AlbiSer | 27

7.1K 289 2
                                    

Sudah siap untuk baca kelanjutan cerita AlbiSer?

Happy reading~~

[Part 27: mimpi buruk]

***

"BANGUN, BI!"

Serra terbangun dengan napas tersengal-sengal. Rambut yang sudah acak-acakan dan keringat yang sudah membasahi pelipisnya. Dia mimpi buruk malam ini, jangan jangan sampai itu semua terjadi.

Dia mengusap peluh yang menetes dengan punggung tangannya.

"Albi," lirihnya.

"Nggak! Lo nggak boleh ninggalin gue. Mimpi itu, jangan sampai terjadi,"

"Mimpi sialan!"

Serra melihat jam weker nya yang ada di atas nakas, keningnya mengerut. Masih jam dua pagi, lama sekali, pikirnya.

Dia bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar mandi. Kemudian dia memutuskan untuk sholat Tahajud terlebih dahulu, untuk menenangkan hatinya malam ini.

***

Serra berjalan dengan lesu di koridor sekolah, dia berangkat sendirian tanpa ada yang menemani. Sebenarnya kedua sahabatnya ingin menjemputnya dan mengajak untuk berangkat bersama, tapi dia menolaknya. Dia tak mau merepotkan kedua sahabatnya yang sudah baik padanya dan selalu ada di saat bagaimanapun kondisinya.

Dia memasuki kelasnya yang sudah sedikit ramai. Kemudian duduk di tempat duduknya, dan menelungkup kan wajahnya di lipatan tangannya. Entahlah, dia hanya takut mimpi buruk semalam itu terjadi dengan nyata.

"Lo kenapa, Ser?" tanya Gabby yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

Serra mendongak, "Gak apa-apa. Gue lagi malas aja," Gabby dan Cellyn hanya menganggukkan kepalanya percaya dengan ucapan Serra.

Dirasa Serra kembali menelungkup kan wajahnya di lipatan tangannya, Gabby dan Cellyn bertukar pandang.

"Ser, lo beneran gak apa-apa?" tanya Cellyn dengan raut khawatir.

Serra menggeleng, "Gue nggak apa-apa, kan gue udah bilang tadi,"

Gabby dan Cellyn percaya? Oh, tentu tidak. Mereka bangkit dari duduknya, kemudian menepuk pundak Serra pelan.

"Gue cuma mau bilang sama lo, kalo ada masalah, cerita ke kita kita,"

"Setidaknya, kita tau apa masalah lo," lanjut Cellyn.

Serra memandang keduanya dengan haru, tak henti-hentinya dia bersyukur karena dipertemukan dengan mereka. Teman sekaligus sahabat yang selalu membantunya, menghiburnya ketika sedih, dan selalu mengerti masalah-masalah nya.

Serra menghela napasnya, benar, dia harus memberitahu 'mimpi' itu pada kedua sahabatnya.

"Semalam gue mimpi,"

Gabby dan Cellyn masih setia menunggu.

"Mimpi apa?" tanya Gabby.

"Semalam gue mimpi, kalo Albi ninggalin gue," Serra memejamkan matanya dan menghela napasnya.

"Bukannya—"

Sebelum Cellyn melanjutkan ucapannya, Serra lebih dulu memotongnya.

"Ninggalin dalam artian yang lain. Albi ninggalin gue, orang tuanya, sahabat-sahabatnya, kita semua, selama-lamanya," Napas Gabby dan Cellyn tercekat, pantas saja Serra sejak tadi murung, ternyata memikirkan mimpi itu?

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang