10 - USTMAN BOY

77 22 24
                                    


Haiii teman teman jangan lupa follow instagram aku @qrrtnrrsydh

HAPPY READING!

***

3 santri berseragam osis berpeci hitam, berjalan pelan menuju kantin. Mereka adalah Zain yang di juluki santri idaman para mertua, Reyhan si tampan berlesung pipi dan Mansur santri dengan wajah pas pas an yang mempunyai tingkat kepedean nomor 1 di pesantren.

"Eh, itu kayanya santri baru yang kemarin ditunjukin adek lo deh, Sur!" ucap Reyhan menunjuk seorang santri putri yang sedang makan di kantin bersama temannya.

"Cantik juga ya!" Mansur melirik kedua temannya.

Mereka memesan makanan dan duduk menikmatinya. Zain dan Reyhan terlihat khusyuk menikmati menu spesial kantin Bu Em, yaitu rica rica ayam yang super pedas. Sedangkan, mansur asik jelalatan memandangi santri baru itu.

"Cip!" panggil Mansur. Kedua temannya heran melihat Mansur yang nekat ingin berkenalan dengan santri baru.

Cipa menengok ke arah Mansur, memutarkan bola mata malas, ia malas menjawab panggilan dari mansur. Cipa tau maksud Mansur memanggil dia, sudah pasti ingin menanyakan tentang Dinda. Zain dan Reyhan tertawa melihat Mansur yang diabaikan oleh Cipa.

Rupanya, Zain yang sedang khusyuk makan juga sesekali memandang santri baru itu. Dinda memang cantik. Siapapun mereka juga mengakui kecantikan gadis asal Malang tersebut.

Mansur hanya bisa memandangi kepergian santri baru tersebut bersama Cipa, ia gagal mengetahui namanya. Seketika itu, Mansur tersenyum lebar.

"Kan gue punya adik!" celetuk Mansur. Zain dan Reyhan hanya menggelengkan kepala. Reyhan kembali menyeruput es teh manis yang ada di depannya, sedangkan Zain melirik kepergian santri baru itu.

"Apakah Zain juga tertarik pada santri baru itu?"

Mereka bertiga bergegas kembali ke kelas setelah mendengar bel masuk. Langkah Mansur terhenti kala melewati asrama putra. Ia melirik pada Reyhan, seakan memberikan kode pada Reyhan. Santri berlesung pipi itu memahami kode Mansur.

"Lo, duluan aja deh Zain!" pinta Reyhan

"Kalian mau kemana?" tanya Zain yang sudah mengerti maksud temannya.

Mansur tersenyum ke arah Zain, menempelkan kedua telapak tangan di depan dadanya. Memohon pada Zain. Santri yang dijuluki idaman mertua ini menghela nafas, ia mengerti jelas maksud kedua temannya.

Zain melanjutkan perjalanan menuju kelas, sendirian. Kedua temannya tersenyum riang menuju kamar dengan pintu kayu bertuliskan "USTMAN BOY". Mereka berdua membolos pelajaran untuk tidur di kamar. Ya, seperti itulah mereka, sangat kontras.

Di dalam kelas Zain terlihat fokus dan memperhatikan apa yang Ustadznya sampaikan, sedangkan Mansur dan Reyhan yang berada di kamar, mereka juga sama sama fokus, namun fokus untuk tidur, tidurnya sangat pulas.


***

Cipa dan Dinda melangkahkan kaki menuju kelas. Cipa meletakkan kue coklat di atas meja Ipeh.

"Makan!" perintah Cipa

Ipeh mengembalikan itu pada Cipa, ia menolak. Dinda yang mendapati kejadian itu hanya tersenyum.

"Assalamu'alaikum Zein, Aku Dinda" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang