Betina

2.2K 343 12
                                    

Enjoy Reading

***

"Kamu mengkhianati ku?" Pejantan itu menatap pasangan yang ada di depannya dengan hati hancur. Dia tidak menyangka bahwa, teman bermain sedari kecil sekarang malah merebut betina miliknya.

"Kenapa?" Pejantan itu bertanya lagi begitu mereka tidak menjawab dan yang membuatnya lebih merasa hancur adalah betina yang paling dia cintai bukan menjelaskan dan merasa bersalah tetapi malah menatapnya dengan wajah dingin seolah melihat orang asing.

Kenapa?
Apa kekurangan dirinya dari pada pejantan yang sekarang memeluk pasangannya itu?

"Aku punya kekuatan. Aku punya suku yang bisa dibanggakan. Aku punya kekayaan dan kehormatan. Sedangkan dia ... apa yang dia miliki yang tidak aku punya?" Suaranya semakin meningkat hingga matanya memerah menahan kemarahan seperti siap meledak kapan saja. Berbanding terbalik dengan pasangan yang ada di hadapannya. Tetap tenang dan menampilkan kesan tidak bersalah sama sekali. Padahal sudah jelas mereka adalah pasangan selingkuh yang terpergok oleh dirinya.

"Dia punya hati nurani, sedangkan kamu
...." Betina itu menjawab dengan wajah dingin sambil meliriknya seolah menyimpan dendam.

"Apa? Apa maksudmu? Aku Patriak di sini? Aku mengayomi semua rakyatku.  Di bagian mana aku tidak punya nurani?!!!? Semua aku jaga, semua aku lindungi."

"Teman ...."

"Diam!!!!!"

"Jangan panggil aku teman brengsek!! Tidak ada teman yang merebut pasangan temannya." Pejantan di samping betina itu langsung dihentikan omongannya bahkan setelah hanya satu kata.

"Ya ... kebetulan aku juga tidak mau memiliki teman licik dan egois seperti dirimu," balas pejantan itu dengan wajah kecewa dan malah memeluk pinggang betina di sebelahnya.

"Lepas ... kembalikan Ze padaku. Ze ... kemarilah ... aku tidak akan marah padamu. Asal kamu kembali aku akan menganggap semua tidak pernah terjadi." Pejantan itu mengulurkan tangannya dengan wajah penuh permohonan. Berharap pasangannya hanya khilaf sesaat dan akan segera kembali padanya.

Sedang temannya, dia akan membuatnya bahkan tidak pernah bisa menginjakkan kaki di sukunya lagi.

"Tidak!!! Mulai sekarang, aku akan pergi dan tinggal di suku Singa." Jawab betina itu masih dengan nada tenang.

"Lagipula mulai saat ini, AKU ZELEART MENOLAKMU SEBAGAI PASANGANKU!!"

Deg ....
Rasa nyeri yang tajam langsung terasa menusuk ke jantungnya. Pejantan yang sedari awal bertemu selalu melakukan apa pun yang di inginkan betinanya. Selalu memberikan apa pun yang di butuhkan pasangannya. Sekarang betina itu membuangnya seperti sampah setelah mendapatkan pejantan yang notabenenya adalah temannya sendiri.

"Apa karena dia sudah level 10?" tanya pejantan itu dengan tangan memegang dadanya merasa hancur berantakan. Dia level 9 dan sahabatnya itu memang baru menerobos level 10. Apakah hanya karena ini pasangannya berubah haluan?

Dia juga mau dan akan berusaha secepat mungkin menuju level 10 asal kekasihnya memberi waktu dan kesempatan. Tapi ... kenapa dia malah ditinggalkan?

"Bukankah seharusnya kamu yang paling tahu kenapa aku meninggalkan dirimu?" Zeleart masih menatap dengan dingin.

Pejantan itu mundur seperti teraniaya dengan ucapannya. "Ze ...."

"Ya ... aku meninggalkan kamu karena dia level 10 dan sebentar lagi dia akan memiliki kekuasaan yang lebih hebat darimu. Jadi ... kamu sama sekali tidak layak." Perkataan Zeleart semakin meremas hatinya.

"Sudahlah ... kami hanya ingin memberitahu padamu hal ini. Jadi mulai sekarang harap diingat bahwa. Ze ... adalah pasanganku."

"JANGAN MIMPI!!!" Pejantan itu meraung dengan kemarahan yang meledak. Tidak bisa menerima bahwa pasangannya akan meninggalkan dirinya.  Lalu secara tiba-tiba dia berubah menjadi seekor elang besar dengan api di sekujur tubuh yang melesat seperti tombak siap menembus darah dan daging pengkhianat di hadapannya.

Terdengar suara benturan yang sangat keras hingga terasa mengguncang dunia. Di mana ada api membara yang menyembur dan bertabrakan langsung dengan batu hitam hingga seperti pertemuan besi dan baja.

Untung saja betina itu sudah bertelportasi ke belakang hingga merasa aman. Namun berbeda dengan bocah 10 tahun yang ada di atas sebuah pohon besar. Dia langsung terjatuh dengan kepala terasa akan pecah terbelah ketika mendengar suara pertempuran dari Orc level tinggi.

Bocah itu hanya ingin menikmati buruan yang dia dapatkan sendirian. Dia tidak menyangka akan melihat pertengkaran orangtua dan pamannya. Dia juga tidak menyangka bahwa, orang yang selama ini dia ikuti seperti ekor tambahan, dia jadikan panutan, dan dengan gembira dia panggil dengan sebutan Paman ternyata malah mengkhianati ayahnya.

Bocah itu selain merasa sakit di kepala. Dia juga bisa merasakan sakit hati ayahnya yang sudah dikhianati oleh ibu dan pamannya.

Bocah itu merangkak berusaha mendekat dan menghentikan perkelahian itu. Namun perkelahian Orc level tinggi bukanlah sesuatu yang bisa di dekati. Jangankan melerai mereka bahkan setiap dia bergeser, bocah itu bisa merasakan kulitnya ikut tergores oleh kekuatan yang terus berbenturan antara apa dan batu yang membuat dunia terus berguncang dan bergetar mengerikan.

Entah berapa lama perkelahian itu berlangsung, seperti seabad atau sebenarnya hanya satu menit. Bocah itu tidak tahu karena tekanan kekuatan hebat membuatnya hanya bisa menatap ngeri saat dengan ke dua matanya sendiri. Dia menyaksikan ayahnya yang sekarat di tendang dengan kekuatan penuh hingga akhirnya melesat dan jatuh ke dalam jurang maut.

"AYAHHHHHH!!!!!!" Bocah itu berteriak, namun saking shok ternyata tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulutnya. Hanya sepasang tangan yang terentang bermaksud menangkap ayahnya yang menghilang ke dalam jurang yang bahkan dia tidak mengetahui dasarnya.

Air mata keluar tanpa dia sadari. Ayah yang selalu bangga dengan keberadaan dirinya sekarang malah celaka oleh temannya sendiri.

Bocah itu gemetar menahan rasa sedih dan sakit di sekujur tubuhnya. Dia ingin menyelamatkan ayahnya, tetapi dia tahu bahwa kekuatannya tidak seberapa. Jadi kali ini dia menatap ke arah di mana ibunya berada. Berharap bahwa sang ibu masih memiliki sedikit kasih sayang dan mau melihat ke jurang maut apakah ayahnya masih hidup atau sudah tiada.

Sayangnya, bahkan sebelum bocah itu sempat memanggil ataupun bergerak. Pamannya memeluk pinggang sang ibu, lalu dia berubah menjadi singa besar dan membawa ibunya pergi tanpa menoleh sama sekali.

Itu adalah pertemuan terakhir mereka.

Mereka meninggalkan bocah 10 yang awalnya memiliki kehidupan laksana surga dengan 2 orang tua yang saling mencintai dan menyayangi. Menjadi bocah yang dipaksa mandiri tanpa ayah yang memberi kekuatan atau ibu yang memberi kasih sayang.

Bocah itu berdiri kesepian dengan air mata berlinang. Merasa sakit saat menyaksikan ayahnya meninggal tanpa dia bisa membantu melawan, dan merasa hancur karena ibu yang rela meninggalkan anak demi bersama dengan pejantan yang lebih kuat dan berkuasa dari pada ayahnya.

***

Mata Fire terbuka dengan napas naik turun seperti masih merasakan kejadian yang sudah sangat lama berlalu. Wajahnya terpapar matahari dan seluruh tubuh berkeringat kepanasan.

Dia segera duduk dan memejamkan mata sejenak berusaha menenangkan diri. Karena setelah sekian lama  dia merasa tidak senang karena mengalami mimpi buruk itu lagi.

Hari itu musim panas dan Fire tidak akan pernah lupa kata terakhir yang diucapkan oleh ayahnya setelah ditemukan dalam keadaan sekarat.

"Jangan pernah percaya dan jatuh cinta pada betina."

Kata  yang sampai sekarang masih dia yakini dan pegang dengan teguh.

Fire hanya harus kuat, harus berkuasa dan harus memiliki penerus bangsa. Fire, tidak butuh betina sebagai pendampingnya.

Ya ... dia tidak butuh betina yang bisa mengecewakan dan menghancurkan hatinya.

Tapi ....

Kenapa?

Kenapa, ketika dia bisa merasa Yuri yang semakin mendekati suku bulu burung. Dadanya terasa sakit????!!!

***

TBC

Fire hanyalah korban broken home.

You Are The Beast Book 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang