3

171 33 0
                                    

Winter terengah-engah sambil terus menahan pintu gudang yang terus didobrak dari luar, beda lagi dengan hueningkai yang mencari-cari barang yang sekiranya sanggup menahan beban pintu tersebut agar bisa terkunci sempurna.
"Yakk bodoh. Masih lamakah?", kesal winter.
"Sabarr aku belum menem,, ah aku dapat!!", Seru hueningkai dengan linggis ditangannya yang lgsg dia berikan ke winter. Winter langsung menahan pintu tersebut dengan linggis sebagai kunci dan berhasil walaupun sepenuhnya tidak.
"Ini masih belum cukup", ujar hueningkai panik.
Winter lalu melihat sekeliling, "ada lemari kosong dan beberapa meja kursi, kita bisa menggunakannya. Bantu aku mendorongnya". Tanpa pikir panjang, hueningkai membantu winter mendorong lemari kosong yang ada disana serta beberapa meja dan kursi.

Flashback on

Saat pelajaran tengah berlangsung tiba-tiba terdengar teriakan dari kelas lain. Terlihat dari kaca pintu kelas mereka siswa-siswi berhamburan panik. Murid dan guru yang ada dikelas itu kebingungan menatap luar.
"Apa yang terjadi?", Tanya hueningkai. Seketika tubuh winter membeku, seperti mengetahui sesuatu. Hueningkai yang menyadari perubahan ekspresi winter menyenggolnya pelan sembari berbisik, "ada apa?".
"Jangan ada yang keluar dari kelas, ibu akan cek sebentar", ujar guru di kelas tersebut. Ketika pintu terbuka,

Aaaaaaaaa

Sesosok makhluk langsung menyerang guru mereka yang membuat seisi kelas panik. Beberapa makhluk berseragam seperti mereka dengan darah yang membasahi tubuh mereka, satu persatu memasuki kelas mereka, menyerah siswa disana. Keadaan kelas menjadi runyam. Satu makhluk menuju ke arah winter yang langsung winter pukul dengan tasnya yang berisi buku-buku berat.
"Ikut aku sekarang?", Ujar winter seraya menarik hueningkai.
"Tunggu tasku,,,,", cegah hueningkai.
"Persetan dengan mereka, kau ingin selamat atau tidak?", bentak winter yang membuat hueningkai terdiam patuh. Winter sambil menarik hueningkai berlari menghindari serangan dari makhluk-makhluk aneh tersebut. Para siswa berlari ketakutan, guru-guru juga mulai kebingungan. Sedetikpun mereka lengah maka makhluk tadi akan langsung menyerang. Berkali-kali winter menyerang makhluk tersebut dengan tasnya yang berat.
"Oh,,, shit", umpat winter ketika jalan keluar sekolah ini sudah tidak kondusif dengan makhluk aneh tersebut. Winter lalu memutuskan untuk masuk kembali dan menemukan satu jalan kosong menuju lorong gudang, dirasa aman dia berlari menuju gudang tersebut. Sialnya, hueningkai tidak sengaja terjatuh dan berteriak yang mengakibatkan makhluk yang berada di lorong lain mendengarnya. Disaat hueningkai melenguh merasakan sakit di kakinya, tiga makhluk aneh tersebut berlari mengejar mereka. Tepat waktu mereka sampai gudang yang tidak terkunci.

Flashback off

Hueningkai dan winter mundur, perlahan menjauhi pintu yang sudah di tahan dengan lemari beberapa meja serta kursi. Mereka terduduk lemas.
"Sial apa itu tadi? Makhluk apa mereka? Beberapa dari mereka ada yang terlihat seperti teman kita? Apa mereka tiruan?", Tanya hueningkai kebingungan.
"Tidak. Mereka memang teman kita?", Ujar winter.
Hueningkai menatap winter bingung, "kau,,,, berhutang penjelasan padaku", ujar hueningkai.
"Nanti,,, biarkan aku beristirahat", ujar winter sambil merebahkan tubuhnya dan menutup matanya.

.

"Siapa nama kalian?", Tanya pria tersebut. Giselle dan yeonjun masih berdiri kaku memandang pria asing dengan palu yang terdapat banyak noda darah disana.
"Dengar, kami tidak seperti orang diluar sana, kami,,,",
"Siapa Kalian!!!!!!", Ucapan yeonjun terpotong dengan bentakan pria tersebut.
"O-oke, namaku Giselle dan ini yeonjun, dan kami bukan salah satu dari orang-orang diluar sana", ujar giselle.
Pria itu meletakkan palunya di wastafel, lalu mencuci tangan dan palunya yang berlumur darah.
"Aku taehyun, jangan khawatir darah yang sekarang kalian lihat akibat aku menghabisi beberapa makhluk di luar tadi", ujar taehyun fokus mencuci tangannya.
Giselle dan yeonjun saling menatap bingung, "ada darah di tanganmu, kau tergigit", tunjuk taehyun pada lengan yeonjun.
"Oh bukan, aku terkena darah mereka. Kami tidak tergigit", jelas yeonjun.
Taehyun menatap yeonjun dan giselle, "well,, aku pikir sementara kita harus bersembunyi disini", ujar taehyun santai.

.

"Aaaaahhhhhhhh", beomgyu meregangkan tubuhnya di atas kasur. Dia mengucek matanya sembari melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Aishhhhh,,,, siang sekali aku bangun", ujar beomgyu lalu bangkit dari kasur menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai dia kembali menuju kamar, berganti pakaian,"aku akan membersihkannya nanti", lalu mematikan lampu kamar. Beomgyu keluar dari apartemen nya dan terpaku melihat keadaan sekitar yang berantakan. Darah dimana-mana, beomgyu langsung was-was. Dia setengah hati untuk meninggalkan apartemennya sekarang tapi dia harus bekerja hari ini, "apakah baru saja terjadi pembunuhan berantai?", gumamnya.
Dia berjalan pelan-pelan, menuju lift. Sialnya lift tidak berfungsi. Beomgyu lalu berjalan menuruni tangga, cukup merasa aneh dengan kondisi di apartemennya. Sangat sepi, ya walaupun hanya dua lantai, tapi biasanya tidak sesepi ini. Saat sampai di lantai dasar beomgyu mendapati seorang wanita sedang terduduk di samping pintu masuk sambil sesekali terisak memeluk seseorang yang terbaring dengan darah mengalir dari tubuhnya.
"Permisi,,, anda,, baik-baik saja?", Ujar beomgyu hati-hati. Orang tersebut menoleh, dengan wajah sembab dan terlihat seorang yang dipeluk tersebut wajahnya sudah hancur yang membuat beomgyu terkejut.
"Apa yang anda lakukan?", Teriak beomgyu.
Wanita tersebut menatap beomgyu sendu, "suamiku tiba-tiba berteriak gila dan menyerang orang-orang. Dia menggigit mereka satu persatu, dan mengubahnya menjadi makhluk mengerikan dan aku menembaknya, aku menembak suamiku", wanita tersebut kembali menangis sambil memeluk pria tersebut yang ternyata suaminya.
Beomgyu yang bingung pun hanya bisa diam membatu. Dia masih tidak mengerti apa yang dimaksud wanita itu.
Wanita itu berhenti menangis lalu menatap beomgyu serius, "ini,,ambillah. Ada tiga peluru didalamnya. Pergilah dari sini. Tempat ini sudah tidak aman,pergi sekarang", ujar wanita tersebut mengusir beomgyu.
Beomgyu yang masih tidak paham hanya menurut lalu berlari menjauhi apartemennya.

Run For SafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang