Hai para readers setia, maaf baru bisa update.
Jangan lupa pencet bintang dulu sebelum baca⭐
Happy reading
And have fun
[Part 20: birthday party]
••
Sella sudah siap memakai gaun berwarna biru di depan sana. Rambutnya digerai dengan penjepit rambut bermotif pita yang ia sematkan di bagian anak rambutnya. Tak lupa, ayah, bunda dan abangnya sudah berdiri tegap disampingnya. Tak mengingkari ucapannya, Albi pun turut ikut andil di depan disamping Sella.
Sedangkan di tempat lain, Serra memandang itu semua dengan perasaan perih. Mata dan hatinya perih seakan melihat hal yang begitu menyakitkan baginya. Orang tua angkatnya, kakak angkatnya sudah berpisah dengannya, akankah pacarnya juga?
Gabby menepuk pelan pundak Serra mencoba menguatkan nya, "Tenang Ser, jangan emosi."
"Apa gue bilang? Jangan datang," ucap Gabby dengan kesal.
Serra mengusap air matanya yang keluar, "Kalo bukan karena misi itu, gue juga nggak akan datang Gab," balas Serra.
Gabby hanya mengangguk ringan, sebenarnya dia juga kasihan dengan Serra, dicampakkan, diduakan , ditinggalkan. Sangat miris sekali.
"Cellyn mana sih? Lama banget ke toilet," keluh Gabby sambil celingak-celinguk mencari.Cellyn yang dari tadi pamit untuk pergi ke toilet.
"Tunggu aja kali, nanti juga dateng,"
Serra kembali menghadap ke arah depan, ke arah Sella yang didepannya sudah ada kue besar. Apa dia tak bisa seperti Sella? Angannya kembali teringat saat ulang tahun Sella beberapa tahun silam. Dimana dia masih kecil dan masih serumah dengan mereka. Rasanya sakit, tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua, bahkan dia belum juga mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Pernah dia bertanya kepada ayahnya, namun ayahnya tetap menjawab dengan jawaban 'lupa'. Meskipun sudah berkali-kali dia menanyakannya.
"Oke, sekarang saatnya acara selanjutnya. Acara selanjutnya adalah..." ucap pembawa acara menggunakan mikrofon dengan menggantungkan ucapannya.
Lamunan Serra terbuyar saat mendengar ucapan pembawa acara tersebut.
"DANSA. DAN KALIAN BEBAS PILIH PASANGAN KALIAN!"
"Dansa? Aduh males banget gue," keluh Gabby.
Serra hanya menggelengkan kepalanya, sebenarnya dia juga malas. Apalagi pasangan kekasihnya sedang berada di samping Sella dan kemungkinan bisa saja dia menjadi pasangan dansa.
"Kalian disini? Gue cari muter-muter, juga," Cellyn datang dengan ngos-ngosan karena mencari keberadaan mereka berdua.
Gabby memandang malas wajah Cellyn, "Lagian, lo juga bawa handphone, kenapa nggak telfon aja?"
"Lupa,"
"Itu sih derita lo,"
"Sayang," panggil Jordan dari arah belakang yang memanggil nama Gabby dengan sebutan sayang.
"Hai sayang, ada apa?" tanya Gabby.
"Mau jadi pasangan aku buat dansa?" tanya Jordan dengan mengarahkan telapak tangannya ke depan Gabby bermaksud ingin mengajaknya.
"Of course,"
"BUCIIIIIIN!" pekik Cellyn yang dihadiahi jitakan oleh Gabby.
"Iri? Bilang sayang," sombongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlbiSer [End]
Dla nastolatkówKalo maju, sakit yang gue dapat. Kalo mundur, sakit hati juga yang gue dapat ~Serralina "Yang pacar lo itu gue atau kembaran gue?" "Bi, bisa jemput gue?" "Sorry, gue nggak bisa. Gue harus jemput Sella." "Albi, lo bisa jenguk gue nggak? Gue sakit" "S...