26. Mark dan Hujan

2.1K 183 10
                                    

Setelah memastikan Haechan pulang dengan aman, Sungchan akhirnya bisa pulang ke rumahnya walaupun dengan keadaan basah kuyup karena dirinya tidak membawa jas hujan.

Tenang, Haechan tidak pulang bersama Sungchan, melainkan dengan Renjun. Jadi, tadi Renjun datang untuk menjemput Haechan dengan menggunakan Grab Car.

Entah kenapa Sungchan tiba-tiba teringat dengan curhatan Haechan tentang Mark.

"Gue kangen kak Mark"

"Gue butuh kak Mark"

"Gue jahat udah nyuruh kak Mark pergi, tapi kenapa kak Mark beneran pergi?"

Saat itu Haechan menatap Sungchan dengan tatapan sayu dengan air mata yang terus mengalir dari kedua matanya. Dan itu membuat hati Sungchan tergerak dan berakhir merengkuh tubuh ringkih Haechan.

Terlalu larut dalam lamunannya, Sungchan sampai tidak sadar jika sekarang tepat di depan rumahnya ada Mark dengan keadaan yang tidak beda jauh dengan dirinya tengah menatapnya dengan tajam.

"KENAPA BANG?" Teriak Sungchan karena suara hujan yang sangat berisik. "KOK NGGAK MASUK? MAMAH NGGAK BUKAIN PINTUNYA?"

Saat Sungchan menarik lengan Mark untuk ikut masuk bersamanya, Mark segera menepisnya. Tepat setelah itu, hujan mereda.

"Lo ada hubungan apa sama Haechan?" Tanya Mark dingin.

Sungchan hanya menggeleng, tapi anehnya Mark langsung mencengkeram bahunya. "Lo jangan coba-coba mainin perasaan Haechan"

Karena kesal, Sungchan menepis tangan Mark dengan kasar. "Maksud lo apa ya?"

"Nggak usah pura-pura nggak tau deh, gue liat tadi lo nangisin Haechan"

Ingin rasanya Sungchan tertawa di depan wajah Mark dan memberinya kaca, tapi tunggu dulu, dia masih ingin bermain-main dengan sepupunya. "Terus hubungannya sama lo apa? Mau gue nangisin Haechan, gantungin perasaanya, atau yang lebih dari itu mungkin(?) Ya terserah gue"

Kalian pasti sudah tau apa yang terjadi selanjutnya? Benar, Mark memukul rahang Sungchan dengan kencang hingga Sungchan jatuh tersungkur.

"BRENGSEK!"

Tidak ada waktu untuk Sungchan menghindari serangan dari Mark karena dia tidak menyangka jika Mark akan memukulnya.

Ketika Mark akan melayangkan pukulannya lagi, Sungchan langsung menahan lengan Mark dan menguncinya. "LO YANG BERENGSEK BANG!" Teriaknya.

"Lepasin anjing!"

"Lo mau tau kenapa Haechan nangis? Itu gara-gara lo! Dia butuh lo. Dia nangis karena kangen lo, dia butuh bahu buat dijadiin sandaran!"

"Tapi dia nyuruh gue buat jauhin dia!"

"Terus lo iyain aja? Kalau gitu berarti lo udah sepenuhnya lepasin Haechan jadi seharusnya lo nggak usah ikut campur urusan gue sama Haechan"

Mark mati kutu. Dia sudah skakmat.

Karena tidak ada tanda-tanda Mark akan berontak, Sungchan akhirnya melepaskan lengan Mark dan membalikan badannya agar saling berhadapan.

"Bang" Panggil Sungchan santai, amarahnya sudah mereda. "Kalau lo masih sayang sama Haechan, perjuangin dia. Gue tau, dia juga pasti masih sayang banget sama lo, tapi dia nggak mau kecewa buat kedua kalinya maka dari itu dia milih buat lupain lo. Dan harusnya lo buktiin ke Haechan kalau lo nggak bakal nyakitin dia lagi" Jelasnya panjang lebar.

Disaat seperti ini Mark jadi terlihat seperti orang bodoh, yang hanya menatap Sungchan dengan tatapan berpikir.

"Kayak orang tolol" Gumam Sungchan.

"Hah?"

Sungchan menghela napasnya kasar. "Sanah pergi samperin Haechan, mumpung lagi hujan biar kayak di film film, lo ngemis cinta sambil hujan-hujanan"

Mark tersenyum, menepuk pelan bahu Sungchan. "Thank's!"

Dan setelah itu, Mark langsung melesat pergi ke kos-an milik Haechan seperti apa yang di suruh oleh Sungchan, 'Ngemis cinta sambil hujan-hujanan'.

Di depan pintu masuk kos-an milik Haechan, ditemani hujan yang membasahi tubuhnya, Mark berteriak menyatakan kembali perasaannya kepada Haechan.

"Haechan Adiprama! I love you"

Tidak lama setelahnya, Haechan keluar dengan mata sembab, menatap Mark dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa senang, kecewa dan takut.

Sedangkan Mark tersenyum teduh. "Ecan, miss you."

"Miss you too kak", Haechan hanya bisa menjawabnya dalam hati, tidak berani mengungkapkan.

"Can, Kakak tau kakak udah jahat sama kamu tapi kakak sayang sama kamu, Kakak nggak bisa lepasin kamu. Kamu mau nggak nerima kakak lagi di hidup kamu?" Tanya Mark dengan senyum yang masih tercetak di wajahnya walaupun tubuhnya sudah menggigil karena kedinginan.

Tubuh Haechan tiba-tiba menegang, darahnya berdesir dan detak jantungnya tidak karuan. Apa maksud dari perkataan Mark barusan? Itu seperti Mark sedang mengajaknya untuk kembali padanya dan menjalin hubungan lagi dengan kata lain 'Balikan'.

"Kalau kamu kesini dan peluk kakak tandanya kita balikan, kalau kamu biarin kakak berarti kamu masih butuh waktu buat yakinin diri kamu kalau kakak sayang kamu dan kakak bakal buktiin itu"

Hampir beberapa detik mereka sama-sama terdiam. Hanya ada suara jatuhnya air hujan yang beradu dengan atap dan jalanan sampai akhirnya Haechan masuk ke dalam kos-annya.

Ada rasa kecewa saat melihat Haechan pergi. Padahal Mark yakin sekali jika Haechan akan menghampiri dan memeluknya di tengah hujan deras, karena ini bisa menjadi kenangan indah yang tak terlupakan, tapi ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan realita.

-tbc

Malem-malem nyempetin update padahal besok saya ujian :D

Emang ide nulis tuh datengnya tiap malem terus

Katanya Mantan ✔️ | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang