Sepertinya kedua insan yang kembali di mabuk cinta itu kelelahan setelah kissing yang menurut Mark tidak seberapa itu. Pasalnya setelah satu jam berlalu, mereka malah tertidur berdua dan sama sekali tidak terusik dengan kedatangan Bunda Mark yang saat ini sedang membersihkan sisa makanan dan obat-obatan milik Mark.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Bunda Mark segera keluar dari kamar Mark dengan tenang. Dia tidak ingin membangunkan putra kesayangan sekaligus calon menantunya yang tertidur dengan nyaman. Dia juga tahu bahwa sebelumnya hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja, karena sangat terlihat jelas dari perilaku Mark akhir-akhir ini yang memang terlihat seperti tidak semangat hidup.
Setengah jam setelah Bunda Mark keluar dari kamar, Handphone Haechan yang tiba-tiba saja berdering sukses membuat kedua orang yang berada di kamar bernuansa abu-abu itu terbangun.
Haechan segera mencari benda berbentuk persegi itu dan mengecek siapa yang sudah mengganggu acara tidurnya.
"Siapa?" Tanya Mark dengan suara berat khas bangun tidur.
Haechan sedikit mengucek matanya untuk memperjelas pandangannya. "Juna" Jawabnya.
"Halo kenapa Jun?" Tanya Haechan kepada sang penelpon.
"Lo baru bangun tidur ya??"
"Hm"
"CEPETAN BUKAIN PINTU KOSAN LO, GUE DARITADI GEDOR-GEDOR KAGAK ADA KELUAR, TAUNYA TIDUR"
"Gue lagi nggak di kosan"
"HAHH"
"Terus lo tidur dimana?"
"ANJIRR HAECHAN ADIPRAMA"
"NGAKU LO DI SEWA OM OM YANG MANA?"
"JANGAN BILANG PAK REKTOR"
"OMG.... Gu-Haechan langsung mematikan teleponnya sepihak. Saat ini lebih baik menjelaskan secara langsung kepada Renjun.
"Kenapa Can?"
"Itu, Juna ada di kosan aku katanya" Jawab Haechan sembari fokus membereskan barang bawaannya yang tergeletak sembarang di kasur Mark.
"Terus?"
"Ya terus aku mau pulang, kasian Juna nungguin aku"
Mark menarik lengan Haechan dan menatapnya dengan wajah memelas, jangan lupakan dengan bibirnya yang menekuk ke bawah. "Jangan"
Bagaimana ini? Mark sangat lucu sekali ketika dalam mode bayi seperti sekarang, Haechan jadi tidak tega jika harus meninggalkannya.
"Kak..."
"Sayang" Mohon Mark sekali lagi.
"Kasian Renjun, dia kayaknya udah lama nunggu di kosan aku"
"Huh, Yaudah hati-hati" Pada akhirnya Mark mengalah.
Ketika Haechan sedang bersiap-siap, tiba-tiba Bunda Mark datang dengan membawa 2 porsi makanan. "Eh? Udah pada bangun ya? baru aja mau Bunda bangunin"
"Iya Bun, maaf yaa aku ketiduran"
"Gapapa dong, bagus kamu tidur bareng sama Mark, abis ini kayaknya dia langsung sembuh deh" Ujar sang Bunda yang diakhiri dengan tawa.
"Bagus, ledekin aja terus anaknya"
Mereka berdua; Bunda Mark dan Haechan tertawa bersama ketika sukses membuat Mark kesal.
"Eh ngomong-ngomong Ecan pulang dulu ya Bun" Pamit Haechan.
"Loh? Kenapa nggak nginep aja? Diluar udah gelap loh, Mark juga nggak bisa nganterin kamu. Bunda takut kamu kenapa kenapa di jalan"
Haechan tersenyum. "Nggak papa kok, Haechan udah biasa sendiri"
"Maksudnya Mark nggak pernah nemenin kamu?? HEH! KAMU GIMANA SIH JADI PACAR, KOK BISA-BISANYA NGEBIARIN PACARNYA SENDIRIAN SELAMA INI?!" Tiba-tiba saja Bunda Mark marah.
"Hah, anu Bun, nggak gitu maksud Ecan. Kak Mark suka nemenin Ecan kok"
"Gapapa ngomong aja sama Bunda kalau Mark nggak pernah nemenin kamu. Punya pacar tuh harus di repotin"
"Iyaa Bun, Ecan udah sering banget ngerepotin Kak Mark"
"Nah bagus kalau gitu, jadi sekarang kamu nginep ya?"
Haechan tersenyum kaku. Kalau begini mau tidak mau dia harus ikut kemauan Bunda Mark. Pada akhirnya mau seberapa banyak alasan yang Haechan berikan kepada Bunda Mark, dia tidak bisa menolak permintaannya.
"Aku nggak bisa nolak kan Bun?" Tanya Haechan dengan wajah polosnya.
Kali ini gantian, Bunda dan Mark yang tertawa melihat kelakuan Haechan. "Pacarku gemess banget"
"Yaudah, sekarang kamu mau makan apa mandi dulu?"
"Peluk aku dulu" Kata Mark yang langsung menarik lengan Haechan hingga terjatuh dalam pangkuannya.
"Dasar anak muda" Bunda Mark menggelengkan kepalanya lalu menaruh makanannya pada meja dan meninggalkan mereka berdua yang sepertinya akan kembali bermesraan.
"Bundaa tolong Ecann" Rengek Haechan yang tidak tentu saja tidak dihiraukan oleh sang Bunda.
"Ssst diem. Aku lapar, mending kita makan dulu" Saran Mark, tapi anehnya dia tidak melepaskan pelukannya.
"Gimana mau makan kalau kakak nggak lepasin aku"
"Yauda sebentar" Mark semakin mengeratkan pelukannya sambil sesekali mengecup ceruk leher sang kekasih. "Biarin gini sebentar ya. I miss you"
"Me too" Cicit Haechan.
"Miss you more."
Haechan tidak lagi menjawab. Dia hanyut dalam pelukan Mark.
"Terimakasih karena kamu udah mau nerima kakak lagi. Kakak sayang kamu. Kakak janji nggak bakal ninggalin kamu. Kakak beruntung bisa kenal kamu. Kamu itu segalanya buat Kakak. Maaf udah pernah bikin kamu kecewa"
Haechan tersenyum mendengar ocehan dari Mark. "Iya kak. Lucu banget pacar aku kalau lagi manja gini"
"Kakak bahagia banget bisa milikin kamu"
"Aku juga bahagia bisa dapetin kasih sayang dari kakak"
Sekarang Mark memutar tubuh Haechan jadi saling berhadapan. Tangannya yang semula ada di pinggang, beralih menangkup pipi lucu sang submissive.
"I love you today, tomorrow and forever" Mark mengecup bibir plump itu dengan lembut.
Haechan tersenyum. "I love you more" Balasnya.
Haechan tidak menyangka bisa kembali dengan seseorang yang sangat dicintainya, sekaligus bahagia karena Mark benar-benar berubah. Dia baru kali ini melihat Mark semanja ini padanya.
"Kakak nggak mau ada kesalahpahaman lagi diantara kita. Dulu kakak emang ngerasa bosen sama hubungan kita, dan saat ada di fase itu kakak malah ketemu sama Felix jadi pas kamu ngajak kakak putus, kakak sama sekali nggak nahan kamu, tapi setelah itu kakak baru sadar kalau kamu itu segalanya buat kakak. Walau ada Felix, kakak selalu kepikiran sama kamu, makanya kali ini kakak nggak mau nyesel untuk kedua kalinya" Mark menjelaskan dengam suara teduhnya.
Haechan mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Mark. Bibirnya tanpa sadar membentuk lengkungan cantik. "Iyaa kak, aku juga salah karena udah mempermainkan kata putus. Jadi untuk kedepannya kalau diantara kita ada yang ngerasa bosen, tolong kasih tau ya?"
Mark mengangguk sambil mengelus pucuk kepala Haechan.
"Udah ah. Kenapa genrenya jadi melow gini. Mending kita makan" Haechan lebih dulu menyudahi deeptalk ini.
"Suapin"
"Bayi mau makan di suapin?"
Mark mengangguk lucu. Ini kenapa mereka jadi seperti switch roles.
Gantian, Haechan yang mengusak pucuk kepala Mark. "Gemesnya bayi gede aku"
-End-
siapa yang masih nyimpen book ini di library??
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan ✔️ | Markhyuck
Fanfic[Finished] Katanya sih mantan, tapi kok... 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! •𝘽𝙤𝙮 𝙭 𝙗𝙤𝙮 ©PeachLiiv, 2021