AlbiSer | 47

11.6K 518 65
                                    

Happy reading

Cieee nungguin AlbiSer update ya?



⚪⚪⚪

Tuhan itu baik, dia memberikan cobaan, tapi dia juga memberikan kenikmatan

⚪⚪⚪

Albi mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, setelah mencari tau––kemana Serra pergi, dia dengan cepat menuju ke tempat yang mungkin menjadi tujuan Serra sekarang. Ya, setelah dia ingat semuanya tadi, dia meminta ayahnya untuk mencari informasi keberadaan Serra. Ya, tujuannya sekarang adalah rumah Gabby, dia akan mencoba kesana untuk mencari tau.

Dia memastikan motornya di halaman rumah Gabby dengan asal, dia melepas helm dengan kasar, lalu lari dan mengetuk pintu coklat yang ada di depannya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum,"

Tok tok tok

Tak bisa diutarakan bagaimana keadaan hatinya sekarang, campur aduk menjadi satu, antara sedih, takut kehilangan dan hatinya terus bergemuruh tak tenang.

"Waalaikumussalam," jawab seseorang dari dalam.

"Aden mau ketemu sama siapa?" tanya ART setelah membukakan pintu, Albi menoleh. "Mau cari Gabby, Bu. Gabby nya ada?" tanya Albi.

"Oh neng Gabby, neng Gabby sama keluarga udah pergi dari tadi, Den. Sama neng Serra juga, katanya mau ke Singapura," jawab Bibi dengan halus.

"Serra ikut, Bu?"

"Iya, Den,"

"Ya sudah, saya pergi dulu, ya, Bu," ucap Albi yang dibalas anggukan oleh pembantu yang bekerja di rumah Gabby.

Dia berlari dan memakai helm nya dengan cepat, kemudian kembali mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan kota Jakarta yang padat. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, dia menahan emosinya, setelah diingat-ingat, jadwal penerbangan dari Indonesia ke Singapura akan berangkat sebentar lagi, yaitu pukul sembilan lebih empat puluh lima menit. Itu artinya, waktunya hanya kurang lima belas menit saja.

Dia semakin mempercepat laju motornya untuk segera sampai di bandara.

"Shit!" umpatnya ketika lampu merah menyala. Di pikirannya sekarang, hanyalah Serra. Dia merutuki kebodohannya karena baru membaca surat dari Serra beberapa jam yang lalu.

Setelah lampu hijau menyala, dia melajukan motornya kembali dengan kecepatan di atas rata-rata. Yang penting dia bisa bertemu dengan Serra hari ini dan meminta maaf padanya.

"Tunggu gue, Ser,"

***

Serra duduk di kursi yang  disediakan di bandara sambil menunggu pemberangkatan. Dia mengecek jam di tangannya, sebentar lagi, hanya kurang lima menit lagi.

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang