AlbiSer | 08

9.4K 540 133
                                    

Gue ngelakuin hal besar, tapi lo malah marahin dan nuduh gue

••

[Part 08: Dituduh]

••|••

"Jadi gini kelakuan kalian kalo di belakang gue?"

"Rela nggak sekolah demi mau berduaan?"

"Percuma ya gue kesini, cuma buat lihat kalian berdua kayak gitu!"

"Percuma, sebesar apapun gue berjuang, kalian akan tetap bersama!"

_________________________

"Maafin gue Ser, maaf," ujar Albi layaknya memohon kepada Serra.

Mereka berdua kini sedang berada di taman rumah sakit. Tepatnya, sedang duduk di bangku yang sudah disediakan. Mereka memilih menyelesaikan masalah disini. Agar tidak menganggu ketenangan orang yang sedang dirawat.

"..."

Tak ada jawaban apapun dari Serra, dia memilih untuk berdiam diri tak ada niatan untuk menjawab ucapan maaf dari Albi.

Dia sudah muak dengan kata maaf dari Albi. Kata maaf yang berujung terulang lagi.

Terus meminta maaf, tapi tak berusaha untuk menjauhi apa yang tidak disukai oleh Serra. Bolehkan Serra marah? Bolehkan Serra kecewa dengan apa yabg diperbuat Albi?

"Maafin gue Ser, gue nggak maksud kayak gitu. Lo emangnya nggak kasihan sama Sella? Dia sakit Ser!"

Serra terkekeh, "Alasan itu terus yang lo pake', nggak ada alasan lain?" Albi terbungkam dengan apa yang dikatakan oleh Serra. Memang benar adanya, dia selalu memakai alasan bahwa Sella sedang sakit.

"Ser, maafin gue ya," ujarnya memohon kembali dengan meraih tangan kanan Serra untuk digenggam.

Namun, ketika mengetahui bahwa tangannya akan ingin diraih oleh Albi, dia segera menjauhkan tangannya dari jangkauan. "Gue udah muak Bi dengan mata maaf dari mulut lo. Emang, kata maaf itu mewakili perasaan. Tapi gue udah muak Bi dengan mata maaf itu, percuma minta maaf kalau ujung-ujungnya diulangi kembali!"

"Gue juga punya batas kesabaran Bi. Gue bukan Nabi Muhammad yang punya kesabaran luar biasa. Gue manusia biasa Bi, MANUSIA BIASA!" jerit Serra melampiaskan amarahnya.

Mendengar ucapan Serra, Albi menunduk menetralkan napasnya. Dia juga bingung dengan sifatnya sendiri yang kian berubah-ubah. Dia juga tidak yakin dan menganggap dirinya seolah terlalu abu-abu.

Serra pun mengatur napasnya yang tersenggal-senggal karena amarahnya tadi. Siapa sih yang nggak marah jika pacarnya mencium orang lain? Siapa sih yang nggak cemburu? Pasti cemburu kan?

"Yang pacar lo itu gue apa kembaran gue sih Bi?"

"Ya lo lah Serra, ada-ada aja," jawab Albi dengan nada yang dibuat lelucon agar Serra kembali tersenyum.

Serra memutar bola matanya malas, "Terus, kenapa lo lebih milih Sella? Kenapa lo rela nggak masuk sekolah demi jagain Sella?"

"Gue nggak milih Sella, Ser. Kenapa gue nggak sekolah? Itu karena gue disuruh sama bokap lo!"

"Kenapa lo nggak nolak perintah bokap gue?" tanya Serra kembali.

"Karena gue dipaksa sama bokap lo!"

"Oke, gue terima alasan lo tentang ngejagain Sella." Mendengar jawaban Serra membuat Albi mengulum senyumnya. Namun, senyum itu memudar kala mendengar kalimat Serra kemudian.

AlbiSer [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang