Sorry guysss
harusnya kmrn jdi hari ini.
Ada beberapa hal yang terjadi sabtu kemarin jadi bnr2 gk bsa up.
Btw kalian bosen gk atau greget sendiri karna aku upnya selalu short bgt ceritanya gk bsa panjang?
Kalo ada maaf ya hehehe
Ada beberapa kendala dalam penulisan, yang aku sendiri lagi berusaha buat memperbaikinya
Next nya aku bakal usahain buat agak panjang untuk bab kedepannya
Ditunggu ya✌
.
.
.
.
.Ningning tertidur setelah dirinya menangis terlalu lama. Dirinya sempat pingsan setelah perdebatan nya yeonjun.
"Badannya sedikit hangat", ujar giselle sembari memijat pelan telapak ningning. Yeonjun menoleh menghadap ke arah giselle dan ningning."Apa aku salah sudah jujur? ", tanya yeonjun dengan nada sendu.
Giselle menghembuskan nafasnya pelan, "jika melihat dari sisi ningning tentu salah karna dia tidak ingin putranya tau. Tapi,,, entahlah yeonjun-a. Posisi ini memang serba salah. Tapi yang membuatku bingung, kenapa ningning tidak ingin taehyun tahu?", bingung giselle.
Yeonjun mengedikkan bahunya. Tangannya memijat pelipisnya sendiri, "entahlah,,, mungkin,,,, karna ayah dari anak itu,,, mungkin,,, ", jawab yeonjun tidak yakin.
"Siapa memang ayahnya?"
Saat yeonjun akan menjawab, taehyun tiba-tiba memasuki kamar staff.
"Taehyun-a,,,, ", Ujar giselle.
Taehyun melihat ke arah ningning, " Apakah ibuku sudha membaik?", tanyanya.
"Iya,, oh dia sudah cukup baik", jawab giselle.
Taehyun lalu berlalu pergi. Saat akan berlalu tangannya ditahan oleh yeonjun, "Kau mau kemana?", tanya yeonjun."Ada apotik di lantai dasar. Aku akan mengambil beberapa obat-obatan disana untuk persediaan kita dan beberapa vitamin untuk ibuku. Aku cukup mengerti vitamin yang biasanya ibu hamil minum", Jawabnya.
"Kau tahu vitamin untuk ibu hamil?serius", ragu giselle.
"Aku pernah melihat teman satu lingkup ku dipaksa hamil karna bos menginginkan bayi untuk dijual. Jadi aku tahu apa saja yang dia minum agar bayinya lahir dengan baik", jawabnya lalu melepaskan tangan yeonjun yang mencengkram nya.
Yeonjun menatap giselle, lalu menghampirinya. Mendudukkan dirinya di kasur tempat ningning terlelap. Tangannya memegang kening ningning yang sedikit menghangat. Giselle menatap ke arah yeonjun, mengelus lengan pria tersebut.
"Semua akan baik-baik saja"
.
.
.
.
Diluar pintu tempat mereka bersembunyi sudah ada winter dan beomgyu yang menunggu taehyun keluar."Aku mendengar semuanya", ujar beomgyu.
Winter menoleh, "kalau begitu cukup rahasiakan, karna itu seperti aib", ujar winter.
"Aku tidak berniat menceritakannya juga", jawab beomgyu.
Winter tiba-tiba terhuyung dirinya hampir saja jatuh jika belmgyu tidak langsung menariknya, " Kau Baik-baik saja? ", ujarnya.
Winter memegang dadanya, nafasnya tiba-tiba naik turun tidak teratur.
" Yakkk, winter-a kau tidak apa-apa? Kau,,, ahh hidungmu astaga", beomgyu panik ketika melihat winter mulai mimisan. Dia melepas jaketnya lalu ditempelkan nya pada bawah hidung winter untuk me-lap darah disana.
"Winter,,", taehyun terkejut ketika melihat winter yang mimisan.
"Aku baik,, aku baik. Kalian pergilah langsung ke bawah. Aku akan ke kamar mandi", pinta winter.
"Aku akan menemanimu,,, ",
" Tidak,,, aku Baik-baik saja. Kalian langsung saja. Aku tidak jadi ikut. Oppa tetap bersamalah dengan taehyun", ujar winter lalu berlalu masuk. Dirinya berjalan sedikit terhuyung namun bisa menyeimbanhkan dirinya dengan baik.
"Apakah dia baik? Aku khawatir", ujar beomgyu.
Taehyun menggelengkan kepalanya. Beomgyu menatap taehyun, " Ya sudah ayo kita cari obatnya".
.
.
.
.Lucas sudah kembali ke control room. Sekarang dimengotak atik sendiri mencari titik dimana ningning berada. Tempat terakhir yang terlihat adalah pertigaan pusat kota.
"Sial, kenapa arah itu tidak ada CCTVnya? Heyy chae,, apakah CCTV berakhir di pertigaan?", tanyanya pada chae yang sedang menghabiskan steiknya di pojok ruangan. Hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut.
" Jika kau tidak menemukannya itu berarti memang tidak ada", tanyanya sembari mengunyah.
Lucas berdecihh kesal, "Cihhh,, sial"
Lucas mengusap wajahnya frustasi. Banyak hal yang benar-benar menghantui pikirannya.
"Sejujurnya,, kau mencari mereka untuk apa? Dilihat dari wajahmu sepertinya kau tidak terlalu peduli dengan taehyun", ujar chae.
"Aku memang tidak peduli dengan bocah tengik itu. Tapi,,,, ningning bersamanya. Jadi aku juga harus mengincarnya", jawab lucas.
" Ohhhhhhhh,,,,, reaksi dari virus tersebut hanya alasan ternyata?"
Lucas melirik ke arah chae. Dia mengigit bibirnya, ragu anatar harus menceritakan hal tersebut pada chae atau tidak.
"Kenapa?", sial chae peka ternyata terhadap perubahan ekspresi lucas.
" Jika aku memberitahumu suatu rahasia, apakah kau berjanji akan merahasiakannya?", tanya lucas.
Chae menghentikan makannya, menggeret kursinya menuju ke arah lucas, memberika kode pada lucas untuk menceritakannya.
Lucas menghembuskan nafasnya pelan, berbicara setengah berbisik, "suntikan yang ada pada taehyun,,,, itu hanyalah air biasa".
Chae membelalakkan matanya, " Tapi saat itu ayahmu bilang kalau,,,, "
"Aku menggantinya. Tidak hanya pada taehyun. Semua anak-anak disana", ujarnya.
" Kenapa?", tanya chae.
Lucas menatap chae lama, bibirnya terasa kelu seakan bingung apakah dia harus melanjutkan ceritanya atau tidak.
"Ibuku yang meminta"
KAMU SEDANG MEMBACA
Run For Safe
FanfictionCerita fiksi murni dari author, jika terjadi persamaan itu merupakan hal tidak disengaja. Happy reading ;) Jangan lupa juga vote+comment