4. Ciuman pertama

245 8 0
                                    

"ma, pa.. Aku kesana dulu ya.."

Alfino dan Lussy pun mengizinkan Tasha untuk mengambil makanan disudut ruangan balroom hotel yang digunakannya untuk pesta pernikahannya. Dua minggu setelah pertunangannya dengan Lussy, ia memilih melangsungkan pernikahannya di sebuah hotel ternama di Jakarta. Semua rekan bisnisnya diundang tanpa terkecuali.

Tasha seperti biasa, ia mencari tempat yang cukup nyaman untuk menyendiri menikmati minuman yang ia ambil. Sebenarnya ia tidak terlalu suka suasana ramai seperti ini, itu membuatnya pusing dan ingin mencari tempat untuk menyendiri.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang pria dan wanita tengah berdebat, atau lebih tepatnya si pria yang tidak ingin diusik.

"kamu menghindar dari ku, El. Apa kamu udah punya pacar lagi, jadinya kamu cuekin aku. Iya..??" bentak si wanita yang cukup cantik

Pria didepannya hanya diam dan seolah tidak minat berbicara dengan wanita didepannya ini. Pria yang posisinya membelakangi Tasha, tidak menyadari jika ada orang lain disana.

"apa sih, Jess. Dari awal aku ngak ada rasa sama kamu. Lebih baik kamu pergi, jangan ganggu aku lagi. Paham" ujar Elias dingin

Ketika Elias membalikan badannya dan meninggalkan wanita yang bernama Jessy, matanya menatap Tasha yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Sial. Kenapa bocah ini lagi sih. Gerutunya

Langkah Elias terhenti saat tangannya ditahan oleh Jessy, sepertinya wanita itu tidak akan menyerah mengejar dirinya.
"jelasin dulu, El. Pasti karena wanita lain kan kamu berubah kayak gini. Kamu pasti punya pacar baru kan?" tuduhnya

Jessy merupakan wanita materialistis dan populer didunia model. Dan memiliki ego yang tinggi, ia akan selalu mendapatkan apa yang dia mau. Seperti Elias, pria mapan dan tentunya kaya raya menjadi daya tarik tersendiri baginya. Bahkan ia tidak akan segan untuk mempermalukan dirinya seperti saat ini, mengejar dan berusaha mendekati Elias untuk sekian kalinya.

Elias yang tahu takbiat wanita didepannya ini hanya mendengus kecil, ia pun melirik sekilas ke arah Tasha yang sepertinya masih berdiri disana. Tanpa menjawab pertanyaan Jessy, Elias mendekati Tasha dengan senyum tipisnya. Tanpa persetujuan Tasha, ia menarik tubuh Tasha dan merangkul pinggangnya lalu menatap ke arah Jessy.

"sayang kenapa kesini, kamu bosan didalam ya. Sebentar deh, aku kenalin sama rekan kerja aku" ucap Elias lembut ke arah Tasha dan membawanya mendekat ke arah Jessy

Tasha hanya mengikuti tarikan Elias, ia masih terkejut dalam kebingungannya, apalagi sikap pria didepannya berubah lembut dan perhatian berbeda dengan perjumpaan mereka sebelumnya.

Elias yang melihat raut kebingungan diwajah Tasha pun, menahan tawanya saat ini. Wajah imutnya begitu lucu dan menggemaskan.

"Sayang, ini Jessy rekan kerja ku. Dia sempat jadi model disalah produk yang aku promosikan.." ucap Elias mengenalkan Tasha pada Jessy

Tasha memperhatikan wanita didepannya ini, wanita ini sebenarnya sangat cantik, hanya saja riasan yang ia gunakan terlalu tebal dan pakaiannya terlihat terbuka.

"oh..jadi ini pacar kamu, El?" ucapnya dengan nada mengejek

Dilihatnya dari atas sampai bawah, seolah menilai penampilan Tasha yang cukup bisa dibilang remaja. Tasha sedikit kesal saat melihat wanita didepannya ini melihatnya dengan tatapan mencemooh. Apa ia terlihat buruk dan jelek.

"kenapa?? Ada yang salah?" tanya Elias ketus

"ya ampun El, kamu yakin pilih dia buat jadi pacar kamu? Aku ngak habis pikir sama pilihan kamu, El?" ejeknya

Tasha semakin geram melihat kesombongan wanita didepannya ini, sungguh menyesal ia sudah menilai wanita ini cantik.

"apa yang salah, aku mencintainya" ujar Elias tenang

Jessy semakin murka melihat Elias yang seolah memuja pacarnya itu, bahkan amarahnya sudah memuncak melihat pria pilihannya memilih wanita yang biasa-biasa saja ketimbang dirinya.

"kamu lihat, El. Dia wanita biasa, bahkan kamu lebih cocok jadi pamannya. Dia layak jadi keponakan kamu-"

"jadi kamu ngak percaya kalau aku memang kekasihnya??" tanya Tasha

Elias dan Jessy menatap ke arah Tasha yang terlihat kesal, karena sedari tadi Jessy menghinanya.

"mau buktinya?? Oke.." sambung Tasha

Tanpa mempedulikan wanita didepannya ini, Tasha menarik kerah baju Elias dan menariknya agar bisa menunduk. Tanpa berpikir panjang, Tasha menempelkan bibirnya pada bibir Elias. Mendapat serangan yang tiba-tiba membuat Elias terkesiap, bahkan untuk bergerak pun seolah tidak bisa.

Badannya membeku, apalagi otaknya sudah dipenuhi dengan rasa penasarannya pada bibirnya saat ini. Bibirnya yang bersentuhan dengan bibir gadis itu seolah merasakan sesansi yang berbeda, begitu manis dan menarik untuk dicicipinya.

Melihat adegan keduanya membuat Jessy semakin berang, ia pun memilih untuk meninggalkan kedua orang itu dengan marah. Sementara itu, Tasha merasakan badannya seolah tersengat aliran listrik saat bibirnya menyentuh bibir pria asing didepannya.Tanpa aba-aba, ia pun mendorong tubuh pria didepannya ini saat kesadarannya pulih. Ia tidak boleh terlena dengan bibir seksi pria sombong ini.

Aduh, apa yang udah aku lakuin sama om sombong ini. Mama, papa maafin anakmu. Batin Tasha merasa bersalah

Disaat Tasha merutuki kesalahnnya sendiri, lain halnya dengan Elias. Ia menggerutu kesal saat otaknya mulai berimajinasi liar, mungkin saja ia sudah melumat bibir mungil gadis didepannya ini jika saja tidak didorong oleh Tasha.

Shit. Hampir gue kelepasan, berasa pedofil kalau ngelakuin itu sama nih bocah.

Melihat kediaman Elias membuat Tasha menarik kesimpulan jika pria didepannya ini pasti marah dengan tindakannya, tanpa menjelaskan apa-apa Tasha memilih untuk masuk kedalam ruangan dan mencari ke beradaan papanya.

"eh.. Lo mau kemana??" Teriak Elias saat tahu Tasha melarikan diri darinya

Tanpa buang waktu ia pun mengejar Tasha ke dalam gedung dan mencarinya, tidak mempedulilan tatapan bingung dari tamu lainnya saat ia terus mencari keberadaan Tasha. Sementara itu Tasha masih berlari mencari keberadaan Lussy ataupun Alfino, yang keberadaannya belum jelas ada dimana. Ia begitu kesulitan, apalagi para tamu yang hadir disana cukup banyak.

Happp

Tasha melihat seseorang menarik tangannya dan membuat tubuhnya membentur dada bidang pelaku yang menarik tangannya. Dan pria itu tidak lain adalah Elias, pria sombong dan angkuh.

"mau lari kemana, hah??" tanya Elias dengan senyum mengejeknya

"lepasin om.." ujar Tasha berusaha memberontak dari lengan Elias yang masih menahan pinggangnya

"enak saja, setelah Lo cium bibir gue langsung kabur aja. Enggak ada yang mau Lo sampai'in, heh??"

Tasha bungkam mendengar ucapan Elias, dan hal itu semakin membuat Tasha merutuki kebodohannya. Ia malu dengan tindakannya beberapa menit lalu, apalagi itu ciuman pertamanya.

Elias tersenyum bangga melihat wajah merah gadis didepannya ini, sebenarnya ia hanya ingin mempermainkan gadis didepannya ini. Ia sadar jika kadar ketampanannya tidak bisa membuat wanita manapun mengabaikannya begitu saja. Jadi kalau pun gadis didepannya ini melakukan tindakan tadi, ia yakin jika gadis didepannya ini sudah jatuh ke pesonanya.

Gue emang tampan, dari sisi manapun. Sombongnya

"maaf om, tadi nggak sengaja. Beneran deh om, aku kesel banget sama tante-tante tadi, makanya aku ngelakuin itu. Maafin ya om, please.." lirihnya

"enak aja kamu, cuma minta maaf" dengus Elias

Tasha semakin menunduk tidak berani menatap wajah Elias, ia yakin jika pria didepannya ini pasti sangat marah. Sekarang yang bisa dia lakukan hanya berdoa semoga saja papa atau mamanya bisa menolongnya.

"Elias.."

"Tasha.."

"papa.." ujar Elias dan Tasha bersamaan

Hohoho...
Si Tasha main sosor aja, tu kan kena batunya. Jadinya dijahilin kan sama Elias🤭🤭🤭

Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang