AlbiSer | 51

13.4K 396 25
                                    

AlbiSer update!!!

Happy reading

Jangan lupa vote dan komennya!

💔💔

Proses pemakaman Serra akan dilaksanakan sore menjelang malam ini. Banyak yang datang dan turut berduka cita atas meninggalnya teman atau saudaranya. Mulai dari teman-teman Serra, sahabat Albi, guru-guru, kepala sekolah, rekan kerja Heri, dan teman sebaya Laskar.

Liang lahat sudah digali sedemikia rupa, sekarang waktunya memakamkan jenazah Serra ke dalam liang lahat.

Gabby memeluk mamanya erat, ya, dia memutuskan untuk ikut dalam pemakaman Serra, karena waktu inilah, dia tidak akan melihat wajah Serra lagi, untuk selamanya.

"Hiks hiks,"

"Jangan nangis, Gabby. Ikhlaskan Serra, kasihan dia,"

Gabby memejamkan matanya, rasanya tak kuasa melihat Serra yang sudah terbungkus kain kafan berwarna putih itu.

Begitupun dengan Albi yang menatap sayu proses pemakaman kekasihnya. Perlahan, air yang menggenang di pelupuk matanya turun. Menutup mulutnya menahan agar tidak terisak.

Jordan yang berada di samping Albi, hanya bisa menepuk pundak Albi mencoba untuk menenangkannya.

"Ikhlasin, Bi,"

"Ma, Serra pasti masih hidup. Ini semua bohong! Serra nggak mungkin udah meninggal. Kasihan dia, Ma. Sejak dulu dia sendirian disini, dan sekarang Serra sendirian di dalam sana. Bantuin dia, Ma!" Isak Gabby. Arini yang paham kondisi, langsung membawa Gabby menjauh dari pemakaman, agak tak mengganggu proses pemakaman Serra.

"Lo terlalu spesial di mata kami, Ser." ucap Albi dalam hati.

***

Semua sudah meninggalkan pemakaman umum, hanya tersisa Albi, orang tua Serra, dan sahabat Albi.

Nita masih menangis dengan mengusap batu nisan bertuliskan nama Serra.

Serralina Quella Allura
Binti
Herianto Dermawan

"Udah Bun, udah. Ikhlasin Serra, biarin dia bahagia di alam sana, kita cukup doakan dari sini," ucap Heri sambil mengusap-usap punggung istrinya.

"Dia sendirian, Yah. Dia sendirian di dalam sana, hiks,"

Heri mendekap tubuh istrinya, "Udah ya, ikhlasin dia. Kita pulang sekarang, kamu juga butuh istirahat," ucapnya lalu membantu Nita untuk berdiri.

"Om sama Tante pulang dulu, kalian masih mau disini?" tanya Heri kepada Albi dan sahabatnya.

Albi mengangguk, "Kita masih mau disini dulu, Om,"

"Ya udah, om permisi dulu. Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam,"

Setelah kepergian orang tua Serra, mereka kembali terdiam, hanya suara isakan dari mulut Albi yang terdengar. Anak kecil pun akan tau, dia dalam fase bersedih sekarang.

Jordan menepuk pundak Albi, "Udah, Bi. Gue tau, lo kuat hadapin semua ini. Mungkin ini udah takdirnya,"

Albi mengangguk ringan kemudian menatap batu nisan Serra dengan mata sembabnya.

Jordan menatap batu nisan Serra, dan kemudian menunduk, "Maafin gue, Ser. Maafin gue, gue udah banyak salah ke lo." lirihnya.

Leo yang berada di samping batu nisan Serra bagian kiri pun, mengusap batu nisan itu dan menatap intens, "Maafin gue Ser. Gue banyak ngelakuin kesalahan sama lo, maafin gue yang udah permaluin lo didepan semuanya. Kata-kata kasar gue, perlakuan buruk gue, tolong maafin Ser. Maafin gue yang udah bentak lo, Ser. Gue nggak tau, lo bisa maafin gue atau enggak, tapi gue bener-bener nyesel, Ser,"

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang