Mereka menatap winter, sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah datar.
"Winter,,,", ucapan hueningkai terpotong karna suara tembakan keras yang terdengar dari bawah. Terlihat dari cctv, pria yang mendudukkan dirinya sejajar dengan ayah winter menembak tepat di kepalanya. Mereka terkejut, terutama giselle, ningning dan soobin yang hampir berteriak, untung mereka dengan cepat menutup mulut mereka."Oh shit,, mereka,,,", beomgyu menggantungkan kalimatnya.
Setelahnya 4 pria tersebut pergi meninggalkan begitu saja jasad ayah winter yang tergeletak di ruang tamu.
"Aku akan mengecek kebawah,,", ujar yeonjun.
"Oppa jangan,, berbahaya", cegah karina sembari menarik pelan lengan yeonjun.
"Aku ikut", taehyun menimpali.
"Jangan nak", ningning mencegah taehyun."Ibu, jika tidak ada yang mengecek kebawah. Kita tidak bisa keluar dari sini", jelas taehyun.
"Ta-tapi, kita bisa mengecek dari cctv nak",
"Ningning yang dikatakan anakmu benar", ujar yeonjun, "kami akan mengecek kebawah, lagipula ada persenjataan yang kami bawa sekarang. Jangan khawatir, tetap pantau kami dari sini".
Akhirnya mau tidak mau mereka menyetujui hal tersebut.
Yeonjun dan taehyun lalu turun kebawah, dibantu beomgyu dan soobin yang menutup kembali tangga tempat persembunyian mereka.
Perlahan yeonjun membuka pintu mengecek keadaan sekitar, lalu taehyun mengikuti dari belakang. Mereka menuruni anak tangga rumah tersebut sangat pelan hingga tidak menimbulkan suara, hingga mereka sampai di titik dimana jasad ayah winter berada.
"Tetap disini, aku akan cek keadaan luar", perintah yeonjun dijawab anggukan taehyun.Yeonjun lalu berjalan menuju jendela yang menampilkan pemandangan langsung area luar. Terlihat gerbang rumah winter yang dibiarkan terbuka begitu saja, terlihat dari jauh satu mobil hitam berjalan menjauh dari rumah tersebut. Yeonjun kembali posisi taehyun berada.
"Bagaimana?", Tanya taehyun.
"Aman", jawabnya. Yeonjun mencari arah cctv berada, dia lalu menggunakan tangannya untuk memberi kode bahwa situasi sudah aman dan meminta winter dan yang lainnya untuk turun.
3 menit kemudian terdengar pintu arah kamar winter terbuka. Mereka berjalan perlahan-lahan, menuju kebawah.
"Mereka benar-benar menghancurkan kepalanya", ujar hueningkai. Winter yang berada di posisi paling belakang hanya menatap datar jasad ayahnya.
"Winter,,,", giselle dengan tatapan sendu mengelus punggung winter, menenangkannya.
"Ruang kerja ayahku terbuka, kau bisa mengeceknya yeonjun-a", ujar winter.
"Kenapa? Kenapa oppa harus mengeceknya? Apa yang disembunyikan?", Karina mulai bertanya curiga.
Tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Karina lalu menghampiri winter meminta penjelasan, "winter, ada apa?", Tanyanya sembari menggoyangkan bahu winter.
Winter menghembuskan nafasnya, "yeonjun. Bukankah ini tugasmu?".
.
Mereka terdiam mendengar penjelasan yeonjun. Hueningkai mengambil artikel-artikel yang yeonjun letakkan di atas meja. Membacanya serius.
"Aku sudah bilang, tidak seharusnya kita ikut. Ayo soobin, kita kembali", ujar karina seraya berdiri menarik lengan soobin.
"T-tunggu kalian mau kemana?", Bingung giselle.
"Tentu saja pulang", jawab karina.
"Sejauh ini? Kita sudah berjalan sejauh ini dan kau akan kembali begitu saja. Kau pikir dengan kau pulang kau akan aman?", Giselle meninggikan suaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Safe
FanficCerita fiksi murni dari author, jika terjadi persamaan itu merupakan hal tidak disengaja. Happy reading ;) Jangan lupa juga vote+comment