22.izin

2.1K 40 0
                                    


Callvinous Company

Perusahaan yang di dirikan oleh keluarga Calvin. Prana Sarengga Calvin selaku pemilik pertama yang merintis dari nol atas usahanya sendiri. Setelah beliau pensiun dan lebih memilih untuk menghabiskan sisa-sisa waktu dengan sang istri di umur beliau yang sudah 65 tahun tanpa harus memikirkan pekerjaan lagi.

Prawira Syahrendra Calvin, anak tertua beliau yang meneruskan perusahaan yang sekarang membuahkan hasil, hingga perusahaan itu berkembang pesat dan terkenal di mana-mana. Pradipta Syahrendi Calvin, anak kedua beliau sekaligus kembaran dari Wira juga turut berjasa, ikut campur tangan untuk mengurus perusahaan. Bukan hanya satu tapi beberapa perusahaan lainnya yang di kembangkan oleh keluarga itu.

2 Cucu beliau selaku pewaris yang sudah mengambil alih memegang perusahaan dari sang Papah masing-masing. Beda dengan Adrez yang belum siap meneruskan perusahaan yang di kelola oleh Wira. Ia masih perlu belajar dalam memahami selok belok dalam berbisnis.

Adrez yang lebih memilih menjadi karyawan biasa karna ingin memulai semuanya dari bawah. Tidak ingin di bedakan karna anak pemilik kantor, Adrez bahkan memilih tempat meja kerjanya yang sama, bergabung dengan staf lainnya. Tanpa tau Papahnya telah mengubah kepemilikan perusahaan atas namanya. Tinggal menunggu sang pemilik aslinya kapan siap untuk meresmikan.

"Udah selesai Rez?"tanya Rizal teman kerjanya

Adrez mengalihkan atensinya menghadap cowok yang duduk di sebelahnya "Belum sih"jawabnya

"Ngantin dulu yuk! Udah jam makan juga"ajak Rizal

Adrez melirik jam berwarna hitam di pergelangan tangannya "Boleh deh. Gue rapiin ini dulu"katanya sembari merapikan kembali berkas dokumen serta mematikan komputer kerjanya.

Rizal mengangguk seraya memusing kursi putarnya ikut membereskan meja kerjanya. Selepas itu mereka pergi ke cafe kantor.

"Mbak"panggil Rizal pada waitress dengan mengangkat tangannya.

Wanita yang di panggil langsung melangkah menuju meja "Iya mas mau pesan apa?"

"Mie Ayam sama Cappucino. Lo Rez?"

Adrez yang tidak banyak bicara "Samain aja"jawabnya

"Mie Ayam 2 Cappuccino nya 2 Mbak"kata Rizal

Waitress itu mencatat pesanan di kertas kecil yang di bawanya "Di tunggu ya Mas pesanannya" Lalu pergi ke arah belakang.

***

"Mbak Meg kalo Adara cat rambut warna yang cocok apa ya?"tanya Adara dengan wajah yang menghadap ke cermin seraya menyisir rambutnya

"Kenapa Meg mulu sih Dar tinggal tambah A nya doang. Gak enak di denger Meg Meg doang"celetuk Mega karna Adara selalu memanggil dengan sebutan Meg tanpa mau menambah satu huruf lagi yaitu A.

"iih Mba Meg ribet. Yaudah deh Mbak Mega rambut Adara cocoknya di warnai warna apa kira-kira?"tanya Adara lagi sedikit menghaluskan suaranya.

Mega tampak menimbang-nimbang "Emmm. Warna apa aja cocok sih! Emangnya mau cat rambut?"tanyanya

Adara mengangguk ragu "kayanya sih. Tapi liat entar deh"

"Jadi warna apa nih. Mbak Mega ada usul gak?"

"Biru mungkin?"cetus Mega asal

"Biru ya?"ulang Adara masih dengan pandangan lurus sambil membayangkan sesuatu "Kayak Mbak Mega dong!"cecarnya.

"Biru ya?"ulang Adara masih dengan pandangan lurus sambil membayangkan sesuatu "Kayak Mbak Mega dong!"cecarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Life After The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang