Enjoy Reading
***
"Mozan!!!" Yuri masih kaget tapi dia ingat Mozan ada di dalam goa.
"Yuri ... jangan masuk. Ini berbahaya." Kyo menghentikan Yuri dan terus menjauh dari goa hingga dia menemukan 2 pengawal Baiyu yang bertugas menjaga Yuri.
"Kamu, beritahu Baiyu agar mengumpulkan semua anak-anak dan membawanya ke gunung di sana. Sekarang juga." Kyo menunjuk puncak gunung yang ada di sebelah gunung yang ditempati oleh suku ular.
"Dan kamu, akan ada bahaya muncul jadi beritahu semua yang ada di suku untuk sementara menjauh dari suku ular." Kyo memandang satu orang lainnya.
"Tapi ... bagaimana dengan Mozan?"
"Percaya padaku. Tidak akan ada yang membahayakan Mozan." Ketika dulu Kyo akan menerobos ke level 7, dia bahkan membuat topan pasir yang menyebabkan semua yang ada di sekitarnya tersapu bersih.
Kyo curiga Mozan akan menerobos ke level 8 di mana tingkat bahaya jika ada di sekitarnya akan lebih besar dari pada saat mencapai level 7. Walau dia belum tahu seberapa bahaya yang akan ditimbulkan Mozan, tapi lebih baik dia bersiap dan membawa semua orang ke tempat aman terlebih dahulu.
Kyo tidak berani mengatakan pada Yuri bahwa. Jika terobosan level kali ini berhasil, Mozan tidak hanya akan sembuh tetapi juga naik level. Namun jika gagal kemungkinan besar Mozan akan meninggal.
Krakkk!!!
Sebuah pohon besar tiba-tiba membeku dan membuat perhatian Kyo serta Yuri akhirnya kembali ke goa di mana Mozan berada.
Mereka bicara belum ada 5 menit tetapi es yang menyebar sudah semakin luas bahkan tanah di sekitar goa juga sudah ikut membeku menjadi es.
"Ayo pergi." Kyo berubah menjadi singa dan segera meletakkan Yuri ke atas tubuhnya lalu berlari menjauh dari goa.
Yuri mencengkram bulu di leher Kyo sembari melihat Es yang terus bergerak dan meluas dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
***
Di sebelah selatan.
"Kupu-kupu ...."
"Kupu-kupu ...."
"Baiklah ... baiklah ... nona muda. Ini kupu-kupu yang kalian mau." Neo membawa segerombolan kupu-kupu cantik dan memasukkan ke dalam keranjang berbentuk bulat sebesar bola basket yang di anyam Jio dengan lubang kecil sebagai ventilasi sehingga kupu-kupu tidak akan bisa lolos namun juga tidak akan mati karena kekurangan oksigen.
"Kupu-kupu ...."
"Kupu-kupu ...."
Segera Xie-Xie dan Yie-Yie melompat-lompat merasa senang mendapat mainan yang mereka inginkan.
"Telima cacih codala!"
"Maacih qaqa."
Xie-Xie dan Yie-Yie memeluk keranjang berisi kupu dengan wajah bahagia.
"Sekarang kita juga harus mengambil bunga agar kupu-kupu tidak bosan saat dia sarang." Neo menggandeng ke dua adiknya di mana sebelah tangan mereka memeluk keranjang dan sebelah lagi di pegang oleh sang kakak.
Neo membantu mereka berjalan dengan langkah yang belum stabil sambil mencari bunga yang bagus dan sesuai warna yang disukai oleh adik-adiknya.
"Caljjiii ... caljjiii ...." Xie-Xie melompat dan menunjuk ke arah daun di dekatnya. Neo segera menoleh dan mengernyit heran saat melihat daun di pohon itu seperti berubah menjadi Es.
Neo mendongak dan matahari terbit di atas kepala, bahkan ini siang dan seharusnya lagi panas-panasnya tapi kenapa ada es di daun itu?
Neo heran lalu dia melihat ternyata bukan hanya tanaman bahkan ada tanah di dekatnya yang juga berubah menjadi Es.
"Xie-Xie, Yie-Yie kemari!" Neo segera menggendong ke dua adiknya di kanan dan kiri karena melihat ada ketidaknormalan di wilayah itu. Dia lalu bergegas kembali ke goa namun malah terhalang pohon-pohon yang membeku seperti tertimbun salju di musim dingin.
"Neo!!!" Suara Jio membuat langkah Neo berhenti.
"Apa yang terjadi?" tanya Neo.
"Aku juga tidak tahu. Tapi kita karus menjauh dari gunung dulu." Jio segera mengambil alih salah satu adiknya dari tangan Neo dan mengajak mereka menuju tempat yang sudah diinstruksikan oleh Kyo.
Awalnya mereka berjalan santai tapi ketika melihat ke belakang dan Es semakin dekat. Wajah Neo dan Jio seketika menunjukkan rasa waspada.
Dari berjalan, mereka akhirnya berlari. Namun berlari sambil menggendong balita di tangan tentu tidak mudah apalagi mereka tidak bisa sepenuhnya berubah menjadi ular untuk menambah kecepatan.
Saat ke dua kakaknya berlari dengan panik. Xie-Xie dan Yie-Yie malah bersorak seperti diajak main kejar-kejaran.
"Sial ... apa sebenarnya yang terjadi?" Neo melihat gerakan es yang semakin lama semakin cepat ke arah mereka.
"Sepertinya itu ayah. Mungkin akan bangun." Jio menebak.
"Kalau mau bangun ya bangun saja. Kenapa membuat seluruh suku membeku?" Neo menggertakkan gigi dan berlari semakin cepat.
"Mana aku tahu!" Jio juga belum terlalu paham dan hanya mengikuti instruksi pengawal Baiyu yang menyuruh mereka mencari nona kecil untuk di bawa ke tempat aman.
"Neo ... awas!!!" Jio menabrak ekornya hingga membuat Neo terlempar jauh saat hampir terkena es yang menyebar.
Neo berguling dan melindungi Xie-xie agar tidak tertimpa saat jatuh. Sekejap kemudian dia berdiri dan matanya langsung melotot saat melihat Jio yang hanya berjarak beberapa centi dari Es.
"Cepat lari!!!" Jio melemparkan Yie-Yie ke arah Neo. Tahu pasti dia tidak akan bisa menghindar dari Es yang tinggal 1 cm akan membekukan kakinya.
"Jiooo!!!!" Neo berteriak dan melompat ingin menyelamatkan saudaranya. Namun, dia kalah cepat dan ada seekor harimau besar yang lebih dulu menerjang dan membawa mereka semua berlari menjauh.
"Pegang Xie-Xie dan Yie-Yie dengan erat." Baiyu memberi instruksi sebelum dia menambah kecepatan.
Segera seekor harimau berlari kencang dengan 2 balita di atas punggungnya dan 2 ekor ular yang berfungsi sebagai tali dan membelit balita itu ke perut harimau agar tidak jatuh.
***
Di sebelah barat.
Suara lolongan harimau membuat seluruh penghuni suku segera siaga.
"Ada apa?" Kimi yang sedang menyusui anaknya jagat saat Lozy masuk dan mengajaknya pergi.
Tahun ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya karena dia hamil anak harimau dan berhasil melahirkan 3 pejantan dan 1 betina. Merasa bangga karena dia tidak kalah hebat dari Yuri.
"Mozan akan menerobos jadi kita harus mencari lokasi aman." Lozy segera membawa ke 4 anaknya dan Kimi digendong oleh pejantan yang lain. Mereka berusaha bergerak secepat mungkin agar terhindar dari efek terobosan.
Saat seluruh suku sedang kacau dan berusaha menghindar. Yuri dan Kyo juga masih terus berlari dan menjauh dari Es yang menjalar semakin tebal dan semakin cepat.
Yuri melihat ke belakang di mana semua tumbuhan dan bahkan pohon-pohon besar berubah menjadi Es. Jika saja itu adalah sebuah Film makan saat ini Yuri seperti melihat Elsa dalam film Frozen yang membekukan semua yang dia inginkan.
"Yuri, Kyo."
Yuri menoleh dan melihat Baiyu dengan ke 4 anaknya.
"Ibu ...." Lalu di belakang Baiyu ada 2 anaknya Amo dan Fro yang juga berlari mengejar.
Melihat semua keluarganya selamat Yuri akhirnya bernapas lega. Lalu dia memperhatikan bahwa rombongan suku ular dan harimau semuanya juga berlari hingga dia merasa tanah bergetar karena gerakan mereka yang tergesa-gesa.
Setelah Kyo mencapai puncak gunung di sebelah suku akhirnya dia berhenti dan membiarkan Yuri turun dari atas tubuhnya. Pada saat itulah Yuri baru sadar Es yang mengejar mereka berhenti tepat di kaki gunung.
Jadi sekarang, seluruh tempat di mana suku ular berada, kini telah berubah menjadi gunung Es.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Beast Book 4
FantasySetelah menyembuhkan Mozan yang sekarat karena serangan dari Fire. Yuri memutuskan memutuskan pergi ke suku bulu burung untuk meminta penjelasan akan perbuatannya. Akan tetapi, suku bulu burung bukan suku kecil yang bisa didatangi sesuka hati. Jika...