Mentari pagi masih menggantung rendah di cakrawala ketika kereta kuda kerajaan melaju perlahan melewati jalan berbatu menuju pelabuhan Rotterdam. Pagi itu udara cukup dingin, dengan kabut tipis menyelimuti jalanan, membuat embusan napas mereka sedikit beruap. Embusan angin laut yang lembab mulai terasa ketika gerbang pelabuhan akhirnya terlihat di kejauhan.
Jay mengenakan mantel panjang berwarna biru tua dengan bordiran emas di bagian kerah dan ujung lengan, menunjukkan statusnya sebagai pangeran. Di balik mantel itu, ia mengenakan kemeja putih bersih berkerah tinggi, dilengkapi dengan dasi sutra berwarna navy. Celananya berwarna hitam pekat, terbuat dari kain wol berkualitas tinggi, dan ia memakai sepatu bot kulit hitam yang sudah dipoles dengan rapi. Rambut hitamnya tertata sempurna, tetapi beberapa helai jatuh ke dahinya, memberikan kesan santai namun tetap berwibawa.
Sementara itu, Isabella duduk dengan tangan terlipat di pangkuannya. Ia mengenakan gaun biru pucat dengan detail renda putih di bagian leher dan pergelangan tangan. Gaun itu memiliki lengan panjang yang sedikit mengembang, memberi kesan anggun dan sesuai dengan statusnya sebagai putri. Di atasnya, ia mengenakan cape pendek berwarna putih dengan hiasan bulu halus di bagian tepi, memberikan perlindungan dari udara dingin pagi itu. Rambut pirangnya dikepang dengan rapi, dihiasi pita emas tipis di bagian ujungnya. Kakinya dibalut dengan sepatu bot putih dengan aksen emas, selaras dengan warna khas kerajaan Lunar.
Jay dan Isabella duduk berdampingan di dalam kereta, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Bagi Jay, perjalanan ini adalah awal dari petualangan baru, sebuah langkah menuju masa depan yang telah lama ia persiapkan. Namun, bagi Isabella, perjalanan ini lebih terasa seperti keputusan yang dipaksakan—sesuatu yang harus ia jalani, meski hatinya tak sepenuhnya rela.
Ketika mereka tiba di pelabuhan, angin laut menerpa mereka, membuat cape Isabella berkibar sedikit. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan kegelisahannya. Jay, yang berdiri di sampingnya, melemparkan senyum tipis sebelum menatap kapal besar di depan mereka.
"Ini dia, kapal yang akan membawa kita ke Ravellion," kata Jay, melirik Isabella dari sudut matanya.
Isabella hanya mengangguk, tetapi ekspresinya masih enggan.
Di pelabuhan, Raja Frederik turun terlebih dahulu, diikuti oleh Luca dan Matthias. Beberapa pelayan kerajaan telah lebih dulu menyiapkan barang-barang Jay dan Isabella di kapal. Kapal dagang kerajaan yang akan membawa mereka ke Ravellion telah bersandar, siap berlayar.
Raja Frederik menepuk bahu Jay dengan lembut. "Jaga adikmu baik-baik, Jay."
Jay mengangguk, menatap ayahnya dengan penuh keyakinan. Sementara itu, Isabella hanya diam, membiarkan angin laut bermain dengan helaian rambut pirangnya.
Luca mendekati Jay, menatapnya dengan penuh harapan. "Kau akan menulis surat, bukan?"
Jay tersenyum. "Tentu saja."
"Pastikan suratmu sampai. Jika perlu, aku akan mengirimkan burung terlatihku untuk mengawasimu dan Isabella di sana," Matthias berujar, ketika dia mengambil bagian untuk berdiri di sebelah Luca.
Jay tertawa kecil, menggelengkan kepalanya, merasa perkataan adiknya ini konyol. "Jangan konyol. Aku ke sana untuk belajar, bukan untuk perang."
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Selama burungku masih bisa terbang dan ingat arah pulang, aku akan tetap mengirimkannya pergi menemui kalian."
Isabella yang sejak tadi diam, mulai tertarik dengan pembicaraan ketiga pangeran itu. Isabella menatap Matthias dengan alis terangkat, tersenyum tipis. "Seolah burungmu dapat melawan angin laut," katanya.
"Burungku itu hebat. Aku akan mengajarinya melawan angin!"
"Tentu. Aku akan menantikan burungmu tiba di St.Britannia tanpa luka," ucap Isabella tersenyum geli. "Itupun jika surat yang kau titipkan tidak terjatuh dari ikatan di kakinya."

KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCES
RomanceIni adalah cerita tentang 7 pangeran tampan yang berasal dari kerajaan berbeda. 7 pangeran tampan yang siap memberikan sejuta kisah dari masing-masingnya. Ini adalah cerita yang akan membawamu menuju 7 dunia yang berbeda. Apakah kamu siap? ••••••••...