Tasha langsung menghamburkan dirinya kedalam pelukan Alfino, menumpahkan semua ketakutannya disana.
"mereka..mereka terus mukulin Tasha, pa..hikss..hiks..Tasha nggak sengaja ngerusak baju itu.." adunya
Alfino mengusap punggung Tasha dengan lembut, menghantarkan rasa aman bagi putrinya. Badan Tasha pun masih bergetar akibat tangisannya, Lussy yang ada disampingnya hanya bisa mengusap pundak Tasha dengan lembut.
"sayang, semuanya akan baik-baik aja. Nggak ada yang nyakitin Tasha, ok. Kamu tenangnya.." ucap Lussy lembut
"ngak ma, mereka marah besar sama Tasha. Mereka mencambuk Tasha, badan Tasha sakit ma.. Perih..hiks.."
Elias dan kedua orang tuanya yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas frustasi, mereka sedih melihat Tasha yang begitu tertekan dengan mimpi yang merupakan kepingan masa lalunya.
Tasha mendorong tubuh Alfino dengan kasar, ia menjauhkan tubuhnya dari Alfino dan Lussy. Ia menyudutkan dirinya diatas ranjang, seolah ketakutan dengan apa yang ada didepannya. Elias yang sedari tadi berdiri dipinggir ranjang pun mendekatinya, karena takut Tasha akan terjatuh dari sana.
"jangan..jangan pukuli Tasha. Aku mohon ma, ampuni Tasha.."
Lagi-lagi Tasha berteriak histeris saat bayangan wanita dan pria itu memukuli dan mencambuki dirinya, rasa panas, perih, dan nyeri itu seolah menjalari tubuhnya.
Alfino yang melihat itu pun hanya bisa menunduk sedih, begitu pun Lussy yang semakin terisak dengan keadaan anaknya yang cukup tertekan.
"sayang, sadar.. Ini papa sama mama, nak.."
Alfino sudah tidak kuat melihat anaknya yang ketakutan seperti saat ini, pandangannya pun seolah kosong dengan bibir yang terus meracau. Dengan gerakan pelan, ia kembali menarik Tasha kedalam pelukannya. Menenangkan Tasha yang masih meronta untuk dilepaskan, serta tangisannya yang memilukan masih terdengar jelas.
Semua orang yang melihat Tasha seperti saat ini, hanya meringis pelan. Sangat menyakitkan dan memilukan. Bahkan Agatha sudah ikut menangis melihat keadaan Tasha yang seperti itu.
Tasha yang masih meronta lambat laun tubuhnya merosot kedalam dekapan Alfino, ia pun lemas dan tidak sadarkan diri didekapan papanya. Melihat hal itu Alfino dan Lussy semakin dilanda kekhawatiran, Daniel yang sedari tadi menenangkan istrinya pun ikut terkejut. Sementara Elias meminta Alfino untuk membawa Tasha ke rumah sakit, karena tidak ingin terjadi sesuatu padanya.🍃🍃🍃🍃
"aku minta, kamu urus semuanya. Hancurkan bisnis Alfino, kalau bisa perusahaannya yang ada di kota ini benar-benar hancur"
"bapak tenang saja, biar saya yang mengurus semua. Yang penting keuntungan buat saya harus sebanding dengan apa yang saya lalukan nanti.."
Darius tersenyum tipis mendengar ucapan seseorang yang bisa membantu dirinya. Didunia ini tidak ada yang bisa mewujudkan impianmu tanpa imbalan, begitupun dengan tindakan burukmu pasti akan memiliki konsekuensi dan pembalasan nantinya.
"tenang saja, kamu pasti mendapatkannya. Aku pegang janjimu, kutunggu hasil kerja kerasmu.."
🍃🍃🍃🍃
Kelima orang tersebut masih menunggu dengan cemas didepan ruangan pemeriksaan, sudah hampir setengah jam tidak ada satu pun dokter yang keluar dari dalam ruangan itu. Lussy masih terisak didalam dekapan suaminya, begitu pun dengan Agatha yang tertunduk sedih disamping Daniel. Mereka masih menunggu dengan cemas diluar ruangan.
Elias menyandarkan tubuhnya didekat pintu ruangan pemeriksaan, ia benar-benar dilanda kekhawatiran. Wajah ketakutan, tangisan serta tatapan kosong Tasha masih jelas dibenaknya. Rasanya sangat menyayat hati mendengar racauan Tasha yang minta untuk tidak memukulinya. Sekajam itu kah tindakan yang dilakukan Carinna dan Darius?? Sungguh tidak berperikemanusiaan dimata Elias, dimana seorang anak yang tidak bersalah menjadi bahan luapan emosi orang tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)
Romance"om.." "dasar bocah, sejak kapan gue nikah sama tante Lo??" geram Elias Pria tampan, dewasa, dan sedang menikmati hasil kerja kerasnya. Ia selalu kesal dengan Tasha yang selalu memanggilnya dengan sebutan om, padahal umurnya baru tiga puluh tiga. T...