Line.
Kurang kasih sayang (7):
Jeno:
|gue tunggu di cafe biasaLele:
|gue sama jaya telat
|masih ada kelasJeno:
|ok
|yang ga sibuk sini
|cepet, gue sendirianNana:
|gue mau ngasih laporan duluKak Mark♡:
|P
|TesJeno:
|masuk
Read.━━━━━━━━━
Kak Mark♡:
|Ecan?Kak mark~|
Kenapa kak?||Kamu duluan aja
Kakak dulu aja|
|Kamu
Oke|
Beneran ya?|
Kakak jangan ngetik dulu||Iya
Tuhkan ngetik|
Read.Kok di read doang?|
|Astaga ecan...
|Tadi disuruh jangan ngetikHeheh|
Kakak mau ke cafe?||Iya
Bareng ya?|
Aku tunggu di FT||Okee otw
SEBENTAR|
|kenapa lagi?
Tadi kakak mau ngomong apa?|
|Ngajak ke cafe bareng
Tuhkan kita tuh emg berjodoh|
Read.Oke, Haechan sabar. Haechan tabah. Dia sudah biasa dengan Mark yang selalu membaca pesannya saja.
Sambil menunggu Mark yang entah kapan datangnya. Haechan duduk di tangga masuk depan gedung FT sambil melamun, sudah seperti gembel.
"Hai gembel"
Dia mendongak ketika ada seseorang yang memanggilnya. Bukan, Haechan bukannya mengakui jika dirinya adalah gembel. Tetapi disini hanya ada dirinya dan otomatis orang itu sedang memanggilnya.
"Apa?!" Tanya Haechan ketus.
"Ih galak, padahal tadinya gue mau ngajakin pulang bareng"
"Ngajak pulang bareng atau numpang pulang bareng?" Sarkasnya karena biasanya teman Haechan yang satu ini selalu menumpang dengannya jika pacarnya tidak bisa menjemputnya.
"Astaga, kamu kok gitu sih sama aku" Kata teman Haechan dengan nada bicara diimut-imutkan, membuat bulu kuduk Haechan merinding.
"Anjing, Jijik han"
Orang yang dipanggil Han oleh Haechan tadi hanya terkikik geli.
"Beneran mau bareng nggak? Gue bawa motor, Itung-itung balas dendamー Eh balas budi maksudnya" Tanya Han lagi.
Haechan menggeleng. "Nggak, gue lagi nunggu kak mark"
"HAH? LO BALIKAN SAMA KAK MARK? BARU KEMAREN PUTUS, CEPET BANGET BALIKANNYA" Pekiknya heboh.
Haechan menghela napas pasrah. Kenapa semua orang mengira mereka berdua balikan? Memangnya aneh ya, berteman dengan Mantan.
"Apaan sih, heboh banget. Gue ngga balikan"
"Terus?"
"Emang salah temenan sama mantan? Aneh banget jadi orang"
"Ya nggak sih, tapi kan canggung aja gitu. Eh bagus deh kalo ngga balikan, jadi bisa gue gebet"
Haechan sudah ancang-ancang akan memukul teman menyebalkannya ini, tapi untungnya suara klakson motor Mark lebih dulu berbunyi.
Haechan langsung memakai helmnya dan buru-buru menghampiri Mark, meninggalkan Han yang masih tersenyum melihat mereka berdua.
Mark membunyikan klaksonnya lagi sebelum pergi, bermaksud untuk berpamitan pada teman Haechan.
"Siapa?" Tanya Mark penasaran.
"Jisung hanafi, temen aku. Masa kakak ngga kenal?"
Mark menggeleng.
"Ihh~ yang pacarnya asisten dosen itu Pak Lino"
"Oh iya tau. Kalau diliat-liat dia lucu juga ya" Celetuk Mark membuat mood Haechan jadi jelek. Boleh dikatakan jika Haechan cemburu.
"Tapi masih lucuan kamu sih" Sambungnya.
"Apasih kak!" Kata Haechan salah tingkah.
Dan kali ini pipinya memanas hanya karena perkataan Mark barusan. Karena kesal, dia mencubit pelan pinggang Mark hingga Mark sedikit tersentak.
"Aduh, pinggang kakak jangan dicubit dong, nanti kalau jatoh gimana?"
"Kalau jatoh ya ke bawah" Jawab Haechan santai.
"Maksudnya gimana kalau kamu luka?"
"Tinggal diobatin"
"kalau mati?"
"Tinggal dikuburin"
Mark memukul pelan paha Haechan. "Kalau ngomong jangan sembarangan"
"Kan bener, masa kalau aku mati mau dipajangin di museum?"
Dan perjalanan mereka kali ini diisi dengan pertanyaan dan jawaban random dari Haechan.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfiction[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021