruni ranjang, berjalan menuju toilet. Matanya terhenti pada apintu masuk ruangan. Terbuka. Dirinya waswas. Dengan perlahan dia berjalan menuju pintu tersebut, sampai setelah dia berhasil memegang salah satu pintu taehyun dan yang lainnya masuk.

Mereka terkejut setelah ber pas-pasan.
" Yeonjun", ujar Giselle memeluk yeonjun.

"Akhirnya, aku senang kau baik-baik saja", yeonjun membalas pelukan Giselle. Giselle melepaskan pelukan yeonjun, matanya menangkap karina disana sedang bergandengan bersama dengan soobin dan beomgyu dibelakang mereka.

Giselle menghampiri mereka, "kalian baik-baik saja?", tanyanya.

" Kami baik, noona", beomgyu membalas. Giselle menghembuskan nafasnya lega, lalu memeluk satu-satu mereka.
.
.
.
.
"Bagaimana jika kita tidak usah ke camp, kita disini saja. Lihat ada kasur", ujar beomgyu.
Ucapannya sukses lengannya terkena pukulan dari winter.
"Sakit ahhhh", rengek beomgyu.

Run For SafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang