Sekarang sudah satu bulan berlalu semenjak putusnya Mark dan Haechan. Bukannya semakin renggang, hubungan mereka justru semakin dekat. Semua kebiasaan yang mereka lakukan saat masih berpacaran masih tetap dilakukan hingga sekarang. Malah jika dilihat-lihat setelah putus, mereka jadi sering bertemu dan Mark juga selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan mengabari Haechan, berbeda sekali dengan Mark yang dulu.
Bolehkah Haechan berharap jika Mark masih ada perasaan untuknya?
"Haechan Adiprama!" Suara teriakan itu membuyarkan lamunan Haechan.
"Iya bu?"
"Tolong fokus. Lagi mikirin apa emangnya?"
"Kak Mark" Jawab Haechan keceplosan, membuat hampir seluruh mahasiswa di ruangan itu tertawa.
Dosen yang sedang mengajar hanya bisa menghela napasnya kasar. Dia kira, Haechan seperti itu karena sedang banyak pikiran karena masalah keluarga, nyatanyaー
Ah sudahlah.
"Haechan" Panggil sang Dosen, tangannya mengisyaratkan Haechan untuk keluar dari kelas.
Dengan perasaan malu, mau tidak mau Haechan harus meninggalkan kelas. Dia harus minta pertanggungjawaban pada Mark.
Karena Haechan tidak fokus memperhatikan jalanan, alhasil dia menabrak seseorang.
"Shit!" Umpat orang yang ditabrak oleh Haechan.
Haechan langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat familier. "Kak Mark?"
Ya, orang itu adalah Mark. Orang yang selama ini terus berada di dalam pikirannya.
"Ecan? Ngapain disini?"
Haechan tertawa. "Seharusnya aku yang nanya gitu. Kakak ngapain disini? Ini kan kawasan Teknik"
Mark tersenyum canggung. Benar juga, dia kan anak seni. "Oh iya juga ya. Kakak kesini abis ketemu temen"
Haechan hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa penasaran siapa teman yang dimaksud Mark.
"Kalau kamu ngapain keluar kelas? Salah kelas?" Tanya Mark sambil mengamati ruangan yang tadi dimasuki oleh Haechan.
Haechan jadi ingat, dia dikeluarkan karena Mark. "Aku dikeluarin dari kelas!" Katanya dengan nada kesal.
"Kok bisa?"
"Iya! Semuanya gara-gara kakak!"
Mark menatap Haechan bingung. Apa yang sudah dia perbuat hingga Haechan bisa dikeluarkan dari kelas. "Loh? Salah kakak?"
"Gara-gara kakak terus-terusan ada di pikiran aku, aku jadi ngga fokus dengerin dosen. Terus, aku di keluarin deh" Jelas Haechan.
Mark tertawa gemas mendengar penjelasannya. "Lucu banget sih kamu" Dia mengacak-acak rambut Haechan.
"KAK MARK!" Kesal Haechan karena rambut yang sudah dia tata, jadi berantakan. Jangan lupakan dengan hatinya yang ikut berantakan.
"Hahaha. Iya maaf, sini kakak benerin" Mark membantu merapikan kembali rambut Haechan yang berantakan.
"Nah udah kan. Sebagai permintaan maaf karena kamu dikeluarin dari kelas gara-gara mikirin kakak, kakak traktir kamu makan deh, gimana?" Tawar Mark yang tentu saja langsung di setujui oleh Haechan.
"Kali ini, tempatnya kak mark yang milih, kan kakak yang mau traktir aku"
Mark mengangguk, menyetujui saran dari Haechan. Mereka berdua berjalan beriringan dengan Mark yang merangkul Haechan.
Bagaimana? Mark seperti memberi Haechan harapan dengan perlakuannya selama ini.
-tbc
Double update karena Haechan live ig (。’▽’。)
Ini seharusnya di up semalem, tapi wifi rumahku malah error askskksk
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfiction[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021