"Tashaaaa..." teriak Alfino dan Elias
"jangan bergerak, angkat tangan. Anda sudah kami kepung pak Darius.." ucap salah satu polisi
Elias dan Alfino berlari ke lantai bawah dan menolong Tasha yang tergeletak diundakan anak tangga terkahir. Dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya, membuat keduanya semakin cemas.
"Tasha bangun, Tasha.." ucap Elias memeluk tubuh lemas Tasha
Alfino hanya bisa terduduk lemas melihat kondisi Tasha. Wajahnya menjadi kaku dengan deru nafas yang masih memburu, menahan amarah yang ingin sekali ia lampiaskan ke Darius dimana saat ini ia sudah digiring keluar.
"om... Tan..te.. Carin..na, selamatin dia.." lirih Tasha sebelum akhirnya tak sadarkan diri
Mendengar ucapan Tasha, Alfino kembali menuju ke lantai dua. Dimana Carinna berada disana, dengan luka tusuk yang cukup parah. Akhirnya mereka membawa Tasha serta Carinna menuju ke rumah sakit.
Kabar kondisi Carinna dan Tasha pun didengar oleh Lussy dan Sandero, mereka ikut menyusul ke rumah sakit dengan hati yang begitu cemas.
"bagaimana keadaan Tasha, pa??"
Alfino hanya bisa menggeleng lemah disisi Lussy dan Sandero, sementara Elias masih menatap kosong ke arah pintu tindakan. Agatha yang mengetahui kesedihan Elias pun, hanya bisa mengusap punggung anak semata wayangnya dengan sayang.
Pintu ruang tindakan pun terbuka, menampilkan seorang dokter setengah baya dengan beberapa perawat yang sedang mendorong ranjang pasien.
"bagaimana keadaan Carinna, dokter??" tanya Sandero
"pasien sudah ditangani dengan baik, luka tusukannya juga tidak terlalu dalam. Kondisi pasien saat ini cukup stabil, kalian bisa menjenguknya diruang inap nanti.." jelas sang dokter
"lalu bagaimana dengan Tasha, dok??" tanya Elias cemas
"Tasha masih ditangani oleh dokter Dimas. Kalian tunggu saja, kita masih berupaya menyelamatkan pasien.." tambahnya
Mereka pun kembali menunggu dengan cemas akan keadaan Tasha, sementara Sandero sudah mengikuti beberapa perawat yang membawa Carinna pindah ke ruang rawat perawatan.
Sudah hampir lima belas menit, namun belum ada satu pun dokter atau perawat yang keluar dari ruangan tindakan. Bahkan Sandero sudah kembali dari ruangan Carinna, masih menunggu dengan cemas akan keadaan cucunya.
Semua orang menatap penuh harap, saat dokter Dimas keluar dari ruangan. Mereka pun ingin tahu keadaan Tasha saat ini."pasien mengalami benturan yang cukup keras, dan hal itu menyebabkan pasien koma.." jelasnya
Alfino mendudukan dirinya dilantai dengan rasa marah pada dirinya sendiri, ia merasa gagal menjaga dan melindungi putri kesayangannya. Melihat suaminya yang begitu terpukul dengan keadaan Tasha, Lussy mencoba memberi semangat untuk sang suami.
"pasien akan kami pindahkan ke ruang ICU, kalian bisa menjenguknya namun tidak lebih dari dua orang. Pasien masih harus kami kontrol, untuk perkembangan kondisinya.."
Elias memeluk Agatha dengan erat, ia tidak sanggup melihat Tasha yang kembali koma.
"kamu harus yakin, Tasha akan bertahan dan sadar, El. Dia kuat.." ucap Agatha menyemangati Elias yang begitu sedih
🍃🍃🍃🍃
Sudah seminggu lebih, namun kondisi Tasha masih sama. Belum menunjukkan ia akan sadar dari komanya, Carinna yang tersadar dan mengetahui keadaan Tasha begitu terpukul. Bahkan ia meminta Sandero untuk membawanya ke ruangannya, ia ingin melihat kondisi anak yang selama ini ia sia-siakan. Namun Sandero melarangnya, bukan karena ingin menjauhkan Carinna dengan Tasha, melainkan kondisi Carinna yang belum sembuh. Di hari ketiga, Carinna sudah bisa duduk dikursi roda meskipun luka jahitan pada lukanya belum cukup kering.
Dengan izin dari Alfino, akhirnya Carinna bisa menjenguk Tasha ditemani Sandero. Carinna tidak henti menangis disisi ranjang, bahkan ia selalu mengumamkan kata maaf dengan semua prilakunya pada Tasha.
Setiap harinya Carinna tidak pernah absen untuk tidak mengunjungi ruang perawatan Tasha, sama halnya dengan Elias dan kedua orang tuanya. Seperti saat ini, dimana Elias yang selalu menyempatkan waktunya sepulang kantor, menemani Tasha yang masih begitu enggan membuka matanya.
"sampai kapan kamu tidur terus, bocil.." gumam Elias
Digenggamnya tangan Tasha yang pucat, berharap ada pergerakan dari sana dan membuat mata itu kembali terbuka menatapnya dengan senyum yang mengembang manis, seperti biasa yang Tasha lakukan.
"aku bosan selama seminggu ini, biasanya jahilin kamu sampai kamu kesal.." Elias terkekeh pelan mengingat dirinya yang begitu suka menjahili Tasha
"aku rindu wajahmu yang memerah, karena aku goda.." tambahnya
Tiada henti Elias dan yang lainnya memanjatkan doa, agar Tasha bisa kembali ditengah-tengah mereka. Dan hidup dengan bahagia tanpa gangguan Darius ataupun orang lain, yang ingin mengusik kebahagiaan keluarga mereka.
"apa perlu, aku menciummu biar kamu bangun?? Ck..ini bukan negeri dongeng Tasha.." keluh Elias
Lusssy dan Agatha yang memperhatikan Elias dari luar ruangan menatap sedih, mereka tahu Elias begitu mencintai Tasha.
"aku nggak sanggup lihat Elias terpuruk seperti itu.." ujar Agatha sedih
"aku juga, mba. Semoga Tasha cepat bangun dari komanya. Dan mereka bisa hidup bahagia nantinya.." harap Lussy
"semoga Tasha melihat Elias saat ini, dan membuatnya tetap semangat untuk sembuh. Sudah cukup penderitaan anak itu, sudah waktunya dia bahagia, Lussy.."
Lussy mengangguk setuju dengan pendapat Agatha, sudah waktunya Tasha bahagia dengan apa yang selama ini ia hadapi. Cukup sudah penderitaan dan kesakitan yang diterimanya, dan saatnya ia merasakan kebahagiaannya, tentunya dengan orang-orang yang mencintainya.
🍃🍃🍃🍃
Braakk
Daniel menatap kedatangan Elias dengan datar, ia kembali membubuhkan tanda tangannya ke dokumen yang saat ini sedang diajukan sekertarisnya.
"maksud papa apa??" tanya Elias dengan kesal
Daniel menyerahkan berkas yang sudah ditandatangani ke sekertarisnya, dan memintanya untuk keluar dari ruangannya.
"ada apa-"
"papa masih tanya ada apa?? Ck!! Ini.. Papa baca sendiri.." ucap Elias
Daniel melirik ke dokumen yang ada dimejanya.
"hanya tiga hari, El. Selesai meeting disana kamu bisa pulang.."
Elias mengusap wajahnya dengan gusar, ia tidak mungkin keluar kota dan meninggalkan Tasha yang masih dalam keadaan koma. Ia tidak akan sanggup meninggalkannya, ia ingin menjadi orang pertama yang dilihat saat Tasha terbangun nanti.
" pa, aku nggak bisa ninggalin Tasha-"
"kamu tenang saja, papa dan mama yang akan mengabarimu kalau Tasha kenapa-napa. Alfino dan Lussy juga nggak akan lengah menajaga Tasha"
"tapi pa-"
"kamu percaya sama papa dan mama kan, sekarang kamu bisa bersiap-siap. sore ini kamu langsung berangkat ke Lombok.." tegas Daniel
Tanpa bisa membantah lagi, Elias pun meninggalkan ruangan papanya dengan kesal. Namun karena tidak ingin dicap tidak profesional dalam kerja, akhirnya sore itu ia berangkat ke Lombok. Menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, agar ia bisa segera pulang dan menemui Tasha secepatnya.
"dasar bucin.." kekeh Daniel
Ciehhh ada yang bucin nih🤭🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasha ( Sayangi Aku Mama) (END)
Romance"om.." "dasar bocah, sejak kapan gue nikah sama tante Lo??" geram Elias Pria tampan, dewasa, dan sedang menikmati hasil kerja kerasnya. Ia selalu kesal dengan Tasha yang selalu memanggilnya dengan sebutan om, padahal umurnya baru tiga puluh tiga. T...