2. Pertunangan

295 8 0
                                    

Tasha menaikan alisnya dan memandangi pria didepannya ini dengan senyum yang manis. Bisa di akui jika senyumannya memang manis, dan Tasha bangga dengan itu.

"pasti om ganteng ikutin aku ya.." tunjuk Tasha dengan percaya diri

Mendengar ucapan anak kecil didepannya membuat Elias nama pria itu atau sering dipanggil El mendengus kesal, bisa-bisanya ia bertemu kembali dengan gadis menyebalkan ini.

"percaya diri sekali kamu" ucap Elias

"jangan mengelak om, pasti om suka beneran kan sama aku" ucap Tasha untuk sekiannya menunjukkan betapa percaya diri dirinya

El menghela nafas frustasinya saat mengingat dimana mereka bertemu pertama kalinya. Dimana ia yang mengenalkan gadis kecil didepannya ini sebagai pacarnya, didepan wanita yang selalu mengejarnya. Dan alhasil, ia pun menyesali tindakan bodohnya itu.

"denger ya anak kecil, mendingan Lo balik ke rumah dari pada dicariin orang tua Lo"

El melangkahkan kakinya meninggalkan Tasha yang masih memanggil-manggilnya. Langkahnya pun semakin lebar dan cepat untuk sampai ke kantor papanya, tanpa mempedulikan teriakan Tasha.

Tasha masih menatap kepergian pria itu, sampai dirinya menghilang dibelokan gang.

"heh..dasar om ganteng sombong. Untung aja kemarin aku mau jadi pacar bohongan dia. Kalau ngak, pasti masih dikejar sama tante genit itu"

Tasha memilih melanjutkan perjalannya pulang kerumah. Ia sudah rindu masakan Lussy, apalagi hari ini cukup lelah karena ikut ke kantor Alfino. Sebenarnya hanya ingin menemani papanya dikantor, tetapi melihat pekerjaan papanya yang banyak, akhirnya ia memutuskan pulang.

El menetralan deru nafasnya ketika ia sudah sampai di kantor papanya. Kedatangannya pun hanya ditatap bingung oleh sebagian karyawan papanya, tanpa mempedulikan mereka ia menuju ke lantai ruangan papanya.

Ting

Lift terbuka dilantai yang paling atas. Lantai tiga puluh, dimana ruangan papanya berada.

"Serly, papa ada didalam nggak?" tanyanya pada sekertaris papanya

"ada pak, bapak juga disuruh masuk kalau udah dateng"

Tanpa menunggu lama, El masuk ke dalam ruangan papanya setelah mengetuk pintunya.

"El, dari mana saja kamu?" tanya Daniel melihat anak laki-lakinya baru datang

"biasa pa, kayak nggak tahu Jakarta aja" ucarnya santai

Daniel hanya mendengus kecil melihat tingkah anaknya itu.

"oh ya.. Sampai lupa. Kenalin, ini pak Alfino. Sahabat sekaligus rekan kerja papa"

El tersenyum sopan dan memperkenalkan dirinya dihadapan sahabat sekaligus rekan kerja papanya.

"jadi pak Alfino ini mau meluncurkan produk dan memperiklankan produknya dengan media kita, dan papa mau kamu bisa membantu pak Alfino" ucap Daniel pada El

"kalau boleh saya tahu, pak Al-"

"jangan terlalu formal, panggil saja om.." sela Alfino

"nggak berubah dari dulu. Aku pikir setelah lama nggak balik ke kota ini kamu berubah, Fin. Ternyata masih sama seperti Alfino Andesya beberapa tahun lalu"

Alfino hanya terkekeh menanggapi ucapan Daniel, bukan hanya sebagai sahabat dan rekan kerja. Namun Daniel adalah orang yang selalu mendukungnya selama ini, orang yang tahu saat dirinya terpuruk dengan perbuatannya dulu.

"jangan berlebihan, kita bukan sekedar sahabat ataupun rekan bisnis. Aku sudah anggap mas Daniel seperti abang aku sendiri" ucap Alfino

"aduh... Sepertinya kita harus adain makan malam buat menyambut kedatanganmu, Fin"

Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang