Tepat pukul sembilan malam ini, Haechan baru saja menyelesaikan tugas tambahannya. Dan kini perutnya terasa sangat lapar.
Hari ini dia hanya sarapan susu karena Mark yang membatalkan acara sarapan bersamanya, dan siang tadi Mark malah membawanya ke restoran mahal. Tentu saja Haechan harus tahu diri dengan memesan makanan yang paling murah.
Haechan bangkit, sambil meregangkan otot-otot badannya yang kaku karena terlalu fokus mengerjakan tugas.
Awalnya Haechan ingin ke dapur dan membuat indomie, tapi dia baru ingat jika stok indomie-nya sudah habis.
Haechan kembali merenung sambil sesekali mengusap perutnya yang terasa lapar. "Ibu~ Laperr" Rengeknya.
Tepat saat itu juga ketukan pintu terdengar. Haechan melirik jam yang berada pada dinding kamarnya. "Jam sembilan? Siapa ya?" Gumamnya.
Daripada penasaran, akhirnya Haechan memutuskan untuk membukakan pintunya. "Cari siapa ya mas?" Tanya Haechan saat melihat postur tubuh pria yang membelakanginya dengan jaket berwarna hijau.
Pria itu membalikan badannya dan seketika Haechan pun tertawa.
"Kok ketawa? Kakak aneh ya?"
Haechan menggeleng, mencoba untuk berhenti tertawa. "Nggak, tapi lucu aja, kirain ada gofood nyasar"
Mark melihat-lihat dirinya, kemudian tertawa sendiri. Benar apa kata Haechan, dia seperti kurir pengantar makananーGofood.
"Tapi emang bener, kakak mau nganter makanan" Mark menunjukkan kantong plastik yang berada di sebelah tangan kanannya.
Haechan memiringkan kepalanya, menatap Mark bingung. "Tiba-tiba banget? Tumben juga nggak ngabarin dulu"
Mark mencubit gemas sebelah pipi Haechan, membuat sang empunya mengerucutkan bibirnya sebal. "Sakit!" Protes Haechan.
"Lagian kamunya juga. Seharusnya sebelum nanya gitu, liat dulu hape kamu"
Haechan segera meraba-raba kantong celananya. Lalu tersenyum seperti tidak ada dosa. Dia baru ingat jika setelah pulang dari makan siang bersama Mark tadi, dia sudah tidak memeriksa ponselnya lagi. Dan ponselnya tergeletak di kasur begitu saja.
"Maaf, tadi aku sibuk nugas"
"Udah kakak duga. Makanya kakak kesini bawain kamu makanan. Kebiasaan kamu kalau udah nugas kan gitu, lupa dunia"
Haechan lagi-lagi tersenyum saat melihat Mark yang terlihat perhatian padanya. Tapi senyumnya kian meredup saat teringat kejadian di restoran tadi.
"Yaudah, masuk dulu yuk" Ajaknya.
Mark tidak segera masuk. Dia menunjuk helm yang masih setia bertengger di kepalanya, mengkode agar Haechan membukakan helmnya.
"Iya sini aku bukain" Ujar Haechan akhirnya.
Mark mencodongkan badannya agar Haechan dapat membukakan helmnya. Dan Haechan juga ikut mendekatkan dirinya dengan badan Mark, mencoba membuka pengaitnya.
"Nah!" Ujar Haechan saat dirinya berhasil membuka helm milik Mark.
Tak lupa, Haechan juga merapikan rambut Mark yang sedikit berantakan. Sebaliknya, Mark justru malah mengacak-acak rambut Haechan dengan gemas.
"KAK MARK!"
Mark hanya tertawa melihat wajah kesal Haechan. Dan dengan tidak tahu dirinya, dia masuk ke dalam kostan milik Haechan, meninggalkan sang pemilik yang masih merajuk di ambang pintu.
"Cepet sini makan, kamu pasti laper kan?"
Dengan semangat Haechan menghampiri Mark yang sedang mengeluarkan makanannya.
"Kakak sengaja keluar buat beliin aku makanan?" Tanya Haechan asal. Pertanyaan itu tiba-tiba saja terlintas dipikirannya.
"Oh itu, kakak tadi sekalian mau beli makanan terus keinget kamu" Jawab Mark yang tentu saja bohong.
Tentang Mark yang teringat Haechan, itu memang benar. Tapi tentang dirinya yang ingin membeli makanan, itu adalah sebuah kebohongan.
Sebenarnya dia keluar karena orang yang dia yakini telah merebut hatinya tiba-tiba ingin dibelikan martabak, dan Mark langsung melesat untuk membelikannya.
Saat dia membelinya, entah kenapa dia jadi teringat Haechan dan akhirnya Mark membelikan untuk Haechan juga.
"Mana makanan punya kakak?" Tanya Haechan saat melihat hanya ada 1 martabak telur.
Damn. Mark kelabakan mencari alasannya. Kenapa dia jadi panik sendiri.
"Oh kakak makan di tempat ya, pasti sama kak fel fel itu" Tenang, Haechan mengatakan kalimat terakhirnya hanya dalam hati.
Mark mengangguk kaku.
Haechan kembali fokus memakan makanannya. Sebenarnya saat makan di restoran tadi dia mendengar pelayan di sana mengatakan "meja atas nama mark dan fel" Dan sebelum pelayan itu melanjutkannya Mark segera memotongnya.
Juga, saat mereka selesai makan. Mark menerima telepon dan menyebutkan nama 'Fel'. Entah orang yang bernama Fel itu hanya teman biasa Mark atau lebih. Haechan hanya bisa menyimpulkan jika orang itu termasuk golongan orang istimewa bagi Mark.
Sepertinya harapan Haechan harus pupus sampai disini. Dia seharusnya sadar, jika perhatian Mark yang ditujukan padanya hanyalah sebatas sahabat.
-tbc
Menuju konflik :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfiction[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021