18. Menghindar

2.2K 169 2
                                    

Haechan memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke cafe tempat biasa dia kunjungi bersama teman-temannya. Dia butuh penyegaran, contohnya kopi.

Saat Haechan memasuki cafe-nya, ternyata sudah ada Renjun dan juga Chenle.

Haechan menghampiri mereka berdua, lalu menepuk pundak Renjun pelan. "Nongkrong?" Tanyanya basa-basi.

"Bukan, numpang berak" sahut Chenle.

Haechan duduk di sebelah Chenle sambil meliriknya sebal. Chenle memang semenyebalkan itu.

"Tumben nggak ngajakin di grup" Kata Haechan tanpa menghiraukan jawaban menyebalkan dari Chenle tadi.

Renjun menggaruk tengkuknya entah karena gatal atau bingung. "Sebenernya gue sengaja cuma ngajak Lele, mau ngomongin lo sama kak Mark" Jawabnya ragu-ragu.

Saat Haechan hendak melayangkan protesnya, Renjun segera menyelanya. "Bukan apa-apa. Cuma mau minta pendapat ke Lele soal tadi pagi, lo tadi ketemu kak Mark sama Felix terus gue pengen tau aja kira-kira setelah itu kalian ngapain? Nahh gue mau ngomongin itu sama Lele" Jelasnya panjang lebar.

"Menurut gue sih pasti kak Ecan ngelabrak si Felix Felix itu, terus baku hantam deh" Sahut Chenle sok tau.

"Diem deh Le, mending pesenin gue es kopi" Usir Haechan sambil mendorong pelan Chenle.

Chenle hanya mengikuti perintah dari Haechan, dia sudah biasa dijadikan pembantu.

Setelah Chenle pergi, Renjun menatap Haechan penuh tanya. "Terus gimana? Bener apa yang dibilang Lele?"

"Ya nggak lah! Gue cuma nyamperin mereka terus ngobrol sebentar"

"NGOBROL?? YAKIN CUMA NGOBROL?" Kata Renjun tidak percaya, lalu detik selanjutnya dia tepuk tangan membuat Haechan bingung.

"Kenapa sih?"

"Gue kira bakal ada adegan baku hantam, makanya gue pergi takut lo bawa-bawa nama gue. Terus terus gimana lagi?" Tanya Renjun lagi karena masih penasaran.

"Gimana apanya? Ya udah gitu aja, emangnya gimana lagi?"

"Ya maksudnya gimana pendapat lo? Seneng, susah, kesal, emosi, cemburu?" Renjun lagi-lagi bertanya.

Haechan hanya menghela napasnya. Niat hati ingin menenangkan diri, malah jadi sesi tanya jawab dengan Renjun.

"Gimana ya, agak kesel sih liatnya" Jawab Haechan ragu-ragu.

"Katanya udah jadi mantan, tapi kok masih cemburu" Kata Chenle yang baru saja datang dengan nampan di tangannya.

"Apasih anjing, kesel ya, bukan cemburu"

"Beda tipis, kalo kesel liat kak Mark jalan sama Felix artinya lo juga cemburu"

Haechan tidak lagi membalas ucapan Chenle, karena apa yang dikatakan oleh Chenle ada benarnya juga.

Haechan mengambil gelas kopi miliknya lalu meminum es kopi itu yang terasa sangat menyegarkan. Aroma kopinya membuat Haechan merasa tenang.

"Can" Panggilan dari Renjun membuat Haechan menghentikan acara minum kopinya itu.

"Hng?"

"Itu"

"Apa?" Tanya Haechan bingung.

Renjun mengkode Haechan lewat matanya. "Itu ada Kak Mark" cicitnya.

Haechan langsung mengikuti arah pandang Renjun, dan benar saja di depan cafe ada Mark dengan Felix yang sepertinya akan memasuki cafenya.

"Shit" Umpat Haechan kesal.

"Jun, Le, gue duluan ya" Pamitnya, tapi sebelum pergi, dia masih sempat-sempatnya menegak habis minumannya hingga tak bersisa. "Lo yang bayarin ya le, nanti ngga gue ganti. Thank's!" Katanya, dan dengan secepat kilat pergi dari area cafe.

Dengan skill acting Haechan yang dapat menandingi pemain sinetron azab, dia sengaja memasang wajah panik, seperti terburu-buru saat berpapasan dengan Mark dan Felix.

Setelah dirasa jarak antara Mark dengan dirinya sudah jauh, Haechan melirik ke belakang sambil berpikir, sampai kapan dirinya harus menghindari Mark?


-tbc

Katanya Mantan ✔️ | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang