15. Menjaga jarak

2K 153 1
                                    

Haechan sudah memutuskan untuk tidak membawa perasaannya lagi pada Mark. Ini bukan karena orang yang bernama fel itu, tetapi memang seharusnya dia tidak lagi mengharapkan Mark yang sudah menjadi mantannya itu.

Jadi dia memutuskan untuk menjaga jarak dengan Mark. Catat! Hanya menjaga jarak.

Terbukti dengan pagi kali ini Haechan sengaja menolak untuk sarapan bersama dengan Mark. Dan Haechan juga sudah bilang pada Mark jika sebaiknya mereka tidak perlu sarapan bersama lagi, alasan yang dipakai Haechan adalah karena jadwal mata kuliah mereka yang berbeda dan Mark juga sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir.

"Ecan!!!" Teriakan itu membuat telinga Haechan, atau bahkan orang-orang yang berada di parkiran sekarang, berdengung.

"Anjing. Apa sih pagi-pagi udah heboh" Sungut Haechan kesal. Bagaimana tidak kesal, mood-nya kali ini sedang tidak baik karena Mark dan sekarang harus mendengar teriakan dari seorang Renjuna Pradipta.

"Seriusss, lo harus tau ini" Tanpa basa basi lagi, Renjun menarik atau lebih tepatnya menyeret Haechan keluar dari basement parkiran.

"Ngapain sih?!" Tanya Haechan dengan nada yang masih belum berubah, kesal.

Renjun tidak menghiraukan protes dan pertanyaan yang dilayangkan oleh Haechan. Dia masih terus membawa Haechan entah kemana.

Mereka duduk di trotoar jalan yang tidak jauh dari gedung Fakultas teknik, sambil sesekali melirik ke arah kanan dan kiri.

"Ini kenapa jadi lesehan disini?" Tanya Haechan lagi yang tentu saja tidak akan dijawab oleh Renjun.

Renjun masih fokus memperhatikan jalan.

"Gue ada kelas" Haechan bangkit dari duduknya tapi lengannya ditarik kembali oleh Renjun.

"Diem dulu sebentar, gue mau nunjukin sesuatu"

"Sebentarnya sampe kapan? Gue ada kelas sekarang!" Tegasnya.

"Halahh kelas lo dimulai setengah jam lagi, gue juga tau" Ujar Renjun santai.

"Emang lo kira naik tangga ngga pake waktu?!"

"Kan bisa pake lift"

Haechan mengacak-acak rambutnya prustasi. Mengapa dia bisa mempunyai teman seperti Renjun sih.

"Jam segini pasti banyak yang pake lift, otomatis gue harus nungー"

Sebelum Haechan melanjutkan omongannya, Renjun segera membekap mulut Haechan.

"Sssstt, liat deh" Renjun menunjuk ke depan gedung fakultas teknik, disitu terlihat Mark membonceng seorang pria manis yang Haechan ketahui namanyaー

"FELIX?!" Pekik Haechan terkejut.

Oh, jadi fel fel itu si felix. Anjir, ngga nyangka gue, Batin Haechan sedikit kesal.

"Nahkan bener itu si felix temen sma kita. Sumpah tadi gue ketemu mereka di tukang bubur depan, kirain gue salah liat. Nggak nyangka banget sih, kok felix bisa-bisanya deket sama Kak Mark, terus jugaー" Ucapan Renjun terhenti saat melihat Haechan yang sudah tidak ada lagi di sampingnya.

Dan ternyata Haechan menghampiri Felix dan Mark.

Renjun bingung. Sepertinya tindakannya kali ini salah. Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.



-tbc

Adain adegan baku hantam ga nih?? Wkwk


Katanya Mantan ✔️ | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang