AlbiSer | 33

6.5K 298 7
                                    

Siap buat baca AlbiSer kembali?

Jangan lupa untuk vote dan komen di part ini

Happy Reading

[Part 33: Pengungkapan Albi]

Kukira kau ingat, tapi ternyata kau malah menambahkan luka

⚪⚪⚪

"Maafin gue, Cel, gue bener-bener minta maaf sama lo," ucap Serra dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya.

Cellyn memejamkan matanya sebentar, "Sebenarnya gue bisa aja maafin lo, Ser. Tapi t-tapi rasanya gue nggak bisa. Rasa benci itu udah menjalar di tubuh gue, jadi gue mint maaf, gue belum bisa maafin lo,"

Serra menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa, Cel. Gue akan berusaha buat lo maafin gue," Serra tersenyum setelah mengatakan itu, dia tak masalah jika Cellyn tak memaafkannya untuk saat ini, tapi semoga masih ada kesempatan untuknya untuk meminta maaf lagi ke Cellyn, sebelum dia benar-benar meninggalkan dunia yang kejam ini.

Sella bersedekap dada, "Seperti yang udah lo denger dari Cellyn, ya, gue dan Evan adalah sahabat kecil Cellyn dan juga, Albi. Mungkin lo pernah lihat atau nggak, foto yang ada di kamar Albi, disana ada foto dua perempuan dan dua laki-laki. Itu adalah gue, Albi, Cellyn dan juga Evan,"

Serra kaget? Ya, siapa yang tidak kaget tentang kebenaran ini? Sahabatnya adalah sahabat kecil dari kekasihnya, dan dia baru mengetahuinya sekarang. Tanpa ada yang berniat memberitahunya dari dulu bahkan kekasihnya sekalipun.

Dia mencoba mengingat-ingat, dia pernah masuk kamar Albi. Dan itu artinya, dia pernah melihat foto itu.

Serra memasuki kamar Albi yang tertutup dari dalam. Bunda Tari menyuruhnya untuk membangunkan Albi yang katanya tertidur di dalam. Dia berada disini, di rumah Albi, entah kebiasaan atau apa, dia sering main kesini untuk sekedar bertemu Albi atau menemui bundanya. Dan itu sudah berlalu selama dua minggu akhir ini.

Matanya menjelajah ketika masuk ke dalam kamar kekasihnya, seruak harum khas lelaki masuk ke dalam indera penciumannya. Dia tersenyum ketika melihat Albi yang tertidur dengan tengkurap.

Dia berjalan mendekati kekasihnya tersebut, kemudian duduk di tepi kasur dan menepuk pelan tubuh Albi bermaksud untuk membangunkannya.

"Albi," panggilnya seraya dengan menepuk bahu Albi. Matanya tak sengaja mengedar ke atas nakas, foto yang ia yakini itu adalah foto Albi saat masih kecil. Namun tak sendirian disana, ada satu anak laki-laki di bagian kanan, dan dua perempuan di antara kedua anak laki-laki itu.

Dia bangun dari sana meninggalkan Albi sejenak, dia mendekati foto tersebut dan mengambilnya dari tempatnya.

"Albi dan Sella?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ya, salah satu perempuan itu adalah Sella, yang berada disamping Albi dan satunya lagi, dia belum mengetahuinya.

"Lalu, siapa kedua anak ini?" monolognya.

Eughh

Memilih abai, dia meninggalkan foto itu dan beralih mendekati Albi yang mungkin saja terganggu dan terusik karenanya.

"Baru bangun?" tanya Serra seraya terkekeh.

"Iya, sejak kapan lo ada di kamar gue?"

"Sejak tadi. Gue barusan lihat foto lo waktu kecil disana," Dia menunjuk foto yang ada di atas nakas yang tadi baru saja dipegangnya.

Albi mengangguk saja, "Itu siapa? Lo, Sella, terus yang dua nya lagi siapa? Kayak nggak asing wajahnya," tanya Serra kembali.

Albi menggeleng, "Nggak siapa-siapa, udah lupain aja. Lo ngapain?"

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang