13.BigBaby

6.4K 70 0
                                    


Sesampai di rumah Adara langsung bergegas masuk ke dalam rumah, hingga tibalah di dalam kamarnya. Dimana ada seorang lelaki yang duduk di sofa kamar sedang asik bermain dengan posisi handphone yang miring. Adara mendekat ke arah lelaki itu, ia menarik tangan lelaki itu lalu mencium punggung tangan orang yang sekarang menjabat sebagai suaminya.

"Lama banget"

Adara mendengus mendengar itu "Orang sebentar juga"belanya

"Udah, ah! Aku mau mandi" Adara menaruh tas nya di atas nakas lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi.

25 menitan Adara keluar dengan pakaian yang melekat lengkap di tubuhnya. Ia meletakkan handuk di kursi kamar berlalu mendekati lelaki yang masih sibuk bermain game. Adara duduk di samping Adrez sembari memperhatikan suaminya itu dari samping.

Adara bisa melihat suaminya ini dari samping saja sudah terlihat sangat tampan. Hidung yang tidak pesek ataupun tidak terlalu mancung, serta bentuk bibir yang tebal nan seksi, di tambah dengan tangan besar dan lengan kekar yang urat-uratnya tampak menonjol saat memegang handphone menjadi penambah pesona tersendiri di diri suaminya itu. Tanpa sadar Adara menggigit bibir bawahnya membuatnya meringis kecil.

Adrez mendengar samar-samar ringisan kecil itu, ia mendongak "Kenapa, yang?"

Adara mengulum bibir bawahnya seraya menggeleng "Enggak papa!"

Cup!

Adrez kembali mengarahkan pandangannya pada handphone yang di genggamnya setalah berhasil mencuri kecupan singkat di bibir istrinya.

Adara diam membisu karna mendapat serangan tiba-tiba, pipinya merah bersemu bisa-bisa ia di buat malu seketika oleh suaminya sendiri.

"Ngapain aja tadi di sana?"

Adara menetralkan wajahnya sebelum menjawab "Ngobrol-ngobrol biasa aja"

Adrez mangut-mangut tanpa mengalihkan pandangannya "Emang kamu deket sama Tante Maria itu?"

"Deket, deket banget malah. Anaknya aja temenan sama aku pas kecil"

"Anaknya siapa?"

"Marlon"

Dengan tangan yang masih asik menekan-nekan layar namun mulutnya terus berucap "Marlon cowok?"

"Iya lah, masa cewek"

"Seumuran sama kamu?"

"Iya. Teman kecil aku waktu di Sydney"

"Berarti dia ada di Sydney?"

"Enggak. Dia ada di Indonesia, tadi barusan aja aku ketemuan" seketika jari-jarinya berhenti dan manik matanya beralih menatap Adara lekat.

"Kamu ketemuan sama dia?"

Adara mengangguk polos "Kok gak izin?"

"Udah izin! Kan tadi aku bilang mau nemenin Mamih"

Adrez menaruh ponselnya tanpa memperdulikan gamenya yang masih berlanjut "Kamu kan izinnya ketemu sama sahabat Mamih!! Bukan mau ketemu cowok itu"

"Yaa- Kan! Dia ikut juga sama Mamanya"jawab Adara seadanya. Ia belum sadar suaminya itu dalam mode jealous.

Adrez berdecak "Ck" ia jadi malas sendiri, matanya menghadap ke lain arah.

Adara mengenyit "Kenapa?"tanyanya

"Oh iya, masa tadi Tante Maria bilang kalo mau aku jadi menantunya"sambung Adara berniat menceritakan, ia jadi terkekeh mengingat keinginan tantenya itu.

Adrez di buat kesal "Terus kamu mau gitu?"

"Ya ngak lah! Orang udah punya suami ganteng ini, Muach!" tanpa di duga Adara mengecup pipi kiri Adrez.

A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang