Mark tanpa kenal lelah kembali menunggu di lobi fakultas teknik hanya untuk menemui Haechan lagi. Tadi saat mimisan Mark di tolong oleh Sungchan yang kebetulan lewat situ. Sebenarnya bukan kebetulan, tapi Haechan memang menyuruhnya untuk datang ke lobi fakultas dan membujuk Mark agar pulang.
Seperti yang di perintahkan oleh Haechan Sungchan langsung menyuruh Mark pulang, dan untungnya kali ini Mark menuruti perintah Sungchan walau sebenarnya dia tidak pulang, melainkan melakukan bimbingan dengan Dosen pembimbingnya.
Tapi setelah itu Mark benar-benar pulang ke rumahnya untuk membawa mobil dan perlengkapan untuk perjalanannya ke Bandung. Iya, hari ini Mark memang berencana mengajak Haechan ke Bandung untuk bertemu kedua orangtuanya.
Mark melirik jam yang berada di pergelangan tangannya, sebelum akhirnya tepukan di pundaknya mengalihkan atensinya.
"Gue bilang istirahat bang, ngapain balik lagi kesini?" Semua orang juga pasti tau jika itu adalah Sungchan.
"Gue udah janji sama diri sendiri kalau hari ini gue bakal bawa Haechan ke Bandung"
"Tapi kondisi lo lagi nggak baik-baik aja. Gimana kalau gara-gara ini kalian kecelakaan? Lo bakal nyesel seumur hidup"
Mark terdiam sebentar. Merenungkan apa yang dikatakan oleh Sungchan.
Disisi lain, Haechan sudah selesai dengan kelasnya. Tapi baru saja dirinya keluar dari ruangan kelasnya, seseorang menarik pergelangan tangannya membuat dirinya sedikit terkejut.
"Kenapa?" Tanya Haechan santai saat keduanya saling berhadapan.
"Sorry, kayaknya tadi pagi lo salah paham deh"
Orang yang menarik dan mengajak Haechan barusan tak lain dan tak bukan adalah Felix. Orang yang tadi pagi dia lihat bersama Mark.
"Maksud lo apa ya?" Tanya Haechan pura-pura tidak mengerti.
"Gue sama Kak Arga emang sempet deket, tapi tadi pagi dia jelasin semuanya ke gue kalau dia masih suka sama lo, jadi dia nggak bisa buka hati buat gue" Felix sedikit menjeda perkataannya.
"Dan saat itu kita nggak sengaja ketemu karena Kak Arga hampir kecelakaan karena katanya kepalanya mendadak pusing, kebetulan gue ada di situ. Gue emang suka sama Kak Arga, tapi gue udah ikhlas kok kalau emang dia maunya sama lo, lagian gue juga udah ada seseorang yang bikin gue nyaman" Ujarnya diakhiri dengan senyuman.
Haechan diam sejenak untuk mencerna perkataan Felix, hingga akhirnya, "Oke, tapi gue nggak peduli" Katanya dengan wajah kelewar datar.
Felix menghela napasnya kasar. "Terserah lo mau percaya atau nggak, tapi gue udah ngomong sesuai fakta yang ada dan gue harap lo jangan nyesel sama keputusan lo" Dia langsung pergi meninggalkan Haechan tanpa menunggu respon dari sang lawan bicara.
Haechan juga tidak merespon apapun, dia membiarkan Felix pergi begitu saja karena emang dia tidak ingin mendengarkan omong kosong dari siapapun. Kepalanya sudah pusing dengan tugas yang diberikan Dosennya.
Haechan kembali berjalan dengan santai menuju lobi fakultasnya. Hati kecilnya berharap bahwa apa yang dikatakan Felix itu, semuanya benar.
Saat dirinya baru menginjakan kaki di lobi fakultasnya, dia sedikit terkejut dengan kehadiran Mark yang ternyata masih berada di sana. Apa Sungchan berbohong kepadanya tentang Mark sudah pulang? Tidak mungkin.
"Chandra!" Teriak Haechan membuat baik Sungchan maupun Mark menoleh ke arahnya.
Mark yang melihat sang pujaan hati datang segera berdiri dan menghampirinya, tapi baru beberapa kali dirinya melangkah, lagi-lagi kepalanya mendadak pusing dan kali ini semuanya menggelap.
Bruk...
Mark jatuh tak sadarkan diri.
"KAK MARK!" Teriak Haechan histeris.
Haechan berlari menghampiri Mark yang sudah tergeletak di lantai. Dia menopang kepala Mark di pahanya. Lagi-lagi darah segar keluar dari kedua hidung Mark.
"Kak, bangun kak" Ujarnya khawatir sambil mengusap lembut pipi Mark, tapi percuma saja Mark tidak akan mendengarnya.
"Chandra! Cepet, bantuin gue bawa Kak Mark" Bentak Haechan dengan nada bergetar seperti ingin menangis.
Memang benar, Haechan sangat ingin menangis saat itu juga karena takut dengan keadaan Mark. Entah kenapa kalimat yang Felix katakan tadi bergema di otaknya.
"Gue harap lo jangan nyesel sama keputusan lo"
Haechan memiliki firasat buruk, jika sesuatu akan terjadi pada Mark. Tapi semoga, itu hanya perasaannya saja.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfiction[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021