AlbiSer | 30

8.6K 308 7
                                    

Gimana? Udah siap buat baca AlbiSer kembali?

Jangan lupa ajak teman kalian buat baca cerita ini.

Happy reading

Jangan lupa vote sebelum baca, dan komen di kolom komentar buat nyemangatin aku.

[Part 30: Terus mencoba]

Cara apa lagi yang harus gue lakuin biar ingatan lo bisa pulih?

***

Albi terbaring di kasurnya dengan terlentang. Sehabis pulang dasi sekolah, dia langsung merebahkan tubuhnya karena kelelahan. Kelelahan karena tugas sekolah, juga karena... Serra. Entah kenapa, ada perasaan menjanggal dan seperti ada rasa yang berbeda, lebih dari seorang dari kakak pacarnya.

"Apa yang terjadi sama gue sebelumnya? Kenapa dia bersikeras buat ngasih tau ke gue, siapa itu dia,"

"Dan dia, sering tanya ke gue apa gue ingat siapa itu dia,"

"Oh shit!" Dia mengumpat, karena kepalanya semakin pusing untuk memikirkan Serra. Semakin memikirkannya, semakin sakit rasanya.

Dia jadi bingung, ada apa hubungannya dengan Serra saat sebelum dia lupa tentang semuanya?

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar, Albi mendongak. "Masuk!" titahnya.

Cklekk

Pintu terbuka menampakkan bunda nya dan Sella di belakangnya.

Shit

Umpatnya dalam hati. Rasanya seperti dia sedang dikekang di rumah ini. Dilarang ini itu, diperintah ini itu, disuruh inilah, itulah oleh bundanya. Terlebih Sella yang sering melarangnya pergi sendirian dan harus ditemani olehnya. Bundanya pun sellau menyetujui apa yang diminta oleh Sella.

"Ini susunya, diminum dulu," ucap bundanya dengan menyodorkan segelas susu ke arahnya.

"Taruh aja di nakas, anda silahkan keluar," ucapnya.

Hati bunda sakit? Tentu, hati siapa yang tak sakit jika anak kesayangannya malah memanggilnya dengan sebutan 'anda' bukan lagi 'bunda' seperti biasanya.

"Bi! Jangan gitu sama Bunda!" bentak Sella.

"Begitu gimana, Sel?"

"Ya itu, kamu kok nggak panggil Bunda aja? Dia bunda kamu loh? Masak kamu panggil dengan sebutan 'anda'?"

"Udah nyaman,"

"Ta—

Baru ingin membalas tepukan dari bunda di punggungnya. Dia menatap Tari dengan tatapan pertanyaan. Kemudian, Tari menggeleng, memberi isyarat bahwa dia tidak apa-apa.

Sella menghela napasnya pasrah, kemudian menatap nanar Albi yang duduk di kasur sambil memainkan handphone nya.

Serra, awas lo. Gara-gara lo, Albi jadi hilang ingatan..

Dia tersenyum licik.

Tapi gak apa-apa, dengan begitu, gue bisa fitnah lo, dan rebut Albi jadi milik gue.

***


Hari ini hari Senin, hari yang paling Serra benci karena harus berangkat pagi dan berdiri berbaris  untuk upacara di tengah lapangan yang panas tanpa ada pohon untuk berteduh. Dia mengusap peluh keringat yang bercucuran di keningnya, panas sekali hari ini. Apalagi di depan sana, kepala sekolah sedang memberikan amanat kepada para siswanya.

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang