25

87 8 5
                                    

Flashback
#Perencanaan

Hyolin menatap ke bawah melalui jendela kamarnya yang langsung tertuju di area tengah tempat dimana anak-anak suaminya (*anak buah*sebutan dari suaminya) saling beradu jotos di ring. Menatap mereka dengan teliti.

"Lihatlah mereka, keahlian mereka bahkan sangat luar biasa. Sedangkan kau,, hanya bisa tiduran, sex, mabuk tidak ada hal luar biasa yang pernah aku lihat darimu", ujar hyolin.

Seseorang yang dimaksud hyolin, lucas sedang duduk di sofa dalam kamar tersebut. Hanya diam, menatap ke arah ibunya.

"Taehyun,, cih anak itu. Ayahmu benar-benar bagus membuat benihnya ke jalang itu. Anak itu sangat tampan, bahkan lebih hebat dari mu".

Hyolin membalikkan badannya, menatap anaknya tersebut yang masih setia menatapnya.

" Kenapa kau tidak bisa seperti dirinya? ", lanjut hyolin.

Lucas membuang nafasnya berat. " Ayah mengirimku dalam penyamaran untuk penyebaran virus yang sudah dibuat oleh paman", ujarnya.

Hyolin mengernyitkan dahinya, berjalan menuju ke arah lucas, menatap lekat langsung tepat di depan anak tersebut, "kau,,hahaha,,,,,", hyolin tertawa.

"Ahhh jadi inilah alasan kau kemari, hanya untuk mengatakan hal tersebut"

"Hanya penyamaran, aku pikir kau akan ditugaskan menuju gembong mafia di timur untuk menagih janji perihal pelengseran, ternyata hahhh,,,,,, sebenaranya aku sudah menduganya. Si brengsek itu tidak akan mengajakmu. Kau tau siapa yang dia ajak. Taehyun", jelas hyolin sembari menjongkokkan dirinya menatap dengan jarak yang sejajar pada putranya.

Tangan lucas mengepal, nafasnya memburu menahan emosi yang bisa saja membludak jika dia tidak ingat jika orang didepannya adalah ibunya.

Hyolin tertawa keras, "lihatlah wajahmu bocah tidak berguna. Kau bahkan dikalahkan oleh anak dari pelacur itu lihatlah, apakah sekarang kau bisa dikatakan sebagai pewaris. Bahkan semua rekan ayahmu bahkan terus membicarakan taehyun", hyolin meninggikan suaranya menangkap wajah putaranya tersebut dengan tatapan marah.

"Kenapa kau harus terlahir seperti ini. Kau bahkan tidak pernah mempunyai ambisi dan hanya bisa mencari pelacur untuk memuaskan keinginanmu, manatap orang-orang yang mendesah dan menungging seperti anjing di bar. Kenapa harus kau yang menjadi anakku. Kenapa kau yang harus lahir dari rahim ku. Seharusnya taehyun yang menjadi putraku, bukan kau",

Rasa sakit menghujam hatinya, tidak menyangka ibunya akan mengungkapkan hal tersebut. Apakah dia setidak berguna itu, hingga ibunya benar-benar menyesal melahirkannya. Lucas merasa dia sudah berusaha melakukan segalanya, tapi bukan salahnya jika ayahnya bahkan tidak melirik nya untuk melakukan tugas-tugas penting untuk memperkenalkan penerusnya.

"Aku akan melakukan yang terbaik", ujar lukas, sembari melepaskan rematan telapak ibunya pada wajahnya. Dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

" Aku akan membuktikan padamu, pada mereka, pada ayah. Aku akan membuktikannya"
.
.
.
.

Lucas memasuki kedai yang belum dibuka. Pikirannya sudah terkumpul rencana-rencana yang akan dia lakukan. Inilah waktunya, dia membuktikan pada ibunya. Lucas berjalan menuju kedai tersebut membuka pintu tersebut yang tidak terkunci.
"Selamat pagi", sapa seseorang yang sedang menurunkan kursi-kursi dari atas meja.

" Selamat pagi", jawab Lucas dengan senyuman semanis mungkin.

"Kau pasti Lucas bukan. Bos bilang ada anak baru yang akan ada di penggorengan", tebak orang tersebut.

Run For SafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang