"jangan ganggu dia, dia udah punya calon tunangan"Hah??
Tasha dan Donny menatap Elias yang ternyata menatap tajam ke arah Tasha, sementara Donny hanya tersenyum tipis sedangkan Tasha masih menatap Elias dengan tatapan bingungnya.
"gue langsung patah hati dengernya, Tasha.." ucap Donny sedih
Tasha mengalihkan pandangan kearah Donny, yang terlihat memasang wajah masamnya.
"Tapi kalau kamu nggak mau nikah sama dia, aku siap kok.." Tambah dqonny dengan senyum manisnya kembali mengerjai Elias
Elias hanya mendengus mendengar gombalan Donny yang dilontarkan pada Tasha.
"Lo, mau jenguk gue atau mau gombalin tunangan orang??" tanya Elias
Donny menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia pun menaruh parsel berisi buah dimeja dekat ranjang rumah sakit.
"gue mau jenguk sahabat gue, Lo kok bisa jadi gini sih?"
Elias masih menatap tajam kearah Donny, saat melihat Donny yang mengawasi Tasha disofa.
Bukk
Elias melempar bantal ke muka Donny saat matanya tidak berhenti memperhatikan Tasha.
"Liatin terus, belum tahu dihajar orang kan" ucap Elias dengan kesal
"sorry..sorry. Lo galak amat sih, udah cocok jadi bokapnya Tasha.."
Elias hanya mendengus mendengar ejekan Donny, mereka memang bersahabat sejak mereka kecil. Walaupun terlihat tidak begitu akur didepan orang banyak, namun dibalik itu semua hanya donny sahabatnya yang paling mengerti dirinya.
Tasha yang sedari tadi diam dan memperhatikan interaksi keduanya hanya bisa tersenyum tipis. Apalagi sesekali Donny mengajaknya mengobrol, bahkan beberapa kali menceritakan hal yang lucu. Obrolan yang panjang diantara mereka membuat mereka tidak menyadarinya, jika saja Suster yang mengantar makan siang Elias mungkin mereka akan melewatkan makan siangnya.
"Tasha, kita cari makan dikantin. Kamu pasti laper kan.."
Tanpa menunggu jawaban Tasha, Donny sudah menariknya keluar ruangan.
"heh.. Kalian mau kemana?" teriak Elias menghentikan langkah mereka
"mau makan lah" ujar Donny santai
"Lo makan sendiri, Tasha tetep disini" ucap Elias
Donny tersenyum tipis, sangat tipis bahkan Tasha yang ada disampingnya pun tidak sadar akan senyum tipis miliknya.
"Lo bukan tunangannya kan, jadi gue berhak ajak dia makan diluar-"
"dia tunangan gue, brengsek. Lebih baik Lo makan sendiri dikantin, Tasha nggak usah.."
Yes. Kena deh Lo, El. Dasar cowok sensian, tinggal bilang Lo tunangannya Tasha aja, susah amat. Batinnya
"nggak usah cemburu gitu, boss. Tashanya kabur entar, lihat tunangannya yang cemburuan.." ujar Donny dan melangkah meninggalkan mereka
"ngapain disana, sini. Gue mau makan.." ucap Elias ketus
🍃🍃🍃🍃
"pak Elias besok anda sudah bisa pulang, tapi tetap harus istirahat dan tetap kontrol lagi.."
Mendegar perkataan sang dokter yang memperbolehkannya pulang membuat Tasha tersenyum senang, begitupun dengan Elias yang sudah jenuh beberapa hari dirawat disana.
"terimakasih dok.." ucap Tasha saat dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangannya
Sepeninggalan dokter yang merawat Elias, kecanggungan diantara mereka pun kembali dirasa. Sejak Elias mengatakan kepada Donny, jika dia adalah tunangannya membuat mereka berdua canggung seperti saat ini. Sementara Elias masih merutuki kebodohannya saat mengatakan kepada Donny perihal Tasha yang merupakan tunangannya, mulutnya seolah tidak sejalan dengan hatinya. Mulutnya seolah berkhianat, dan saat ini ia merutuki kebodohannya itu.
Sedangkan Tasha, merasa kebingungan dengan pengakuan Elias perihal pettunangan itu. Bahkan sebelumnya Elias dan dirinya tidak pernah membahas masalah itu, malahan keduanya seolah menolak rencana keluarga mereka.
"mau kemana??"
Tasha menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Elias.
"mau ke kantin, om mau dibeliin apa?" tanyanya
Sebenarnya ia lapar, tugasnya menyuapi Elias pun sudah selesai sebelum dokter masuk keruangan mereka. Kalau saja Elias tidak melarangnya pergi bersama Donny makan dikantin, mungkin ia tidak kelaparan seperti saat ini. Jujur saja perutnya sudah begitu perih, apalagi ini sudah sore dan sejak siang tadi belum makan.
"nggak.."
Tanpa mengatakan apapun, Tasha kembali melanjutkan langkahnya Menuju ke kantin. Mengabaikan elias yang masih menatap kepergiannya.
🍃🍃🍃🍃
"kak Donny?? Belum pulang??"
Tasha yang baru saja sampai di depan ruangan terkejut melihat Donny yang juga ada didepan ruangan Elias.
"ini mau pulang, barusan ada saudara yang dirawat disini. Sekalian mampir. Kamu dari mana??"
"Tasha dari kantin kak, ya udah ayo masuk.."
Mereka berdua pun masuk ke ruangan bersama, mengabaikan tatapan bingung dan kesal diwajah Elias.
"kalian dari mana??" tanya Elias kesal
"kak Donny, mau pulang sekarang atau gimana??" tanya Tasha mengabaikan Elias yang cemberut
Donny yang melihat kecemburuan Elias pun hanya terkekeh, sangat langka melihat sahabat sekaligus boss nya ini cemburu dengan seorang wanita. Bahkan Tasha begitu polos dan cantik, tapi sepertinya Elias memang tertarik dengannya.
"ini mau pulang kok. El, gue pulang ya.. Semoga lekas sembuh, dan Tasha. Aku pulang dulu, jangan lupa makan yang banyak.." ujarnta sembari mengusap puncak kepala Tasha
Tasha pun hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Donny, namun lain halnya dengan Elias yang menatap tajam ke arah Donny. Apalagi dengan beraninya Donny menyentuh miliknya.
Miliknya?? Jangan gila. Gue ngak mungkin suka sama nih bocah.
Elias masih saja berperang dengan perasaannya sendiri, ia merasa jika hati dan pikirannya berbeda pendapat dan hal itu sukses membuatnya uring-uringan tidak jelas. Seperti saat ini, dimana ia masih saja memperhatikan pergerakan Tasha yang tengah menonton televisi.
"Lo belum jawab pertanyaan gue.." ujar Elias sedikit keras
Tasha yang mendengar perkataan Elias pun membalikan badannya dan menatapnya dengan bingung.
"om ngomong sama Tasha??" tanyanya
Elias mengusap rambutnya dengan kasar, tanpa mengindahkan tatapan keheranan Tasha, ia memilih untuk berbaring dan memejamkan matanya. Mengabaikan Tasha yang masih bingung sendiri dengan tingkah Elias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)
Romance"om.." "dasar bocah, sejak kapan gue nikah sama tante Lo??" geram Elias Pria tampan, dewasa, dan sedang menikmati hasil kerja kerasnya. Ia selalu kesal dengan Tasha yang selalu memanggilnya dengan sebutan om, padahal umurnya baru tiga puluh tiga. T...