Prolog

983 35 0
                                    

8 Desember 1852

Seorang bayi baru saja lahir di sebuah desa terpencil. Tangisan bayi itu menggema seiring dengan bunyi hujan yang jatuh membasahi daerah itu.

Dengan tangan yang menggenggam erat pada Ibunya, bayi itu terus menangis selayaknya bayi pada umumnya.

Banyak orang yang berkerumun, membantu dan ada juga yang hanya melihat.

"Dia sangat tampan," puji seorang wanita paruh baya yang duduk di sebelah Ibu dari bayi itu.

Ibu dari bayi itu lantas tersenyum, berterima kasih atas pujian yang diberikan.

"Saya yakin, dia akan menjadi pemuda tampan yang kuat."

Ibu dari bayi itu pun menatap putranya. Seorang putra yang nantinya akan berperan penting dalam kisahnya sendiri.

"Ya, saya pun berharap demikian."

👑

12 tahun kemudian. . . .

"Berhenti disana!"

Seorang pemuda yang sejak tadi terus berlari menghindari kejaran para pria tua itu pun kini terjebak. Dia memandang setumpuk kayu yang menghalangi jalan.

Pemuda itu berdecih. Sial, dia lupa kalau jalan ini sedang di tutup.

"Kau sudah terjebak anak muda."

Pemuda itu menghela nafas pasrah. Dia berbalik dan menatap 5 pria tua yang kini berdiri tak jauh darinya.

"Seperti yang kau lihat, aku memang sudah terjebak."

Salah satu pria tua itu pun maju selangkah. Tertawa, meremehkan pemuda yang tampak pasrah dengan jalan hidupnya.

"Serahkan nyawamu sekarang atau kau ingin 'dia' yang melakukannya?" Pria tua yang maju selangkah itu pun memberi pilihan.

Jujur saja, kedua pilihan itu bukanlah pilihan yang bagus untuk pemuda itu. Keduanya sama-sama membunuhnya, tidak ada pilihan yang menyelamatkan dirinya.

Tapi untuk saat ini, menyerah mungkin adalah pilihan yang tepat.

"Baiklah."

Para pria tua itu tersenyum senang seiring dengan langkah ringan si pemuda itu.

"Aku akan menyerahkan nyawaku."

👑

"Tuan, kami sudah menemukannya."

Seorang pria paruh baya dengan pakaiannya yang ia kenakan itu masih tampak bagus di tubuhnya. Pria itu berdiri dari singgasana miliknya lantas memandangi pengawal setianya yang berlutut di bawahnya.

"Bawa dia padaku."

Pengawal itu mengangguk singkat. "Baik Tuanku Raja," katanya menuruti perintah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong~!!

Author bawa cerita baru yang kali ini akan author bawakan setiap akhir pekan.

Author akan membuat cerita yang MURNI dari pemikiran Author sendiri.

Kisah ini adalah fiktif.

Nama, tempat, kejadian dan semua yang ada dalam cerita ini adalah IMAJINASI.

Tolong jangan samakan dengan kehidupan nyata!!

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak setiap selesai membaca cerita.

Semoga kalian menyukai cerita 7 Prince yang Author sajikan untuk kalian.

Readersku, HWAITING~!!

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

7 PRINCE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang