29. Haechan Perhatian

1.8K 157 1
                                    

Sesuai perintah dari Renjun, Mark langsung melesat ke gedung fakultas teknik untuk menjemput Haechan. Tapi, lagi-lagi Mark terlambat karena Haechan sudah pergi dengan sepupunya. Kalau kata Changbin sih 'Mana sempat keburu telat'.

Dan Mark menyerah? Tidak semudah itu. Dia langsung menaikkan kecepatannya untuk mengejar motor Sungchan.

Saat jarak mereka sudah dekat, Mark semakin menaikkan kecepatannya dan menghalangi jalan mereka dengan cara berhenti mendadak di tengah jalan.

Haechan yang awalnya sedang santai mengobrol dengan Sungchan, terkejut karena Sungchan berhenti mendadak membuat tangannya reflek memeluk adik tingkatnya itu.

"Chandra!" Pekik Haechan kesal. "Nggak usah modus bisa nggak?"

"Siapa yang modus? Tuh liat di depan"

Haechan melihat ke arah depan, sedikit terkejut dengan kehadiran sang mantan kekasih. 

"Chan, lo dicariin mama lo, katanya suruh cepetan balik" Kata Mark mengada-ngada.

Sungchan yang paham maksud Mark langsung berakting di depan Haechan. "OH Iya! Gue lupa! Tadi mukanya keliatan bete nggak?" 

Mark mengangguk dengan wajah serius. "Dikit"

"Yaudah deh gue balik dulu. Chan, lo nggak papa kan pulang bareng Kak Mark?" 

Mau tidak mau Haechan mengangguk, daripada dia tidak dapat tumpangan gratis. Setelahnya Sungchan pergi dari area kampus dengan terburu-buru, meninggalkan Mark dan Haechan yang masih saling diam.

"Ayo sini naik" Titah Mark pada Haechan karena Haechan tak kunjung mendekatinya.

Haechan masih diam sambil menatap Mark malas. Entah kenapa, Haechan masih sedikit sebal dengan Mark, ditambah tadi Mark menghentikan mereka dengan cara yang dibilang cukup ekstrem. Andai tadi Sungchan telat menghentikan motornya, pasti Mark yang akan mendapatkan luka cukup parah.

Selain itu juga, Haechan masih malu dengan kejadian semalam. Bisa-bisanya dia meminta Mark untuk memeluknya.

Dan apa kalian tau? Setelah mereka berdua melepas pelukannya, keduanya sama-sama saling diam, hingga pada akhirnya Mark pamit pulang karena demi apapun suasannya menjadi sangat canggung.

"Haechan, ayo naik" Panggil Mark lagi.

Haechan mendekati Mark dengan ragu-ragu. Yang dia rasakan saat ini adalah rasa malu bercampur kesal, tapi kali ini rasa kesalnya lebih mendominasi.

"Kamu kenapa? Nggak mau kakak anterin gara-gara semaᅳ "

"STOP!" Haechan tau apa yang akan di katakan Mark, jadi dia segera menyelanya. "Bukan karena itu" Lanjutnya bohong.

"Terus kenapa?" Tanya Mark penasaran.

Haechan menghela napasnya kasar. "Kakak masih nanya kenapa? Aku kesel karena kakak tiba-tiba ngehadang aku sama Chandra gitu aja. Urgent sih urgent, tapi apa kakak nggak mikirin dampaknya? Gimana kalau tadi rem nya Chandra tiba-tiba blong? Terus Kakak nggak sempet ngehindar. Pasti kakak yang bakal dapet luka paling parah. Kalau aku sama Chandra paling cumaᅳ" Ucapan Haechan terhenti karena dengan tidak tahu dirinya Mark meletakkan jari telunjuknya pada bibir Haechan.

"Sssstt" 

Haechan menepis lengan Mark. "Apaan sih kak! Aku belum selesai ngomong!" 

Mark mentap Haechan lembut sambil tersenyum manis. Jangan lupakan dengan lengannya yang sekarang sedang mengusap-usap lembut poni Haechan. "Kamu lucu. Khawatir banget ya sama kakak? sampai ngomong aja kayak lagi nge-rapp

Haechan memalingkan wajahnya karena tidak mau ketahuan jika dirinya sedang salah tingkah. Apa benar jika dirinya sedang mengkhawatirkan Mark? 

"Ck. Nggak jelas, semoga nikahannya di ramayana" Ujar Haechan asal. 

Mark tertawa mendengar jokes dari Haechan. "Emangnya kamu mau nikahan di ramayana?"

"Kok aku? Kan kakak yang aku sumpahin"

"Kan kakak nikahnya sama kamu" 

Blushing.
Satu kalimat yang membuat pipi Haechan memerah sempurna. Karena tidak ingin Mark menyadarinya, Haechan langsung menaiki motor milik Mark. Dengan begitu Mark tidak dapat melihat wajahnya.

"Nggak jelas banget. Tadi tuh cuma jokes, Kakak tau nggak sih jokes 'semoga harimu senin selalu'" Jelas Haechan walaupun sebenarnya itu tidak penting.

"Ohh jokes, jadi intinya kamu nggak mau nikahan di ramayana?" Goda Mark.

"KAKAK! Udah ah cepetan anterin aku pulang" 

Lagi-lagi Mark hanya bisa tertawa melihat Haechan yang sedang salah tingkah. 

"Argana joe mark." Tekan Haechan.

"Iya siap tuan putri"

Haechan memukul pundak Mark pelan. Apa-apaan tadi itu? Menyebutnya tuan putri, dia kan lelaki.

"Iya Haechan adiprama. Pegangan, takut jatuh" Titah Mark.

Haechan tidak memprotes apapun lagi, dia mengikuti perintah dari sang sopir untuk memeluknya. Tapi saat tangannya bersentuhan dengan tubuh Mark, Haechan merasa suhu tubuh Mark sedikit hangat. Entah mungkin tubuh itu terasa nyaman hingga Haechan merasa hangat saat memeluknya, atau memang Mark sedang tidak enak badan.



-tbc

Jangan lupa streaming MV Beatbox guys~

Katanya Mantan ✔️ | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang