Aaaaaaggghhhh
Sorry karna late banget buat post
Karna sibuk banget dan banyak kerjaan numpuk
Cerita di chapt ini bener-bener pendek pake banget
Soo bnr22 pokoknya aku minta maaf
Aku usahain gk kelamaan lagi
Berharap kalian suka
Tunggu next chapnya yaww
Ily❤️Giselle terus mencengkram bathub di kamar mandi tamu. Menahan tangisannya sembari menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara.
Toktok
"Giselle? Makanan sudah siap", panggil ningning dari luar. Giselle menghembuskan nafasnya perlahan, menenangkan dirinya sendiri.
"Giselle,,""Kalian duluan, aku belum selesai", jawabnya se-biasa mungkin.
Ningning yang mendengar jawaban giselle lalu pamit sembari berfikir
'kenapa dengan orang itu? Dia seperti tidak baik-baik saja'."Bagaimana?", Tanya yeonjun pada ningning.
"Kita duluan saja, dia bilang belum selesai", jawab ningning."Orang itu, bahkan sejak di apartemenku dan soobin juga suka lama berada di toilet. Aneh"
Plak
Soobin memukul pelan bibir karina sembari melototi nya. Karina balik memandang soobin sinis.
"Ya sudah kita makan dulu saja", ujar yeonjun.
Mereka berdelapan akhirnya memulai makan. Cukup lahap, mengisi perut mereka yang keroncongan dari tadi.
"Ibu tidak makan?", Tanya taehyun karna melihat ningning hanya meminum air putih.
"Ibu tidak lapar,,, taehyun hhahhhhh", ningning menghela nafas, percuma pada akhirnya taehyun mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring ningning.Yeonjun mengamati ningning. Cukup paham dengan apa yang dirasakan ningning.
"Kau ingin makan sesuatu yang lain ningning, misalnya buah?", Tanya yeonjun.
Taehyun menatap yeonjun, "perutnya belum kemasukan nasi dari pagi", ujarnya datar.
"Ibumu itu,,,,", yeonjun menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa,,", tanya taehyun.
"Ah tidak,, ibu akan makan. Taehyun habiskan makananmu", ujar ningning.
Yeonjun merasa bersalah, apalagi ketika melihat sedikit lirikan ningning yang terlihat kesal.
"Wahhh terlihat lezat", suara giselle yang langsung bergabung.
"Kau selalu saja terlambat,,,", lagi-lagi ucapan karina berhenti karena soobin membungkam mulutnya. Sembari tersenyum, mempersilahkan yang lainnya kembali makan, melupakan karina yang menepuk keras telapak tangan soobin yang membungkam erat bibirnya.
Hoeekkk
Ningning menutup mulutnya, merasa ingin muntah padahal baru satu suapan
"Ibu kau baik-baik saja?", Taehyun menatap khawatir. Ningning langsung segera berlari meninggalkan meja makan menuju kamar mandi.
Taehyun mengikuti ningning menuju kamar mandi.
"Aisshh sungguh, bahkan suara nya masih terdengar sampai sini,,", soobin lalu menjitak kepala karina. Kali ini sedikit keras.
.
Ningning memuntahkan isi perutnya. Dia benar-benar sangat lemas sekarang.
"Ibu, bisakah aku masuk? Tolong jangan kunci pintunya", pinta taehyun dengan nada khawatir.
Mata ningning berkaca-kaca, tenaganya benar-benar terkuras karna mualnya.
Ningning menatap kearah pintu dengan suara melemah dia menjawab taehyun, "ibu baik. Lanjutlah makan", ujarnya.
Di luar taehyun yang masih khawatir terduduk di depan pintu. Mengawasi. Dia memilih diam. Menunggu ningning keluar.
Lima menit kemudian, pintu terbuka, menampakkan ningning yang terlihat lemas. Sontak taehyun langsung berdiri menopang tubuh lemas ningning.
"ibu,,,apakah kau pusing, masih mual,,,",
"Aku antar kalian ke kamar", winter tiba-tiba datang. Taehyun menganggukkan kepalanya lalu mengikuti winter, sembari menggendong ningning yang kondisinya tidak memungkinkan untuknya berjalan.
Sesampainya di kamar, Taehyun langsung meletakkan ningning di atas kasur. Taehyun mengecek suhu badan ningning, 'tidak panas', gumamnya.
"Aku akan mengambil air hangat untuk mengompres", tawar winter.
"Tidak, nak. Terima kasih. Aku hanya mual biasa. Mungkin karna kelelahan. Kalian kembalilah ke meja makan. Maaf merepotkan", winter menganggukkan kepalanya lalu pamit meninggalkan taehyun dan ningning.
"Ibu bilang kalian", ujar ningning tersenyum sembari tangannya mengelus pipi taehyun.
"Bagaimana aku bisa makan jika ibuku terbaring seperti ini. Nafsuku sudah hilang", ujar taehyun lalu mencium tangan ningning yang mengelus wajahnya.
"Ibu sudah bilang kan, ibu hanya,,"
"Aku akan makan nanti. Sekarang ibu harus tidur, aku tetap disini", tegas taehyun.
Ningning menggelengkan kepalanya sembari terkekeh. Taehyun yang melihat hal tersebut tiba-tiba matanya berkaca-kaca lalu merebahkan tubuhnya disamping ningning. Memeluknya erat, meletakkan wajahnya di dada si ibu.
"Aku hanya punya ibu. Jangan membuatkan khawatir", ujar taehyun. Walaupun nadanya terdengar datar, tapi ningning tau taehyun sedang menangis. Dadanya terasa basah karna air mata taehyun. Ningning memeluk taehyun erat, "ibu disini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Safe
FanfictionCerita fiksi murni dari author, jika terjadi persamaan itu merupakan hal tidak disengaja. Happy reading ;) Jangan lupa juga vote+comment