Selepas dari rumah sakit, dan memutuskan untuk pulang ke rumah, kini sudah tiga hari berlalu kondisi Adara menjadi lebih baik dan sakit kepalanya pun berkurang, tapi tidak untuk ingatannya yang belum ada perkembangan. Selama tiga hari itu pun, Adrez bisa merasakan istrinya bertingkah seperti orang asing dengannya.segala cara dengan melalui pendekatan sudah Adrez lakukan, namun Adara seolah memberi jarak dan membentengi diri.
hingga pada akhirnya, Adrez menghubungi teman-teman istrinya, dan ia pun baru teringat belum memberi taukan kabar mengenai istrinya yang kecelakaan. Sibuk mengawatirkan kondisi sang istri membuat Adrez tidak sempat mengabari yang lain. Adrez meminta Nada untuk ke rumah agar menemani sang istri beserta mengajak yang lain.
Dan di sini lah sudah mereka, Adrez memutuskan pergi keluar untuk memberi ruang istrinya agar bersosialisasi dengan teman-temannya sendiri.
"Dar? lo serius ga inget kita?" tanya Nara penasaran seakan masih menelaah, ia nyaris tidak percaya. Tentang kecelakaan Adara, mereka terlambat mengetahui.
Baru sekarang mereka bisa berkunjung, itu pun Adara sudah berada di rumah karena waktu di rumah sakit tidak ada yang mengabari.
Nara tercengang "Omaiigat!! seriously?!" Sepertinya Nara mulai percaya sepenuhnya, terlihat raut muka Adara yang tampak linglung penuh kebingungan dan tanda tanya. Cukup menjawab pertanyaan Nara tadi meski belum di jawab secara langsung.
Adara tersenyum canggung "kata Adrez, kalian temen-temen gue?" tanya wanita itu ragu pada keempat cewek di hadapannya.
Serra mengangguk "Aku Serra, junior kakak waktu kuliah dan sekarang aku udah semester tujuh" Tau jika Adara tidak akan ingat dengannya, Serra berinsiatif memperkenalkan diri.
"Gue Nada, kita temenan pas awal ospek karna waktu itu lo ngasih iket rambut ke gue" Nada ikut menyuarakan.
"Dara?" Adara mengalihkan atensinya pada Eva yang memanggil namanya "Gak inget gue?" Adara langsung menggeleng yakin "Eva! Kita pernah ribut dulu waktu ospek dan karna itu juga yang bikin kita jadi temenan akhirnya" tutur Eva mengingat kembali.
"Sorry, gue gak bisa inget kalian untuk sekarang"ucap Adara segan.
"Gapapa kok, kita ngerti" ujar Nada memberikan senyum sekilas. "Makanya kita ke sini, siapa tau bisa bantu lo inget"
Otak si cewek yang paling konslet di antara mereka langsung terkoneksi "ke klub gasih?!"usul Nara tidak berotak, tidak berakal and tidak berakhlak.
"sinting lo!!"sarkas Eva menunjuk Nara "Orang lagi hilang ingatan malah lo ajak ke klub"makinya melotot horor.
"kan niat gue mau bantu, siapa tau Adara bisa inget, tapi tergantung mau inget yang mana dulu nih?!"ucapan ngaurnya membuat Nara menjadi pusat perhatian "mending inget Adrez dulu gasih yang lebih penting?! Yaudah kita ajak ke klub The Garden Black ajaa!!"
Rada tidak masuk di akal "Apa hubungannya sama klub?"tanya Adara mengernyit bingung.
"Gue gak bisa ceritain karna percuma lo juga gabakal inget, jadi mending kita langsung ke sana aja tapi lo jangan sampai minum-minum yah!"saran Nara serius.
"Nara jangan gila lo, kaya gak ada tempat lain aja!!" geram Eva
"Lo mau di cekek Adrez sampe mampus hah?!!" sahut Nada menimpali, bisa-bisa mereka di eksekusi oleh Adrez jika sampai membawa Adara ke tempat itu lagi.
Serra ikut membuka suara, "Kak Nara usulannya gak ngotak"celetuk istri dari Rafael itu geleng-geleng kepala, ngeri.
Nara merotasikan bola matanya malas, merasa di serang. Padahal niatnya baik ingin membantu, maka dari itu ia memberi saran dan menurutnya itu hal yang benar, karna di sana juga menjadi tempat mereka, jadi tidak ada salahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Life After The Marriage
Romance•Hiii🖐🏻 Mau nemenin aku sampe nyelesaiin cerita halu ini gak? Gak papa, gak vote karna aku bikin ini buat ngebahagiain diri sendiri aja dan yang pertama kali mampir liat ceritanya sepi, wajar kok! Aku gak pernah promosikan di manapun, sadar bany...