AlbiSer | 36

8K 319 13
                                    

Sudah siap buat baca kelanjutan AlbiSer?

Jangan lupa pencet tombol bintang di pojok kiri bawah.

Spam next buat lanjut ke part selanjutnya.

Nggak ada yang komen, nggak akan lanjut😭

Oke happy reading

[Part 36: Penyakit yang terbongkar]

[Part 36: Penyakit yang terbongkar]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




⚪⚪⚪

Mereka berdua— Serra dan juga Ari, memilih duduk di kursi taman rumah sakit setelah insiden tabrakan tadi. Jujur saja, dalam hati Ari, dia juga tidak percaya, seakan oksigen di tubuhnya terasa habis ketika melihat tulisan yang tertera di surat tadi. Kanker darah stadium tiga, penyakit yang juga telah membuat orang tersayangnya kehabisan nyawanya. Nyatanya, dia punya masa lalu yang kelam, saat memiliki orang tersayang yang juga direbut penyakit sialan itu.

Keduanya terbisu, tak ada yang memulai pembicaraan, semuanya terasa asing. Ari yang biasanya cerewet, mendadak menjadi pendiam. Hanya suara klakson mobil dan motor yang ada di jalan raya yang padat, juga suara jangkrik yang nyaring namun entah dimana jangkrik itu berada.

Ekhem

Ari berdehem, kemudian menoleh ke Serra, seakan ada magnet yang menarik, Serra juga menolehkan wajahnya menghadap wajah tampan milik Ari. Keduanya kembali terdiam, sebelum Ari melemparkan pertanyaan nya, lagi.

"Sejak kapan lo nyembunyiin penyakit itu?" Pertanyaan itu, kembali diulang setelah beberapa menit lalu, dan sama rasanya, Serra tetap saja takut mengungkapkan nya.

Tak ada jawaban dari Serra.

"Sejak kapan, Ser? Kenapa lo nyembunyiin ini? Atau jangan bilang, gue yang pertama tau penyakit lo?" ulang Ari.

"Gue—" Nyatanya, ia ingin sekali mengungkapkan nya kepada Ari dan ingin meluapkan kesedihan nya, tapi nyatanya tak bisa. Bibirnya terlalu kelu untuk sekedar berbicara.

Atau, jika sudah seperti ini, ia jadi ingat pada Laskar, yang selalu memeluk—

Ari mengambil tubuh ramping Serra, dan mendekapnya erat, memberikan kekuatan yang tidak bisa ia berikan kepada siapapun, tentunya terkecuali orang yang ia sayang.

"Gue tau lo kuat, lo nggak perlu jawab pertanyaan gue,"

—nya, seperti yang dilakukan Ari padanya sekarang.

Serra menggeleng, dia melepaskan dekapan Ari dari tubuhnya, kemudian menegakkan tubuhnya , "Penyakit itu— ya, kanker darah gue, mulai sejak Albi koma. Awalnya, gue cuma mimisan sama pusing kepala, tapi gue mikirnya nggak sampai kesana, gue pikir itu cuma penyakit biasa dan gue nggak periksa ke Dokter. Pada akhirnya, suatu hari gue sempet mimisan dan pingsan dua kali dalam satu hari itu, dan waktu itu, Albi udah sadar dari komanya, tapi dia nggak ingat sama gue. Setelah itu, gue periksa ke Dokter,"

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang