Hai pren^^
Maaf baru balik lagi.
Sibuk sekolah soalnya^^
Yang lo ucapin itu hanyalah typo yang bersarang di mulut lo
••
Serralina Quella Allura
[Part 6: Nilai kurang]
•••|•••
Serra berjalan mengendap-endap memasuki rumahnya layaknya seorang maling. Melihat sekitar, namun sepi yang didapatinya. Syukur Alhamdulillah waktu berpihak padanya. Mungkin ayahnya belum pulang dari kantornya. Namun entahlah bundanya ada dimana. Dia tidak mengetahuinya.
Dia berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya. Setelah sampai di kamarnya, dia memasuki kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan badannya. Melepaskan pikirannya hari ini, melepas kepenatan yang terjadi di hari ini.
Setelah selesai, dia duduk di meja belajarnya. Membuka kembali tas sekolahnya dan mengambil kertas dari sana. Itu kertas hasil ulangannya tadi. Dia memandang sendu hasil yang tertera di pojokan kertas. Sembilan puluh, mendekati sempurna.
"Gimana kalo ayah sampai tau nilai gue kurang dari seratus?" lirihnya dengan pelan.
Apakah waktu bisa berputar? Kalau bisa dia ingin merubah jawaban soal ulangannya.
Tapi apakah mungkin waktu bisa berputar?
Tentu tidak! Semua sudah berlalu dan dia harus menerima kenyataan yang terjadi setelah ini.
"Kenapa sampai salah hitung sih?" gerutu Serra dengan emosi. Pasalnya, dalam matematika salah minus saja sudah disalahkan. Apalagi salah angka?
"Terus gimana dong?"
Tok tok tok
Pintu kamarnya diketuk dari luar. Mendengar ketukan itu, jujur dia panik sekarang. Dia takut, kalau yang mengetuk itu ayahnya. Dan dia harus siap akan bentakan dan siksaan dari ayahnya.
Tok tok tok
"Masuk aja!" suruh Serra dari dalam kamar. Serra tetap menghadapkan tembok depannya tanpa melihat ke arah pintu kamarnya. Berpura-pura menulis di buku tulis pelajaran nya agar ayah ya tidak curiga kepadanya.
Dan benar saja..
Cklekk
Pintu terbuka dari luar. Serra menahan napasnya sejenak. Ketakutannya kembali datang kepadanya.
Tap tap tap
Langkah kaki terdengar bertapak dan bertubrukan dengan lantai. Terdengar berwibawa serta terlihat sangat tegas dalam cara berjalannya saja.
Serra sudah mengira kalau itu ayahnya. Terdengar dari cara berjalannya saja dia sudah hafal.
"Mana hasil ulangan kamu?" terdengar pelan, namun terkesan tegas dan penuh mengintimidasi.
Serra kembali tercekat mendengar ucapan ayahnya. Hasil ulangan nya kembali dipertanyakan nya.
Bagaimana? Apa yang harus dilakukan?
Tolong, bawalah Serra pergi dari dunia!
"MANA HASIL ULANGAN KAMU?" tanyanya kembali dengan nada yang ditinggikan karena tak ada respons sama sekali dari Serra.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlbiSer [End]
Teen FictionKalo maju, sakit yang gue dapat. Kalo mundur, sakit hati juga yang gue dapat ~Serralina "Yang pacar lo itu gue atau kembaran gue?" "Bi, bisa jemput gue?" "Sorry, gue nggak bisa. Gue harus jemput Sella." "Albi, lo bisa jenguk gue nggak? Gue sakit" "S...