"kamu kenapa??"
Tasha memperhatikan Elias yang duduk disebelahnya, dengan tangan besarnya yang menggenggam lembut tangannya.
"Nggak papa om.."
"yakin?? Jangan bohong, cerita sama aku. Jangan kamu pendam sendiri, kamu lupa pesan kakekmu??"
Tasha menggelengkan kepalanya, ia ingat saran Sandero untuk mengungkapkan keluh kesahnya kepada Alfino, Lussy ataupun orang terdekat yang ia percayai.
"hanya sedih aja, lihat Putri dengan mamanya.." lirih Tasha
Elias yang mendengar itu pun menarik tubuh Tasha kedalam dekapannya. Mengusap lembut punggung Tasha, yang mulai terisak pelan dalam pelukannya. Elias tahu perasaan Tasha saat ini, apalagi kehidupannya yang dulu cukup melukai hati dan perasaannya.
"hey..jangan nangis. Ada aku, ada tante Lussy, ada om Alfino dan yang lainnya. Mereka semua sayang kamu, Tasha. Kamu nggak perlu merasa sendirian, kami semua ada untuk kamu.." ujar Elias lembut
"makasih ya om.." ujar Tasha lembut
Tasha melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Elias yang tengah menatapnya juga. Wajah Elias begitu dekat, bahkan nafas hangatnya menerpa wajahnya yang masih terpana dengan wajah tampan didepannya. Sampai..
Cupp
"om..." kesal Tasha
Elias tergelak melihat wajah merona Tasha, ia pun menarik Tasha kedalam dekapannya lagi. Ia tahu jika Tasha saat ini tengah malu, ketika dirinya mencium kening gadis polos didepannya ini.
"ih..om mesum banget.. Malu dilihatin banyak orang.." sungutnya
"ngapain malu, kamu kan tunangan aku. Kenapa harus malu.." ujar Elias santai
Elias merenggangkan pelukannya dan menagkup wajah Tasha dengan kedua tangannya, menatap mata bulat itu penuh dengan kehangatan.
"mungkin awal pertemuan kita selalu diawali dengan kekesalan. Bahkan saat aku tahu, papa dan om Alfino menjodohkan kita berdua, aku sempat menolaknya, bahkan secara langsung menolakmu didepan mata kepalamu sendiri.."
Tasha memperhatikan setiap ucapan Elias, ia pun hanya ingin memberikan Elias waktu untuk mengungkapkan apa yang ingin ia katakan.
"tapi, entah kapan perasaan marah, cemburu, kesal saat lihat kamu berdekatan dengan pria lain. Aku mungkin sudah gila, karena aku merasa ini bukan diriku yang sebenarnya. Mana mungkin aku jatuh pada gadis polos sepertimu.." ujar Elias dengan terkekehan pelan
"tapi semakin lama, aku menyadari perasaan yang aku anggap aneh itu. Aku menjilat omonganku sendiri, yang bilang nggak akan jatuh cinta dengan gadis polos sepertimu, Tasha. Dan sekarang, aku yakin kalau aku memang jatuh cinta sama gadis polos dan menyebalkan sepertimu. Yang selalu memanggilku dengan sebutan om.." tambah Elias dengan senyum manis terbit dibibirnya
Jantung Tasha seolah berdetak semakin kencang saat Elias mengungkapkan perasaannya. Ia juga merasakan apa yang Elias rasakan padanya, namun ia tidak mau membuang waktunya untuk kebahagiaannya sendiri. Ia masih harus mencari tahu masa lalunya, sampai akhirnya ia bisa melangkah dengan tenang ke masa depan bersama Elias tanpa dibayang-bayangi masa lalunya yang kelam.
"om.. Kasian sama Tasha, kan??"
Degg
Jantung Elias seolah terhenti ketika mendengar ucapan Tasha, seakan ia tengah berbohong dengan apa yang ia ucapkan barusan. Dari dasar hatinya ia memang merasa kasihan dengan masa lalu Tasha, namun rasa itu berubah menjadi rasa ingin melindungi dan memiliki Tasha sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)
Romansa"om.." "dasar bocah, sejak kapan gue nikah sama tante Lo??" geram Elias Pria tampan, dewasa, dan sedang menikmati hasil kerja kerasnya. Ia selalu kesal dengan Tasha yang selalu memanggilnya dengan sebutan om, padahal umurnya baru tiga puluh tiga. T...