13

140 20 0
                                    

"aku turut berduka atas kepergian ayahmu", ujar seseorang sembari meneguk bir di tangannya.

Lucas memandang pria tersebut,
"Aku yakin taehyun yang melakukannya", ujar lucas.

Orang tersebut tertawa, "kenapa kau sangat yakin itu taehyun, di situasi seperti ini, sangat tidak mungkin dia hidup", jelas orang tersebut.

"Ayah memberikan suntikan itu padanya, tentu saja dia hidup",

"Atau,, si pelacur itu sendiri yang membunuh ayahmu", pria tersebut mengambil rokok dimeja, menyalakannya lalu menyenderkan kembali tubuhnya. Matanya tertutup, dengan bibir mengeluarkan asap dari rokok yang dia hisap.

"Aku tau kau benci posisimu sekarang. Ditambah kau sendirian. Tembok utamamu hancur, dan tembok lainnya menghilang. Kau benar-benar memegang tanggung jawab besar sekarang, walau mental mu,,, sangat lemah", ucapan pria tersebut membuat lucas kesal, tangannya mengepal, hingga memutih.

"Kau tidak lihat, anak-anak buah mu di bawah, tcih mereka bahkan tidak kuat menahan efek suntikan itu hampir semuanya. Seandainya taehyun masih hidup, dia mungkin akan,,,"

"Aku bisa melakukannya", sanggah lucas.

Dia lalu berdiri, "jangan meremehkan ku bos bae, aku bisa melakukannya. Aku sangat yakin taehyun masih hidup, dan dia pembunuhnya. Dia juga membawa pergi pelacur ku",

"Aku akan membawa mereka kembali. Akan ku buktikan, aku layak", ujar lucas lalu membungkukkan badannya, dan beranjak keluar.

Pria yang dipanggil bosa bae tertawa, lalu kembali menghisap rokoknya, "anak itu, masih tidak paham dia ternyata".

.

Yeonjun membaca berkas-berkas yang diberikan winter. Mereka sekarang berada di kamar winter.

"Kau luar biasa, bagaimana caramu mengambil berkas-berkas ini?", Tanya yeonjun.

"Ketika ayahku dengan bodohnya lupa menutup ruangannya", jawab winter. Yeonjun terkekeh lalu kembali fokus membaca berkas-berkas tersebut.

Berkas 1 : percobaan membuat spesies baru.

Berkas 2 : kudeta pemerintahan pusat

Berkas 3 : kebocoran musave

"Sesuai bukan dengan perkiraanmu?", Tanya winter
Yeonjun menggelengkan kepalanya,
"Apa yang aku tulis sejauh ini adalah analisis yang selama ini disimpan oleh ayah dan hyung ku. Aku masih belum yakin dengan analisa ku", jawab yeonjun.

"Lalu,,, apa yang kau pikirkan sekarang?", Tanya winter.

Yeonjun meletakkan berkas terakhir, melirik winter sekilas, lalu beranjak berdiri, "dimana ruangan ayahmu?", Tanyanya.

"Percuma, ruangannya terkunci. Butuh sandi untuk bisa membukannya", ujar winter.

Yeonjun menghela nafasnya, "ayahmu salah satu dari pemberontak tersebut?", Tanya yeonjun.

Winter mengedikkan bahunya, "menurutmu?"

"Entahlah, sesuatu mengontrolnya. Dia mungkin terlibat, atau tidak. Atau,,, hanya ingin mengambil beberapa keuntungan. Tapi, dimana ayahmu?", Tanya yeonjun.

"Aku tidak tau", jawab winter.

Mereka saling diam, yeonjun berpikir sejenak, tangannya meremas ujung kasur.

"Kenapa winter?,,,, Kenapa kau memberikan informasi ini kepadaku?"

Winter menghela nafas, menatap datar yeonjun.

"Aku benci ayahku"

.

"Ahhhhhh,,,, segarnya", karina keluar sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Run For SafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang