Hari demi hari melewati bahtera rumah tangga hingga membuat keduanya saling bergantungan seakan tidak ingin terpisah lama. Lebih tepatnya pada laki-laki satu ini, Adrez yang selesai dengan urusan kantor nya jam 2 siang berniat menyusul istrinya yang berada di rumah mertuanya.
Di kediaman Dawson. Rumah yang bernuansa modern bertingkat 3 dengan cat berwarna gold serta pilar yang megah dan simetris. Adrez sampai di depan pagar besi yang kokoh terbuka secara otomatis.
Ia menjalankan mobilnya masuk, Adrez memarkir mobilnya di halaman yang luas. Terlihat jelas di sebelahnya ada taman yang tersusun rapi di depan teras.
Pintu di buka oleh wanita paruh baya yang berkisaran 45 tahun ke atas setelah mendengar ketukan pintu.
"Eh ada Den Adrez"sapa Bi Ila selaku Art di rumah itu.
Adrez membalas tersenyum ramah "Iya Bi. Adara ada kan Bi?"
"Ada Den. Tadi Bibi liat Non Adara ada di dapur!"
"Mamih juga ada Bi?"tanya Adrez
"Kalo Nyonya gak ada tadi pergi sama Tuan. Adanya cuma Den Bryan"kata Bi Ila memberitahu.
"Pak Salman gak jaga di depan Bi. Tadi Adrez liat gak ada di pos?"
"Ada kok Den lagi ke belakang sebentar"Pak Salman yang di maksud adalah satpam sekaligus suami dari Bi Ila sendiri.
Adrez mangut-mangut. Terkadang seperti itulah jika ia datang ke rumah ini tidak lupa menyapa ramah orang-orang rumah "Yaudah Bi. Adrez masuk ya"
"Iya Den masuk aja ke dalam. Ini kan rumah Aden juga"kata Bi Ila ramah
Adrez mengangguk. Dengan sopan ia berjalan sedikit menunduk karna meski bagaimana pun juga Bi Ila orang yang lebih tua. Wanita berumur itu ikut senang melihat anak majikannya bahagia dan beruntung mendapatkan laki-laki baik dan ramah seperti Adrez. Tapi bagi Adrez dia jauh lebih beruntung memiliki Adara.
Adrez melangkahkan ke arah dapur. Manik matanya mengarah pada sosok yang berdiri sedang asik mengupas buah. Ia tergerak untuk mendekat.
Tanpa mengintruksi Adrez melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu. Adara tersentak namun setelah mencium bau khas dari sang pelaku iya menyikut perut orang itu.
"Ngagetin aja ih!"
Adrez terkekeh pelan, tenaga Adara dapat di tangkis olehnya. Ia malah mengeratkan pelukannya dari belakang "Kangen.."gumamnya
Dari sisi kiri ia mengarahkan rambut istrinya ke depan hingga terpampang lah leher istrinya dari belakang. Adrez memberikan kecupan berkali-kali pada tengkuk Adara membuat Adara menunduk paksa.
"Udah ihh"
Adrez membalikkan tubuh Adara menjadi berhadapan. Tanpa aba-aba ia menyambar bibir pink istri yang sudah membuatnya candu. Adara terlonjak namun tak ayal ia membalas ciuman itu, mengalungkan tangannya di leher Adrez agar lebih mempermudah keduanya Adara berjinjit menyamakan karna tinggi suaminya yang jangkung, ciuman yang perlahan berubah menjadi lumatan.
Lidah Adrez menelisik masuk ke dalam mulut Adara, mengabsen gigi rapi milik istrinya mengecap rasa manis di sana. Adara berusaha mengimbangi ciuman yang di berikan Adrez dengan mengarahkan kepalanya ke kanan dan kiri mengikuti permainan dari sang suami, lidah keduanya membelit bergantian masuk. Adrez melumat rakus bibir Adara seakan tidak ada celah, lumatan yang brutal hingga mengeluarkan bunyi decapan.
"Hmmmppth" Adara memukul dada bidang Adrez menyuruh untuk melepaskan pagutan keduanya, di rasa napasnya mulai habis ia membutuhkan pasukan udara segera.
Adrez terpaksa melepas, tapi sebelum itu ia mengecup benda kenyal di depannya ini. Tangannya masih setia memeluk pinggang ramping istrinya.
Adara menghirup oksigen banyak-banyak. Menormalkan napasnya yang tersengal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Life After The Marriage
Romance•Hiii🖐🏻 Mau nemenin aku sampe nyelesaiin cerita halu ini gak? Gak papa, gak vote karna aku bikin ini buat ngebahagiain diri sendiri aja dan yang pertama kali mampir liat ceritanya sepi, wajar kok! Aku gak pernah promosikan di manapun, sadar bany...