24. Diculik

90 5 0
                                    

"siapkan semua anak buahmu. Malam ini kita akan bergerak.."

"baik boss.."

Darius tersenyum sinis, semua anak buah yang ia miliki diperintahkan untuk menculik Tasha.

"lihat saja, kau Alfin. Anakmu yang akan menjadi korban, jika kau mau bermain denganku. Dan kakek tua itu pasti akan menyerahkan semua sahamnya pada ku.."

🍃🍃🍃🍃

Tasha melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, badannya cukup lelah setelah hampir tiga jam ia dan Elias terjebak macet. Setelah Elias berpamitan dengan orang tuanya yang ada diruang tamu menunggu kedatangan mereka, ia memutuskan untuk menuju ke kamarnya. Tasha mengeryit bingung saat melihat jendela kamarnya terbuka, pasalnya ia tidak ingat jika hari itu ia membuka jendela kamarnya.

Tasha mendekati jendela kamarnya dan menutup lalu menguncinya sebelum ia mengganti pakaian tidurnya. Bayangan hitam seolah berlari dibelakangnya, menimbulkan bunyi derap langkah seseorang tengah berlari. Tasha yang mendengarnya pun membalikan badannya dan tidak menemukan seseorang disana. Bulu kuduknya pun meremang, saat ia merasakan jika ada orang lain didalam kamarnya.

Dibalik pintu walkin closet miliknya yang terbuka, membuat Tasha ingin melihat dan memeriksanya. Langkah pelannya mendekati walkin closet yang dalam keadaan gelap, karena ia tidak menghidupkan lampu ruangan itu.

Kreek

Tasha terperanjat saat bunyi sesuatu begitu jelas terdengar diruang walkin closetnya.

"si..siapa disana.." ucap Tasha gugup

Rasa takut pun semakin merambati hatinya, dengan gemetar ia memasuki walk in closet dan mencari saklar lampu.

Klik

Ruangan yang gelap menjadi terang, ia semakin memasuki ruangan itu. Mencari tahu bunyi apa yang ada didalam sana, dan mencari bayangan hitam yang sempat berlarian dibelakangnya. Tasha membuka pintu lemarinya yang besar, dan ia tidak menemukan apa-apa disana.

"siapa kamu!!" teriaknya terkejut saat ia membalikan badannya

Dilihatnya seorang pria dengan memakai penutup kepala tengah berdiri didepannya, membuat Tasha semakin ditelan dalam ketakutannya. Tasha yang ingin berteriak, segera dibekap oleh sang pria berbadan besar itu.

"diam!!" bisiknya tepat ditelinga Tasha

Pria itu mengarahkan sebuah pisau kecil, namun cukup tajam ke arah wajah Tasha.

"jangan berteriak, atau kau akan mati.." ancamnya

Tubuh Tasha yang bergetar ketakutan serta derai air mata yang sudah membasahi wajahnya, hanya bisa mengangguk pasrah di dalam bekapan pria itu. Tanpa membuang waktu, pria itu memukul tengkuk Tasha cukup kuat, menyebabkannya tidak sadarkan diri. Dengan mudah pria itu membawa Tasha keluar dari kamarnya melalui jendela kamar, menemui rombongannya yang menunggu dipintu belakang.

Tasha yang tidak sadarkan diri pun, hanya bisa pasrah saat pria itu memasukannya ke dalam mobil. Dan melaju menuju ke tempat dimana boss mereka berada.

🍃🍃🍃🍃

Byuurrr

Tasha terbangun dengan terkejut, saat seseorang dengan tega mengguyurnya dengan air. Masih dengan nafas yang tersengal, ia memperhatikan sekelilingnya. Dilihatnya seorang pria seumuran Alfino tengah menatapnya dengan tajam.

"sudah lama nggak Ketemu, Tasha Ivy Sandero??"

"om si..siapa?? Kenapa saya disini??" tanyanya takut

"ow...sayang sekali, ingatanmu terganggu. Kamu belum mengingat siapa aku, hemm??"

Tasha menjauhkan dirinya dari pria yang berjalan mendekatinya, beruntung ia tidak terbangun dalam keadaan terikat. Namun tetap saja ia tidak bisa keluar dari ruangan itu, apalagi tatapan tajam nan membunuh milik pria didepannya ini yang tidak ia kenali seolah memberikan ancaman padanya.

"kau pasti pernah dengar nama Darius??" tanyanya dengan senyum menakutkan

Degg

Semoga aja nanti dipesta, kita enggak ketemu sama Darius

Ucapan Daniel beberapa bulan lalu masih teringat dibenaknya, bahkan Daniel dan Agatha seolah takut jika ia bertemu dengan pria yang bernama Darius dipesta pertunangan sepupu Elias. Ingatannya pun kembali pada pertemuannya dengan Tristan Evander yang mengatakan jika mereka saudara, bahkan Elias tahu jika Tristan anak Darius. Ia semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini, sosok Darius seakan misterius dan berbahaya.

"mungkin kau lupa, tapi dengan senang hati aku akan membuatmu ingat.." tambah Darius penuh seringaian kejam

Disisi lain, Carina menghentikan mobilnya dan menatap bangunan megah didepannya. Kediamaan Darius yang sudah lama ditinggalkannya, dan hanya beberapa kali dikunjungi oleh mereka setiap bulannya. Namun rumah itu selalu dijaga dan dibersihkan beberapa orang suruhan Darius.

Carinna masih menatap bingung ke bangunan didepannya, ia pun turun dari mobil dan mengendap mendekati gerbang utama itu. Dilihatnya beberapa anak buah Darius tengah berjaga didepan pintu utama. Carinna semakin penasaran dengan apa yang dilakukan suaminya saat ini.

Saat Carinna ingin memanggil Darius sarapan bersama dengan Tristan, ia tidak sengaja mendengar percakapan Darius dengan seseorang dibalik sambungan telponnya.

"tunggu kedatanganku, awasai dia jangan sampai dia kabur. Pastikan semua jejak kita tidak diketahui oleh orang lain"

Kalimat itulah yang ia dengar saat itu, benaknya pun semakin tidak tenang. Apalagi Darius seolah sedang merencanakan sesuatu dengan orang itu. Tanpa berpikir panjang, membuat Carinna sampai didepan gerbang kediaman lama Darius.

"aku harus lewat pintu belakang, pasti ada sesuatu yang disembunyikan Darius"

Carinna segera menuju ke pintu belakang kediaman Farius, ia cukup mengenal seluk beluk kediamannya ini. Setelah memastikan tidak ada anak buah Darius, ia membuka dengan pelan pintu itu dan masuk ke dalam rumah.

Plaaakk plaakk

Dua tamparan bersarang diwajah Tasha, bahkan saat ini sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah akibat kerasnya tamparan Darius.

"karena kau, si tua bangka itu menyerahkan setengah sahamnya padamu. Padahal kau hanya anak haram dari mantan pacar istriku.." geram Darius

Tasha menangis sesegukan dengan apa yang dilakukan Darius, bukan hanya fisik namun juga batinnya juga tersakiti dengan penghinaan anak haram untuknya. Bukan keinginannya lahir diluar pernikahan kedua orang tuanya, bahkan bukan kehendaknya jika Sandero lebih menyayanginya.

"maaf, om. Bukan maksud Tasha mengambil simpati kakek.." lirih Tasha

Dengan kasar Darius mencengkram dagunya, sampai membuat empunya meringis kesakitan.

"sejak awal, aku berniat melenyapkan dirimu. Bahkan saat Carinna dinyatakan hamil, karena aku sudah yakin jika Sandero akan menspesialkan anak haram sepertimu.."

Tasha menggeleng pelan dengan isakan yang terdengar diseluruh ruangan.

"kalau bukan ancaman dari si tua bangka yang akan mencabut saham yang baru saja diberikannya padaku. Mungkin kau tidak akan pernah lahir.." tambahnya

Dengan kasar Darius melepaskan cengkramannya pada dagu Tasha, bahkan bekas memar langsung tampak didagunya.

Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang