Enjoy Reading
***
Begitu kobaran api jatuh dan ingin membakarnya. Saat itu juga Mozan sudah siap menghadapi Fire dengan seluruh kekuatannya. Mozan langsung melompat ke atas di mana Fire berada dan segera menangkis api di sekitar Yuri dan anak-anaknya.
"Yah ... kamu lumayan menjanjikan!" Fire yang masih kesal karena cemburu, segera melemparkan lagi bola api dari segala arah. Mozan berkelit dan menangkis beberapa hingga percikannya berubah seperti kembang api yang terus memercik ke segala arah.
Di dunia modern, kembang api tentu terlihat indah, tetapi saat ini meski juga terlihat indah tetap saja sangat berbahaya. Apalagi kembang api itu lebih besar hingga percikannya seperti letusan gunung yang bertebaran di seluruh langit.
Meski begitu sampai di tanah, percikan itu sudah memudar. Tapi rasa panas tetap terasa menyiksa bagi Orc level rendah. Terutama pejantan yang langsung merasa kakinya lemah di bawah tekanan kekuatan level 10 yang tidak bisa mereka hadapi.
"Aku selalu menjanjikan. Kamulah yang tidak memegang perjanjian." Mozan balik menyerang hingga membuat segala sesuatu yang terkena serangannya berubah menjadi Es. Tentu serangan yang menuju Fire segera hancur begitu tersentuh api miliknya.
"Perjanjian? Heh ... harusnya kamu berterima kasih padaku karena sudah banyak membantu." Fire terbang semakin tinggi sembari menghujani Mozan dengan api.
"Aku tidak butuh bantuanmu jika itu menyakiti pasanganku." Wajah Mozan seketika kaku saat mengingat kesedihan Yuri. Dengan hawa lebih dingin yang berpendar dari seluruh tubuh, es cepat terbentuk dan terus menjulang tinggi hingga membentuk menara.
Begitu ketinggian sudah dekat, Mozan segera melompat dan menyerang Fire dengan ganas. Fire yang tadi memasang metode menyerang sebagai pemanasan, sekarang mulai bersungguh-sungguh begitu melihat Mozan bisa menyusulnya dengan sangat cepat.
Seluruh pemandangan di langit terlihat menakjubkan. Kilatan warna merah dan biru terus bertabrakan. Bagi Orc level rendah, itu hanya seperti cahaya yang bergerak sangat cepat. Tetapi, bagi Orc di atas level 7, mereka gemetar melihat pertarungan yang sangat ganas itu.
BBBOOOMMMMM!!!!
BBBOOOMMMMM!!!!
BBBOOOMMMMM!!!!Benturan keras terus terjadi, Fire kembali terbang lebih tinggi dan Mozan melompat ke belakang ketika efek benturan itu mengenai mereka.
Ada darah yang keluar dari lengan Fire dan ada bekas terbakar yang terlihat di dada Mozan.
Untuk sejenak Fire dan Mozan berhenti, mereka saling memandang dengan wajah sama-sama tegang dan serius.
"Kita harus berpindah tempat." Fire melihat ke bawah. Di mana pegunungan sudah berubah wujud. Setengah bagian terlihat terbakar dan setengahnya tertutup oleh Es.
Jika mereka terus bertarung di sini, Fire khawatir Orc di suku bulu burung dan sekitarnya akan banyak yang terluka. Terutama betina yang lemah dan masih kecil.
"Jurang maut?"
"Tidak." Anaknya ada di jurang maut. Fire tidak akan ke sana. Maka dia segera terbang menjauh dan Mozan langsung mengikutinya.
Ingin segera memberi pelajaran pada Fire agar tidak membuat jengkel Yuri lagi.
***
"Tuan muda! Apa anda baik-baik saja." Baiyu merasa dadanya sesak dan tubuhnya gemetar. Dia hanya Orc level 4 dan ketika semakin dekat dengan lokasi pertarungan antara Mozan dan Fire. Dia baru menyadari kata lemah yang sesungguhnya.
Seumur hidup Baiyu tidak pernah merasa minder, dia juga tidak pernah merasa rendah diri apalagi rendah hati. Baiyu selalu percaya bahwa dia adalah bangsawan yang berharga dan istimewa. Baiyu selalu dipuja dan tidak pernah merasakan ketidakberdayaan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Beast Book 4
FantasySetelah menyembuhkan Mozan yang sekarat karena serangan dari Fire. Yuri memutuskan memutuskan pergi ke suku bulu burung untuk meminta penjelasan akan perbuatannya. Akan tetapi, suku bulu burung bukan suku kecil yang bisa didatangi sesuka hati. Jika...