41 - CIPA

70 9 1
                                    

Hehehe maaf kemarin nggak muncul 😚

Padahal janjinya update tiap hari, eh makin deket ending makin molor jadi 2 hari sekali

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa vote dan komen sebanyak banyaknya yaaa

*****************************************

PANDANGAN Dinda tiba-tiba tertuju pada laki laki tampan yang dari kemarin ia tunggu. Laki laki tampan yang akan menjadi ladang pelampiasan emosi Dinda. Siapa lagi jika bukan kakak sepupu kw-nya, Andro Megantara. Namun sepertinya niatnya untuk meluapkan emosi pada laki laki itu ia urungkan lantaran kantin sedang ramai.

"Hai Mas Megan." sapa Dinda sok ramah.

Megan nampak kebingungan mendapati polah Dinda yang tak seperti biasanya.

"Mau minum apa? Es teh manis atau apa?"

"Lo kenapa sih? Gila lo?"

"Iya, gila karnamu tau nggak ndro." ucap Dinda lirih bibirnya mendekat ke telinga Andro sambil mengedipkan sebelah matanya.

Andro mengerjap mendapati polah Dinda yang semakin lama semakin aneh.

"Ga jadi deh, gajadi pesen." Badannya hendak berbalik arah sebelum tangan Dinda mencegahnya.

"Selesai sekolah, gue tunggu di jemuran. Kita selesain semuanya baik baik." ucap Dinda lirih namun dengan tatapan mengintimidasi.

Andro hanya menautkan kedua alisnya mendapati perubahan sikap mantan pacarnya, sudah ia duga Dinda hanya ingin bernegosiasi padanya.

***

"Dateng juga lo Ndro." ucap Dinda dengan lengan dilipat didepan dada menyambut kedatangan Andro. "Gue kira lo dari kemaren nggak muncul karena takut atas ulah yang lo buat."

"Ngapain takut." jawab Andro santai.

"Lo kalo ada masalah sama gue, selesai-in sama gue, jangan bawa bawa temen gue." Dinda selangkah lebih maju mendekat ke arah Andro. "Lo manfaatin temen gue buat—"

"Manfaatin?" tanya Andro tak mengerti.

"Iya, lo manfaatin dia, lo suruh dia nuduh gue sebagai pencuri, lo suruh dia juga simpen handphone busuk lo ke lemari gue. IYAKAN?!"

"Lo kayanya salah server deh."

"Mau lo apa sih Ndro!"

"ehm mau gue... simple kok."

Dinda melirik tajam mata lelaki di depannya.

"Lo inget ucapan lo? Apa yan terjadi sama lo saat ini, itu karena ulah lo sendiri! lo pernah bilang ke gue kaya gitu kan?"

Dinda mengernyitkan kedua keningnya, "oke, trus?"

"Andai aja waktu itu lo nggak permalukan gue di depan temen temen gue,mungkin lo nggak bakalan kaya gini."

"Itu salah lo anjir! Lo dulu yang selingkuh!"

"Yes, I know. Tapi ya udahlah yaa, yang penting kembali ke ucapan lo, Apa yang terjadi dengan lo saat ini, itu karena ulah lo sendiri."

"Okay, gue terima." tantang Dinda. "Tapi gausah bawa bawa temen gue, gausah manfaatin dia segala!"

"Gue ga bawa bawa temen lo, gue ga manfaatin temen lo. Dia yang menawarkan diri buat bantuin gue." Andro kini melipat lengannya di depan dada sambil tersenyum licik.

"Assalamu'alaikum Zein, Aku Dinda" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang