08 - MALAM PERTAMA

129 23 23
                                    


Halo teman teman!
jangan lupa follow instagram aku : @qrrtnrrsydh

chapter 8 lumayan panjang nih!!

HAPPY READING!

***

Jarum jam menunjukkan pukul 23.45 WIB. Dinda masih terjaga, sedangkan ketiga temannya sudah terpejam sedari tadi.

"Huhh, kasur juga tipis banget! gaada empuk empuknya!" keluh Dinda dengan kesal.

Sejak tadi, Dinda hanya membolak balikkan badan diatas kasur tipis. Menghadap ke kanan, tak nyaman. Menghadap ke kiri, sama tak nyamannya. Tengkurap, tak nyaman. Terlentang pun demikian. Sesekali ia mengusap keringat di keningnya.

"Anjirrr, ini kamar apa oven sih! gila, panas banget!" lirih Dinda dengan kesal sambil mengibaskan telapak tangannya, berharap ada angin yang bisa menyejukkan.

"Pesantren segede gini, masak gaada fasilitas kipas angin atau exhaust fan sih!!!" Dinda menggerutu, ia benar benar kesal.

Dinda berusaha memejamkan matanya, namun selalu saja gagal.

"Ga bisa tidur, Din?" ucap seorang gadis. sumber suara itu tepat di bawah ranjang Dinda, ya, siapa lagi kalau bukan Ipeh.

"Eh, iya, Peh? gue kira lo udah tidur, Peh"

"Belum ngantuk, Din!" jawab Ipeh.

"gue sih udah ngantuk, tapi ga bisa tidur" terang Dinda

"Dulu, waktu awal masuk pesantren, gue juga ga bisa tidur kaya lu, Din!". Ipeh menceritakan kisahnya.

"Oh, ya?" Dinda menanggapi

"Berarti, bukan cuma gue yang ngerasain ini. gabisa tidur karna kasurnya tipis sama gerah banget" Dinda mengusap keningnya yang sudah penuh keringat, padahal sebelumnya sudah ia usap.

"Bukan, Din" sanggah Ipeh.

Dinda mengerutkan kening, ia merubah posisi badannya yang semula terlentang kini ia memiringkan badannya menghadap ke kanan. Ia bersiap memperhatikan apa yang akan Ipeh katakan.

"Gue ga terbiasa pake kasur, makanya 2 hari pertama di sini, gue ga bisa tidur" ucapan Ipeh membuat Dinda sedikit bingung.

"Apa maksud dari tidak terbiasa menggunakan kasur?" batin Dinda

"Emmm-emangnya, d-di rumah lo g-ga ada k-kasur gitu?" tanya Dinda perlahan, ia takut Ipeh tersinggung

"Ada, sih! ada 3 malahan" Ipeh menjawab dengan bangga

"Terus, kenapa nggak tidur di kasur?" Dinda penasaran.

"Adik gue 5 Din, total sekeluarga ada 8 orang. Jadi, ya, mustahil lah muat 8 orang. yaudah deh gue ngalah aja!" tutur Ipeh dengan nada santai. Ia berusaha terlihat baik baik saja dengan keadaan ekonomi keluarganya yang sangat sulit. Hingga membeli kasur saja sepertinya berat untuk mereka lakukan.

Dinda meneguk saliva-nya, ia benar benar tidak menyangka temannya mengalami hal seperti itu.

Dinda tidak bisa berkata apa apa, jujur ia sedih mendengar cerita Ipeh. Ia merasa menyesal, sudah banyak mengeluh dengan keadaan saat ini.

"Assalamu'alaikum Zein, Aku Dinda" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang