16.Because of the past|3

2.2K 35 0
                                    


"ANJING!"

Tanpa aba-aba Adrez menarik baju laki-laki yang berani memeluk istrinya. ia meninju rahang tegas laki-laki itu hingga jatuh tersungkur ke lantai.

Aldaf yang mendapat serangan tiba-tiba tidak dapat membalas pukulan, Adrez seakan tidak memberinya celah untuk melawan. Sudut bibir laki-laki itu robek hanya dengan sekali pukulan dari Adrez.

Adara tersentak kaget melihat keberadaan suaminya "Adrez"cicitnya

Ael yang datang bersama Adrez langsung menghampiri Serra, ia melepaskan tali yang mengikat kaki dan tangan istrinya tanpa memperdulikan sekitar, ia merengkuh tubuh istrinya menyalurkan rasa cemas dan khawatirnya. "Kamu gak papa kan, sayang?"tanya Ael setelah melepas pelukannya.

Serra menggeleng "Aku gak papa" Ael mengusap lembut pipi istrinya yang basah akibat cairan bening yang menetes.

Lantas mereka mendekati Adara untuk membantu melepaskan ikatan tali yang masih mengikat.

Setelah ikatan talinya terlepas, Adara melihat kebrutalan suaminya "SAYANG!" Adara berteriak namun tidak di dengarkan oleh Adrez.

Adrez seakan membabi buta, mengingat orang di depannya ini dengan lancangnya memeluk tubuh istrinya. Adrez sungguh tidak rela.

"MATI LO, Anjing!!"

Bugh!

Dengan dada yang naik turun Adrez membogem pelipis Aldaf beruntun.

Aldaf mengode anak buahnya untuk tidak ikut campur saat keenam laki-laki itu mendekat ingin membantunya. Mereka terpaksa menurut meski dalam hati mereka tidak terima ingin membalas lebih.

Bugh!

Aldaf tidak tinggal diam, ia juga membalas pukulan Adrez saat ada celah.

Adara berlari cepat mendekati suaminya. Ia menahan tangan Adrez yang ingin melayangkan pukulan lagi "Sayang udah!"

Adrez tertahan, fokusnya teralih pada wanita yang memegang tangannya serta mengelus lembut lengannya.

Seakan di beri kesempatan Aldaf bangkit "Gue gak ada urusan sama lo Anjing!!"

Bugh!

"Sayang" Adara menahan tubuh suaminya yang hampir oleng karna mendapat serangan tiba-tiba.

Aldaf membogem rahang Adrez meninggalkan bekas kemerahan di sudut bibir laki-laki itu. Lantas beralih menghadap Ael dengan memberi pukulan yang sama namun lebih beruntun.

Bugh

Bugh

Bugh

Pandangan mereka semua berpusat pada Aldaf yang sedang menghajar Ael habis-habisan. Serra kembali terisak, wanita itu memberanikan diri berada di tengah-tengah untuk menghalangi Aldaf agar tidak menyerang suaminya lagi "Berhenti, Kak. Udah!"

"Minggir lo Serra"hardik Aldaf

Serra menggeleng, ia menatap sayu Aldaf "Kakak gak inget apa yang di bilang sama Kak Adara tadi?!"

"Kalo lo gini terus emang di sana Kak Alda bakalan seneng?! Enggak, Kak!" Bicara Serra sedikit meninggi

Kata-kata Adara seakan hilang begitu saja di otaknya, setelah ia melihat keberadaan laki-laki yang ingin ia habisi detik ini juga. Tenaganya kembali bangkit, pukulan Adrez seakan tidak berarti apa-apa saat musuh utamanya berada tepat di hadapannya.

"Lo gak usah nasehatin gue, biarain gue habisin pembunuh itu" menunjuk laki-laki yang  berusaha di lindungi Serra di belakangnya.

Ael berusaha menjauhkan Serra dari hadapannya agar tidak terkena pukulan "Sayang, awas! biarin aku yang sele—"

A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang