Saat setelah Haechan meminta Mark untuk memeluknya kemarin, Mark seperti sudah di beri lampu hijau oleh Haechan, jadi kali ini Mark berniat ingin memberikan Haechan sesuatu untuk membuktikan jika Mark serius dengan Haechan. Tapi yang jadi masalahnya, Mark tidak tahu barang apa yang bisa membuatnya terkesan.
Bunga? Boneka? Kalung? Terlalu mainstream. Haechan juga pasti akan menolak jika di beri bunga, katanya "Emang aku orang meninggal". Sedangkan Boneka dan kalung, Mark sudah pernah memberinya saat anniversary.
Jalan satu-satunya hanyalah Renjun, karena Renjun tau apa yang sedang Haechan butuhkan saat ini. Sekalian Mark ingin bertanya pada Renjun, kenapa akhir-akhir ini dia selalu menghindarinya.
Seolah tau, tidak lama setelah Mark memikirkan Renjun, anak itu muncul dari balik lift.
"Jun!" Panggil Mark.
Mark sudah menduga jika Renjun akan menghindarinya, untungnya dia cekatan dan segera menahan pergelangan Renjun, membuat Renjun mau tidak mau harus berhenti.
"Kenapa? Kalau mau tau tentang Haechan, cari tau aja sendiri, gue sibuk"
Mark semakin mencekal pergelangan tangan milik Renjun. "Renjuna, please" Mohonnya.
Renjun berbalik, mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Mark. "Kak lepasin"
"Gue bakal lepasin kalau lo mau ngobrol sama gue"
"Kak Mark! Lepasin! Gue sibuk"
"Gue cuma butuh 5 menit doang, janji"
"Lo jahat kak, setelah nyakitin tangan Haechan, sekarang lo juga nyakitin tangan gue" Serius, pergelangan Renjun sakit karena di cengkeram oleh Mark. Dan Mark tidak kunjung melepaskannya hingga akhirnya seseorang datang menarik paksa lengan Renjun dari Mark.
"Jangan coba-coba nyakitin cowok gue"
Mark sedikit terkejut dengan kedatangan seseorang yang mengklaim Renjun sebagai pasangannya.
"Jeno?" Panggil Renjun memastikan.
Jeno menarik Renjun agar berlindung di balik badannya.
"Cowok lo?" Tanya Mark bingung.
"Iya, cowok gue kenapa?" Ulang Jeno dengan arogan.
Mark speachless, selama dirinya sibuk PDKT dengan felix, ternyata banyak sesuatu disekitarnya berubah. Salah satunya status hubungan antara Renjun dan Jeno. "Sejak kapan?" Tanya Mark penasaran.
Saat Jeno hendak menjawabnya, Renjun lebih dulu menarik lengan baju Jeno sambil menggeleng, dia masih belum siap jika harus mempublish hubungannya.
Jeno yang paham maksud Renjun, langsung mengangguk begitu juga dengan Mark yang peka dengan gerak gerik Renjun.
"Oke, gue nggak bakal ngasih tau hubungan kalian ke yang lain, tapi tolong kasih gue sedikit aja info tentang Ecan"
Renjun menghela napasnya kasar. "Okay, sebentar doang ya?"
Mark tersenyum senang saat mendengar jawaban dari Renjun. "Sini" Suruhnya agar Renjun mengikutinya.
Sekarang Renjun, Jeno dengan Mark duduk di kursi koridor dengan posisi Renjun di antara keduanya.
"Pertama gue mau minta maaf, gue nggak tau kenapa lo bisa sebegitu marahnya sama gue dan kedua gue juga minta maaf buat pergelangan tangan lo" Ucap Mark tulus.
Mark tadinya ingin memeriksa pergelangan tangan Renjun dan mengusap-usapnya, tapi Jeno langsung menepisnya. "Mau ngapain lo?" Kata Jeno galak.
"Possesif banget najis" Gumam Mark tanpa sadar.
Mark menatap Renjun, menunggu jawaban darinya, tapi hingga satu menit Renjun masih tidak membuka mulutnya.
Pada akhirnya Mark mengode Jeno untuk meninggalkan mereka berdua agar Mark bisa leluasa berbicara dengan Renjun.
"Awas lo jangan macem-macem" Peringat Jeno.
Setelah Jeno pergi, Mark memegang kedua bahu Renjun dan menyuruhnya untuk menatapnya. "Look at me Renjuna"
Renjun menatap Mark malas.
"Sorry," Kata Mark sambil mengusap-usap pergelangan tangan Renjun. "Lo maafin gue kan? Kita temenan udah 3 tahun loh"
Pada akhirnya Renjun luluh melihat tatapan Mark yang tulus. "Iya, gue maafin, tapi awas aja kalau sampe lo nyakitin temen gue lagi"
Mark tersenyum senang, tangannya memberi pose hormat pada Renjun. "Siap. Maka dari itu, gue mau memperbaiki hubungan sama Haechan, gue butuh sesuatu yang berkesan buat dia"
"Janji dulu" Kata Renjun mengacungkan jari kelingkingnya kehadapan Mark.
Mark menautkan jarinya. "Janji"
"Oke, jadi akhir-akhir ini Haechan tuh lagi down banget, dia kangen keluarganya yang di Bandung, dia butuh banget support system. Gue udah nyoba nyemangatin dia tapi ya mungkin bukan gue orang yang Haechan butuhin saat itu," Renjun menjeda ucapannya lalu menatap Mark tajam.
"LO TUH HARUSNYA ADA DI SAMPING HAECHAN WAKTU HAECHAN LAGI BUTUH SESEORANG, GUE TAU LO ITU ORANG YANG PALING BERPENGARUH BUAT ECAN!!" Marahnya.
Mark hanya diam. Sebenarnya Mark senang dimarahi Renjun begini, lebih baik daripada didiamkan seperti tidak saling mengenal.
"Jadi?"
"Ih goblok banget sih, harusnya lo paham, kan tadi udah dijelasin!"
"Gue nggak paham, jelasin aja apa yang harus gue lakuin"
"Jadi, biar Haechan percaya kalo lo serius sama dia, ya lo harus selalu ada buat Haechan. Haechan lebih seneng kalo di perhatiin daripada di beliin sesuatu yang mewah. Atau kalo lo mau ngasih sesuatu yang berkesan, ya lo bawa aja Haechan ke Bandung. Gitu aja nggak tau"
"NICE IDEA! OKAY THANK'S YOU RENJUNA PRADIPTA!" Saking senangnya, Mark sampai memeluk Renjun dengan erat membuat Jeno harus menghampiri mereka berdua dan melepas paksa pelukannya.
"Nggak ada acara peluk-pelukan"
"Ck, possesif banget sih cowok lo"
"Ssst, diem kak nanti ada yang denger"
"Hahaha okay. btw, gimana kabar anak-anak?" Yang dimaksud anak-anak oleh Mark adalah member kks.
"Baik, masih pada sering nongkrong kok, nggak kayak lo" Sahut Jeno.
"Pedes amat Jen, gue sibuk sorry"
"Sibuk pdkt samaㅡ Domba badot(?)" Serius, Jeno tidak tahu nama orang itu.
"Namanya Felix"
"Masih aja di bela" Jeno sepertinya sedang dalam mode sensi.
Renjun dan Mark sama-sama menghela napasnya kasar. Jeno-nya sedang dalam mode cemburu.
"Kak, kata gue sih mending lo pergi jemput Haechan deh, motornya nggak mau nyala gara-gara kemaren kehujanan seharian" Ujar Renjun sebelum mereka adu mulut dan berakhir adu jotos.
-tbc
sabar dulu, jangan buru-buru ending. Kapal noren numpang lewat dulu✌🏻
selamat melaksanakan ibadah puasa bagi yang melaksanakan, telat sih tapi gapapa ya heheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfiction[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021