3.Awal baru

8.8K 93 0
                                    


Cahaya matahari menembus pada celah kaca, jendela kamar yang dimana penghuninya masih terbalut dalam selimut. Pasangan pengantin baru ini masih bergulat dalam mimpinya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Eunghh" Adara menggeliat, terbangun dalam mimpinya saat sinar terang menerpa wajah cantiknya.

Adara membuka matanya. Perasaan yang begitu aneh, merasa ada yang mengganjal dibawah sana. Shit! Ia lupa menyatuan mereka belum terlepas.

Adara segera menjauhkan tubuh Adrez yang sedikit menimpanya "Sayang, bangun" dengan usaha tangan yang mendorong bahu seseorang yang masih tidur itu agar menjauh darinya.

Adrez yang merasa adanya pergerakan itupun mengerjapkan matanya berulang kali, tidurnya terasa terganggu.

Saat matanya terbuka sempurna, pemandangan yang pertama yang ia lihat adalah wajah cantik alami dari sang istri. Sungguh dirinya sangat bersyukur karna pada akhirnya wanita ini sepenuhnya resmi menjadi miliknya, Adrez beruntung memiliki istri seperti Adara "Cantik"gumaman yang tulus ia ucapkan.

"Pagi, sayang" dengan suara serak khas bangun tidur, Adrez menyapa sang istri.

"Too"balas Adara cepat "Jauhan, aku mau ke kamar mandi"

Adrez menahan pergerakan Adara yang mendorongnya "Morning kissnya mana?"pintanya.

"Gak ada, geseran ah" Tubuh yang begitu lengket, Adara ingin segera cepat menyegarkan tubuhnya.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat di bibir Adara. Adrez menggeserkan tubuhnya, memberi Adara ruang. Laki-laki itu kembali merebahkan dirinya, penyatuan mereka sudah terlepas "Gak mau di gendong gitu?"tanyanya.

"Bisa, sendiri"kata Adara tanpa menoleh pada suaminya.

"Yakin?"

"Iya-- awsshhh" ringis Adara saat hendak bangkit, bagian bawahnya terasa perih dan nyeri.

"Tuh, kan. Sini aku bantuin"

"Enggak! Gak, usah" tolak Adara dengan cepat menarik selimut, membalutkan nya pada tubuhnya agar tertutup.

Adrez jengah sendiri melihat istrinya yang grasak-grusuk itu, seakan tak mau tubuhnya terlihat "Kamu heboh banget sih, yang. Orang aku udah liat semuanya juga"

Adara memutar bola matanya tanpa menjawabnya. Ia sudah berhasil berdiri, namun matanya teralih "iih, itu darah. Aku datang bulan ya?" tanya Adara panik saat menyadari ada bercak merah di kasur tempat dirinya tadi.

"Bukan, sayang"

"Terus, apa dong?!"

"Itu artinya kamu udah jadi milik aku seutuhnya, sayang" Adrez tersenyum bahagia mendengar ucapannya sendiri.

Berganti dengan kekehan saat melihat ekspresi wajah istrinya "Apaan sih! Gak nyambung!"ketus Adara, Otaknya belum mencerna itu semua.

Adara mengabaikan penuturan suaminya, dirinya berniat melenggang pergi dengan berjalan pelan dan sedikit mengangkang. Namun, belum sampai pada pintu kamar mandi Adara di buat meringis lagi "awsshh!" tak kuat lanjut berjalan rasanya karna rasa nyeri makin bertambah saat dirinya memaksa berjalan.

Adrez melihat istrinya yang kesusahan berjalan itupun tergerak, ia berniat mendekat untuk membantu menggendong tubuh istrinya ala bridal style. Sebelum itu, ia buang paksa selimut yang menyusahkan itu.

"Eh, ehh" Adara terkejut karna tubuhnya melayang seketika. Namun setelah itu, ia kelabakan sendiri karna menyadari tubuhnya kembali terekspos.

"Diem! kalo sakit, jangan di paksa" Adrez salah menduga, ia mengira Adara tidak ingin di gendong padahal Adara sedikit memberontak karna malu.

A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang